JAKARTA, duniafintech.com – Tahun 2022 terlihat mulai marak tersiar statup fintech bergerak cepat untuk dapat menggandeng bank. Tahun ini juga ramai akan kemunculan beberapa platform fintech (teknologi finansial) dengan pengaruh besar untuk Indonesia seiring valuasi mereka yang semakin besar pula. Perusahaan fintech banyak yang melakukan akuisisi terhadap bank, karena hal tersebut dilakukan untuk memperbesar ekosistem dari jasa layanan fintech itu sendiri.
Perusahaan fintech membutuhkan waktu yang panjang dan uang yang besar untuk mendapatkan lisensi. Dengan melakukan akuisisi bank walaupun bank kecil. maka proses itu bisa jauh lebih cepat.
“Posisi startup menjadi lebih kuat sebagai penyedia jasa keuangan yang legal. jadi bisa berkompetisi dengan jasa keuangan konvensional lainnya,” ungkap COO & Portofolio Director MDI Ventures, Sandhy Widyasthana, yang dikutip dari CNBC.
“Jadi kalau dilihat awalnya startup itu hanya mendisrupsi dari satu sisi saja, metode pembayaran, customer on boarding, pinjaman, dan lainnya, tapi setelah akuisisi bisa mendapatkan izin yang dibutuhkan,” tambahnya.
Sebenarnya semenjak tahun 2021 sudah banyak perusahaan fintech yang bergerak cepat dengan menggandeng bank kecil, dengan tujuan membuat perusahaan fintech ini semakin cepat dalam penetrasi pasar.
Selain itu gerakan mengejar akuisisi ini dinilai bukanlah hanya sebuah aksi ‘bakar uang’, pasalnya perusahaan itu harus menggelontorkan sejumlah dana untuk meraih customer yang lebih banyak.
Hampir semua startup fintech membutuhkan traksi, berupa pertumbuhan pengguna dan upaya mempertahankan jumlah pengguna bulanan demi mendongkrak valuasi. Oleh sebab itu, menyajikan layanan finansial lain, termasuk layanan perbankan hanyalah salah satu strategi. Platform bisa saja mengambil cara lain, yaitu membangun layanan lain di luar produk finansial, misalnya membuat aplikasi kasir digital, pencatatan keuangan, invoicing, innovative credit scoring, dan lain-lain.
Sebagai contoh, sebuah platform fintech tadinya hanya menyajikan bisnis pinjaman ke UMKM. Ternyata, setelah melihat banyak UMKM butuh aplikasi pencatatan keuangan digital, platform fintech kepincut ingin ikut mengembangkan dan menawarkan solusi tersebut. Ini bertujuan membuat UMKM betah bertahan menjadi pengguna di dalam platform fintech.