Site icon Dunia Fintech

Kenali Urutan dalam Memilih Saham Bank Agar Untung Maksimal

Kenali Urutan dalam Memilih Saham Bank Agar Untung Maksimal

Kenali Urutan dalam Memilih Saham Bank Agar Untung Maksimal

JAKARTA, 20 Oktober 2024 – Urutan dalam memilih saham bank patut untuk diketahui. Laba bank selama periode Januari hingga September 2024 diperkirakan akan sesuai atau bahkan sedikit melampaui ekspektasi, didorong oleh performa yang kuat sepanjang Januari-Agustus 2024.

Laba bank (hanya bank) dari BCA (BBCA), BRI (BBRI), dan Bank Mandiri (BMRI) pada periode tersebut sedikit lebih tinggi dari tren historis mereka.

Sementara itu, laba bank-bank kecil hingga menengah pada periode yang sama sedikit lebih rendah dari biasanya, namun diprediksi akan mengalami percepatan pada September.

Faktor pendorongnya adalah peningkatan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) akibat penurunan biaya dana (cost of fund/CoF) serta meningkatnya likuiditas menyusul penurunan suku bunga Bank Indonesia.

Secara keseluruhan, laba (hanya bank) selama Januari-Agustus 2024 mengalami peningkatan sebesar 6,7% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 5,7% yoy.

Kenaikan tersebut dipicu oleh penurunan biaya kredit, terutama di kalangan bank-bank besar (Big-4).

Urutan dalam Memilih Saham Bank

BCA mencatatkan pertumbuhan laba tercepat, naik 13,5% yoy pada periode Januari-Agustus 2024 dibandingkan dengan 12,4% yoy pada Januari-Juli 2024. Sedangkan BRI menunjukkan percepatan pertumbuhan laba menjadi 4% yoy, dari sebelumnya 1,8% yoy, seiring dengan penurunan biaya kredit (cost of credit/CoC).

Menurut riset dari RHB Sekuritas yang ditulis oleh analis Andrey Wijaya dan David Chong, bank-bank kecil hingga menengah seperti BBTN dan Bank BJB (BJBR) mengalami kinerja di bawah industri, akibat penurunan NIM yang disebabkan oleh kenaikan CoF.

Meskipun pertumbuhan kredit melambat dan NIM tetap stabil secara bulanan pada Januari-Agustus 2024, laba operasi pra-pencadangan (pre-provisioning operating profit/PPOP) mengalami sedikit peningkatan, tumbuh sebesar 7,8% yoy dibandingkan dengan 7,7% yoy pada Januari-Juli 2024.

Peningkatan ini didorong oleh kenaikan pendapatan non-bunga (non-II) pada periode tersebut. BRI mencatatkan pertumbuhan PPOP paling tinggi, sebesar 15,8% yoy, diikuti oleh BCA dan Bank Mandiri dengan masing-masing 12,2% dan 6,6% yoy.

Rekomendasi Saham dan Target Harga

Pertumbuhan kredit sektor perbankan selama Januari-Agustus 2024 melambat menjadi 12,9% yoy, dibandingkan dengan 13,8% yoy pada Januari-Juli 2024. Meskipun begitu, pertumbuhan ini masih berada di atas target yang ditetapkan manajemen.

Sebagian besar bank, kecuali BCA, mengalami perlambatan pertumbuhan kredit secara bulanan. Bank Mandiri menjadi yang tercepat dalam hal pertumbuhan kredit, mencapai 22,6% yoy, jauh di atas rata-rata sektor perbankan yang sebesar 12,9% yoy.

Pemotongan suku bunga Bank Indonesia pada Agustus belum berdampak langsung pada biaya dana (CoF) karena adanya jeda waktu. “Kami memproyeksikan tambahan pemotongan suku bunga BI sebesar 50 basis poin pada akhir tahun dan 100 basis poin lagi pada 2025, yang akan berpotensi memperluas NIM,” ujar Andrey.

Dia juga menjelaskan bahwa bank dengan likuiditas yang lebih ketat akan mendapatkan manfaat lebih besar dari ekspansi NIM seiring tren penurunan suku bunga Bank Indonesia.

RHB tetap mempertahankan peringkat overweight (O/W) untuk sektor perbankan, dengan urutan prioritas yaitu BRI (BBRI), BNI (BBNI), Bank Mandiri (BMRI), dan BTN (BBTN).

Rekomendasi untuk saham bank-bank tersebut adalah beli (buy). Target harga untuk saham BBRI adalah Rp5.900, BBNI Rp6.220, BMRI Rp8.100, dan BBTN Rp1.570.

Exit mobile version