Site icon Dunia Fintech

Inilah Kesalahan Mengatur Keuangan yang Harus Dihindari Pengantin Baru

kesalahan mengatur keuangan pengantin baru

Kesalahan dalam mengatur keuangan sering dilakukan oleh para pengantin baru. Hal itu memang kerap terjadi karena masalah keuangan menjadi salah satu tantangan yang paling rumit di dalam sebuah rumah tangga, terutama bagi pengantin baru alias mereka yang baru menikah.

Biasanya, banyak dari pasangan yang tidak melihat kompatibilitas keuangan mereka saat baru memulai masa pacaran. Akibatnya, sering terjadi adu pendapat saat pada saat mereka menikah dan harus menyatukan keuangan.

Terkait hal itu, di bawah ini sudah dirangkum beberapa kesalahan dalam mengatur keuangan yang harus dihindari oleh pengantin baru.

Beberapa kesalahan mengatur keuangan yang harus dihindari oleh pengantin baru:

  1. Menggabungkan keuangan sebelum menikah

Kesalahan pertama dalam mengatur keuangan pada daftar ini adalah menyatukan keuangan sebelum menikah. Cara ini pun sejatinya tidak sepenuhnya keliru karena dengan melakukan hal tersebut, tiap pasangan bakal lebih memahami tentang pentingnya mengatur keuangan mereka setelah menikah.

Akan tetapi, misalnya, jika saat masih dalam status pacaran, tentu selalu ada kemungkinan berpisah. Kondisi itu tentu saja bakal menyulitkan. Pasalnya, dapat dipastikan bahwa keuangan yang dikumpulkan di satu wadah yang sama akan menjadi satu titik permasalahan pada suatu waktu.

Lantas, lahirlah perdebatan terkait siapa yang berutang berapa dan siapa yang harus membayar berapa. Maka dari itu, sangat disarankan untuk menunggu hingga benar-benar menikah, lalu barulah mulai untuk menyatukan keuangan sepenuhnya dengan pasangan.

  1. Tidak memiliki rencana keuangan jangka panjang

Rencana keuangan jangka panjang penting untuk dibuat bersama pasangan, baik itu mengenai perencanaan dana pensiun, kepemilikan rumah, maupun warisan yang bakal diberikan nantinya untuk anak. Perencanaan keuangan harus dilakukan sejauh itu agar kehidupan dengan pasangan ke depannya dapat lebih terarah dan berada di jalur yang semestinya.

Di samping itu, melakukan perencanaan keuangan juga bakal lebih mudah untuk bersikap dan mengambil tindakan/keputusan, baik sendiri maupun bersama-sama. Dalam hal ini, penting untuk mendiskusikan rencana keuangan jangka panjang bersama pasangan, termasuk timeline dan masalah yang mungkin bakal dihadapi pada masa mendatang. Jika memadai, membicarakan hal-hal semacam itu bahkan juga harus dilakukan sebelum menikah.

  1. Menutup diri dari diskusi keuangan

Berikutnya, kesalahan mengatur keuangan yang juga sering dilakukan oleh pengantin baru, yakni menutup diri untuk berdiskusi soal keuangan bersama pasangan mereka. Karena itu, jangan pernah diam untuk mengungkap berapa jumlah penghasilan, termasuk mengenai utang dan juga goals keuangan yang diangan-angankan.

Guna menjalani kehidupan sebagai pengantin baru yang bahagia, tentu perlu berterus terang kepada pasangan dan jangan sampai menutup diri, apalagi menyembunyikan semua permasalahan meskipun itu sejatinya bukanlah tanggung jawab pasangan. Pasalnya, setelah menikah, semua permasalahan yang dialami, mulai saat masih lajang sampai setelah mengucap akad pernikahan, menjadi milik dan juga harus diselesaikan bersama.

  1. Berbohong kepada pasangan

Berbohong kepada pasangan adalah perihal yang pelik. Hal itu merupakan sebuah kesalahan yang kerap kali dilakukan oleh pasangan suami-istri, baik yang masih menjadi pengantin baru atau bahkan yang sudah lama menikah. Sebagai contoh, saat membeli sesuatu atau barang yang bukan suatu kebutuhan di mal dan tidak mengatakannya sama sekali kepada pasangan, bahkan menyembunyikannya secara diam-diam, tindakan seperti itu akan menjadi bumerang.

Kalau ternyata kebohongan itu terbongkar tiba-tiba, hal itu bahkan dapat menjadi masalah serius dalam suatu hubungan terkait keuangan.

  1. Menolak mengatur anggaran

Kunci keberhasilan finansial adalah anggaran. Jumlah penghasilan yang diperoleh tidak akan akan membuat seseorang atau pasangan mampu mencapai kebebasan finansial jika menolak memiliki rencana financial budget. Demikian halnya saat seseorang sudah mulai hidup berkeluarga bersama pasangannya. Kalau ia menolak untuk membuat sebuah anggaran, sistem keuangan di dalam rumah tangganya bersama pasangannya dipastikan bakal kacau.

Tentu saja antara seseorang dan pasangannya akan memiliki prioritas keuangan yang berlainan. Karena itu, menjadi penting untuk mengatur anggaran bagi kedua belah pihak dalam rangka mencapai kata kompromi dan sepakat. Hal tersebut akan menghindarkan mereka dari adanya ketimpangan finansial demi kehidupan yang lebih baik di masa depan.

Terlebih lagi kalau sudah punya banyak anak, yang makin lama pasti membutuhkan banyak hal untuk menunjang hidup mereka.

  1. Menggunakan kartu kredit untuk bulan madu

Menjadi harapan semua orang untuk tidak memulai kehidupan sebagai pengantin baru dengan banyak utang, termasuk di bank atau jenis kredit keuangan lainnya. Namun, para pengantin baru nyatanya masih banyak melakukan kesalahan mengatur keuangan yang satu ini.

Pasalnya, masih banyak di antara mereka yang rela berutang demi pernikahan yang super mewah dan mengesankan, bahkan berutang agar dapat berbulan madu ke luar negeri. Akibatnya, pasangan pengantin baru itu memiliki masalah baru saat memulai kehidupan berumah tangga, yakni beban membayar utang.

Maka dari itu, untuk mereka yang hendak menikah, sangat disarankan untuk tidak menggunakan kartu kredit guna membayar kebutuhan dan fasilitas pernikahan nantinya. Kemudian, sebaiknya juga hindari penggunaan kartu kredit untuk membayar tiket perjalanan dan akomodasi untuk bulan madu.

Dalam hal ini, usahakan untuk membayar tunai semuanya sehingga tidak perlu lagi memikirkan utang yang akan berjalan selama bertahun-tahun lamanya, bahkan setelah punya anak. Pasalnya, tiap pasangan harus mempersiapkan kebutuhan darurat dan tagihan lainnya, misalnya listrik, air, pendidikan anak, dan cicilan rumah.

  1. Tetap pisahkan keuangan saat sudah menikah

Apabila sebelum menikah kesalahan yang dilakukan adalah menggabungkan keuangan dengan pasangan maka setelah menikah perlakuan itu sebaiknya dilakukan. Adapun alasan untuk perlu memisahkan keuangan setelah menikah, di antaranya karena ada pengeluaran personal yang berlebihan, baik sendiri maupun dengan pasangan.

Namun, pemisahan anggaran ini tidak perlu dilakukan jika memang masalah ini dapat dibicarakan dan dicari jalan keluarnya bersama pasangan.

  1. Tidak bekerja sebagai tim

Memutuskan untuk menikah berarti siap untuk menjalani kehidupan berdua. Termasuk juga bersama-sama mencari solusi untuk setiap masalah, khususnya terkait keuangan. Dalam hal ini, sedapat mungkin untuk menghindari pengeluaran yang berlebihan, menyembunyikan segala pengeluaran dari pasangan, apalagi tidak ada upaya untuk mencapai tujuan keuangan bersama.

Karena itu, bekerjalah sebagai tim, yakni susah senang bersama dan berusaha keras juga bersama-sama. Hal itu bisa dilakukan mulai dari membahas anggaran dan pengeluaran rutin setiap minggu sampai mengawasi rekening dan investasi secara cermat.

 

Penulis: Kontributor
Editor: Anju Mahendra

Exit mobile version