JAKARTA, duniafintech.com – Beberapa karyawan Terraform Labs yang berbasis di Korea Selatan (Korsel), perusahaan di belakang stablecoin Terra USD, yang runtuh bulan lalu dan mengguncang pasar cryptocurrency, tidak dapat meninggalkan negara itu.
Dilansir dari Bitcoin.com, Senin (27/6/2022) kemarin, seorang pejabat di Kantor Kejaksaan Agung Korea Selatan, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan beberapa staf atau karyawan Terraform Labs telah dimasukkan dalam daftar larangan terbang.
Dia menambahkan tidak bisa memberikan rincian lebih lanjut sampai setelah penyelidikan selesai.
Hal ini salah satu dampak dari masalah runtuhnya dua kripto jaringan Terra yaitu UST dan LUNA. Token pasangan UST dan LUNA, jatuh nilainya bulan lalu, memicu aksi jual dan memicu reaksi berantai yang telah mendorong beberapa institusi besar di sektor kripto ke dalam kesulitan yang parah. UST dimaksudkan untuk dipatok 1 banding 1 terhadap dolar AS.
Namun pada Mei, UST kehilangan pasaknya dari USD 1,00 yang juga berdampak pada penurunan harga LUNA, karena kedua token saling berkaitan satu sama lain.
Kerugian yang terkait dengan stablecoin juga berkontribusi pada kesulitan pada pemberi pinjaman kripto yang berbasis di AS Celsius, yang menangguhkan penarikan bulan ini, dan dana lindung nilai kripto yang berbasis di Singapura, Three Arrows Capital, yang sedang mempertimbangkan opsi termasuk penjualan aset dan bailout oleh perusahaan lain.
Melansir Liputan6.com, sebelumnya, pekan lalu, harga token LUNA 2.0 Terra berada di posisi yang lebih baik karena nilainya merangkak naik menjadi USD 11,33 atau sekitar Rp 163.729 per unit Senin lalu.
Baca juga: Ganti Kulit! Kripto Terra LUNA Jenis Baru Meluncur Jumat Ini, Dipastikan Tanpa UST
Namun, sejak itu, token LUNA baru itu turun 56,92 persen sejak tertinggi pada 30 Mei 2022. Hari ini, statistik kisaran harga 24 jam menunjukkan LUNA telah berkisar antara USD 4,84 hingga USD 5,46 per koin.
Sekitar lebih dari 13.400 cryptocurrency yang ada saat ini, kapitalisasi pasar LUNA berada di peringkat 2.806 dan telah mencapai USD 380 juta dalam volume perdagangan global selama 24 jam terakhir. Lima pasangan perdagangan teratas dengan LUNA pada 6 Juni 2022, masing-masing termasuk USDT, USD, EUR, USDC, dan ETH.
Baca juga: Baru Terbongkar, Hacker Korut Lazarus Group Lakukan Pencucian Uang di Binance
Di tengah kinerja pasar selama seminggu terakhir, sejumlah aplikasi DeFi yang pernah menjadi aplikasi yang sangat menonjol di Terra bersiap untuk bergabung kembali atau telah bergabung dengan sistem 2.0 yang baru. Ini termasuk aplikasi Terra defi seperti Valkerie Protocol, Leap Wallet, dan Astroport.
Halaman Twitter Terra baru-baru ini menjelaskan Terra Bridge Versi 2 sekarang aktif dan dengan versi terbaru.
“Pengguna dapat mentransfer aset ke (dan) dari Terra 2.0, Ethereum, Osmosis, Secret, Cosmos, (dan) Juno.” cuitan CEO Terraform Labs Do Kwon tentang pertukaran terdesentralisasi (dex) Phoenix dan aplikasi turunan stader yang diluncurkan Stader di Terra 2.0, dikutip dari Bitcoin.com, Kamis (9/6/2022).
Baca juga: Padahal Dilarang Main HP di SPBU, tapi Kok Malah Disuruh Pakai Aplikasi MyPertamina?
Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada