AMERIKA SERIKAT, 25 September 2024 – Benarkah kebijakan terbaru The Fed picu bullish Bitcoin? Bitcoin kini kembali menunjukkan eksistensinya, setelah sebelumnya sempat tergerus ke zona merah.
Pergerakan Bitcoin kini terlihat lebih stabil dan bertahan di resistance potensial US$61.000 tersengat sentimen Federal Reserve.
Pengaruh The Fed Picu Bullish Bitcoin?
Stabilitas Bitcoin yang mulai stabil tak terlepas dari pengaruh kebijakan Bank Sentral AS yang memangkas suku bunga acuan sebanyak 50 Bps.
Kebijakan The Fed memangkas suku bunga acuan ternyata membawa pengaruh besar bagi perkembangan ekonomi global tak terlepas pada industri kripto.
Bitcoin telah berhasil melewati periode genting yang dimulai dengan penurunan harga ke bawah US$58.000.
Harga Bitcoin Melonjak
Setelah berada di titik terendah US$55.600 kini harga bitcoin menjadi lebih dari US$64.000.
Pemangkasan suku bunga The Fed membawa Bitcoin berada di kisaran 4,75% – 5%.
Angka tersebut berhasil bertahan selama lebih dari setahun pada tingkat tertinggi dalam dua dekade.
Dampak kebijakan pemotongan suku bunga pertama The Fed dalam lebih dari empat tahun itu benar-benar membawa harapan besar.
Pandangan Analis
Kenaikan harga Bitcoin tak terlepas dari perhatian sejumlah analisis kripto yang ramai diberitakan, Rabu (25/9/2024).
Panji Yudha Riset Analis Ajaib Kripto menilai, peningkatan harga Bitcoin merupakan bagian dari dinamika perjalanan industri kripto.
Ditambah dengan hadirnya kebijakan The Fed dengan langkah agresifnya.
Kebijakan moneter yang lebih longgar ini kata Panji, diharapkan berdampak positif bagi Aset Kripto.
“Terutama Bitcoin dengan suku bunga rendah,” paparnya.
Investor kata Panji, akan lebih tertarik pada aset-aset dengan imbal hasil tinggi seperti Kripto.
Berdasarkan data CoinMarketcap yang diakses pada Rabu (25/9/2024), Bitcoin tampak bergerak pada level US$63,554 (Rp964 juta).
Angka tersebut melesat tinggi mencapai 1% dalam 24 jam per hari ini.
“Dan terbang 7,55% dalam sepekan perdagangan,” jelasnya.
Serta memperpanjang trend kenaikan 51,88% di sepanjang tahun 2024 ini.
Tantangan Bitcoin
Panji menilai, kedepan jika Bitcoin mampu bertahan di atas US$62.200 maka bitcoin berpotensi kembali breakout resistance US$64.000 dan menuju ke US$65.000.
Tapi perlu diingat kata Panji, apabila mengalami penurunan di bawah US$62.200, maka bitcoin kemungkinan akan melemah ke support US$60.000.
Indikator Stochastic turun ke centreline, sementara Histogram MACD Bar dalam zona bullish terbatas.
Data CoinMarketcap menunjukkan sejumlah Aset Kripto lainnya juga kompak melesat di zona hijau.
Dengan demikian, sejumlah aset kripto akan tetap mengalami kenaikan.
Diantaranya, Cardano ADA dengan menguat mencapai 4,48% dalam 24 jam, dan melesat 10,55% dalam sepekan perdagangan menuju harga US$0,369.
Bitcoin dan Ethereum tercatat menguat dengan posisi tertinggi di angka 8,16% dan 15,51%
Top market caps Aset Kripto menunjukkan pergerakan yang kompak di zona hijau.
Kekompakannya berada di zona hijau membawa perubahan dengan kenaikan angka mencapai 15,41% dalam sepekan.
Pergerakan secara berkala mengalami penguatan sebesar 2,46% pada harga US$2.647,32.
Pergerakan meningkat ditunjukkan aset kripto Solana SOL.
SOL berhasil melesat sebesar 12,16% dalam sepekan perdagangan.
Kenaikannya sebesar 0,1% dalam 24 jam pada harga US$146,51.
Aset kripto berikutnya yang turut mengalami kenaikan yakni BNB Koin.
Aset kripto ini berhasil mencatatkan kenaikan signifikan dalam sepekan.
Penguatannya berada di angka 8,52% dan sedang menguat 1,72% dalam 24 jam menuju harga US$592,90.
Laporan Consumer Confidence and Sentiment mengungkapkan, optimisme atau pesimisme masyarakat terhadap kondisi Ekonomi sangat dipengaruhi oleh kondisi nyata terkini.
Menurut Panji, jika hasilnya positif, ini bisa mendorong belanja dan memberikan dampak baik bagi aset spekulatif seperti Bitcoin.
Pada 26 September mendatang, PDB kuartal kedua dalam laporannya yang diperbaharui akan menjadi perhatian investor.
Diprediksi AS akan mencatat pertumbuhan 2,8%, peningkatan ini bisa memperkuat kepercayaan pada Ekonomi AS yang juga dapat berdampak positif pada Bitcoin.
Menanti Pernyataan Powel
Setelah pemotongan suku bunga sebesar 0,5%, pasar sangat menantikan pernyataan Gubernur Federal Reserve, Jerome Powell.
Powel dijadwalkan memberi pidato pada 26 September mendatang.
Pidato Powel tersebut dinilai berpotensi memengaruhi sentimen pasar Aset Kripto.
Sementara pada 27 September, laporan inflasi Pengeluaran dan Konsumsi Pribadi (Personal Consumption Expenditure/PCE) Inti akan terbit.
Panji menilai, jika inflasi lebih rendah dari yang diperkirakan, peluang pemotongan suku bunga lebih lanjut akan meningkat.
“Ini bisa memberikan keuntungan bagi Bitcoin dan Aset Kripto lainnya,” jelasnya.