duniafintech.com – Guna mendorong transformasi usaha dari bentuk offline menuju digital dan memajukan para pelaku UMKM di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Kemenkominfo gandeng fintech Go-Pay dengan meluncurkan Gerakan UMKM Go Online.
Tujuan Kemenkominfo Gandeng Fintech Go-Pay
Dalam meluncurkan gerakan ini, Kemenkominfo menggandeng Fintech GO-PAY, fintech terdepan bagian dari ekosistem GOJEK. Peluncuran Gerakan UMKM Go Online ini dilakukan di Pasar PSPT Tebet Timur, Jakarta Selatan pada Selasa (26/2), dan Gerakan UMKM Go Online ini sendiri akan dilakukan di 20 kabupaten/kota di Indonesia per kuartal I 2019.
“Kami di Kominfo memiliki program untuk membantu para pelaku usaha kecil untuk bertransformasi. Maka, kami datang dari pasar ke pasar, bekerja sama dengan Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo) untuk membantu agar pasar-pasar juga dapat tersentuh oleh teknologi digital,” ungkap Semuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo.
Ia menjelaskan, Kemenkominfo ingin memperkenalkan bahwa pasar pun bisa menikmati teknologi digital sehingga ada perubahan baru yang bisa dimanfaatkan.Sebagai bagian dari upaya ini, Kemenkominfo menggandeng GO-PAY dalam rangka memperkenalkan ekosistem pembayaran nontunai kepada UMKM. Melalui kerja sama ini, nantinya para pedagang di Pasar PSPT Tebet Timur serta pelaku UMKM lainnya yang dilibatkan dalam Gerakan UMKM Go Online akan bisa memanfaatkan GO-PAY sebagai salah satu alat pembayaran.
Masing-masing pelaku UMKM dalam gerakan ini akan memiliki kode QR GO-PAY yang dapat digunakan dengan mudah oleh pembeli, yaitu dengan melakukan scan kode QR tersebut melalui menu “Bayar” dalam aplikasi GOJEK.
Head of Government Relations and Policy GO-PAY, Brigitta Ratih Aryanti mengatakan bahwa teknologi pembayaran nontunai yang diperkenalkan oleh GO-PAY diharapkan dapat semakin memudahkan para pelaku UMKM dalam bertransaksi, di mana pelaku UMKM bisa memiliki pencatatan arus kas yang lebih baik dan tidak bingung dengan uang kembalian. Hal ini pun dinilai sejalan dengan harapan Kemenkominfo untuk meningkatkan kemudahan, kecepatan, dan keamanan transaksi para pelaku UMKM melalui pemanfaatan teknologi.
“Semangat Gerakan UMKM Go Online yang dibawa oleh Kemenkominfo ini pun juga sejalan dengan komitmen GO-PAY untuk terus memberdayakan UMKM dan meningkatkan ekonomi Indonesia dari piramida terbawah.
Sebelumnya GO-PAY sendiri juga telah menggandeng 300.000 rekan usaha di mana 40% di antaranya adalah UMKM. Para pelaku UMKM disini termasuk para pedagang di 20 Pasar Modern di Jabodetabek termasuk salah satunya Pasar PSPT Tebet Timur ini,“ ungkap Brigitta.
Pak Yanto, pedagang Es Podeng yang juga merupakan mitra UMKM GO-PAY, pun mengungkapkan bahwa sistem pembayaran nontunai sangat memudahkan dirinya terutama pada saat jam-jam ramai. “Perbedaannya adalah kalau lagi ramai dan sibuk, kita tidak perlu ribet dengan uang kembalian, jadi transaksinya juga bisa lebih cepat.
Selain itu, kalau ada yang bayar pakai GO-PAY, uangnya langsung masuk ke aplikasi saya jadi saya bisa cek semuanya dan lebih rapi pencatatannya,” ungkap Yanto yang ditemui di Pasar PSPT Tebet Timur. Ia pun menambahkan bahwa sebagian besar pembelinya menggunakan GO-PAY sebagai alat pembayaran untuk membeli Es Podengnya.
Selain GO-PAY, Gerakan UMKM Go Online ini juga melibatkan pelaku digital lainnya seperti e-commerce.
“Kami sangat senang atas dukungan yang diberikan oleh Kemenkominfo dan mengapresiasi kolaborasi yang terjalin dalam gerakan ini. GO-PAY percaya bahwa melalui kolaborasi kita dapat bersama-sama membangun ekosistem yang kuat dan pada akhirnya akan ada lebih banyak lagi lapisan masyarakat yang dapat kita bantu tingkatkan perekonomiannya,” ujar Brigitta.
Sebelumnya, GO-PAY juga telah melakukan upaya serupa dalam memajukan pelaku UMKM melalui kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk dengan pemerintah daerah, seperti pemberian pelatihan UMKM kepada para pelaku UMKM binaan Pemerintah Kota Semarang. Kode QR GO-PAY juga telah dimanfaatkan untuk bertransaksi di berbagai jajanan kaki lima di Semarang, seperti Pusat Kuliner Semawis, serta para pelaku UMKM di Kabupaten Belitung.
-Romy-