Site icon Dunia Fintech

10 Kesalahan Trader Saham Pemula yang Wajib Dihindari

Saham yang Bagus untuk Pemula

Meski investasi saham memang sangat menguntungkan, tetapi ada beberapa kesalahan trader saham pemula yang wajib untuk dihindari. Saham atau stock sendiri adalah salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer.

Saham artinya tanda penyertaan modal individual atau badan usaha dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan penyertaan modal ini, pihak itu punya klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Di sisi lain, bagi pihak perusahaan, menerbitkan saham menjadi salah satu pilihan pendanaan perusahaan. Selain itu, saham juga merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor sebab mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. 

Secara umum, terdapat dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham. Pertama, berupa dividen, yakni pembagian keuntungan yang berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan.

Dividen ini diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Untuk mendapatkan dividen, investor mesti memegang saham itu dalam kurun waktu yang relatif lama, yakni hingga investor diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.

Adapun dividen yang dibagikan oleh perusahaan dapat berupa dividen tunai. Itu berarti, investor diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham. Bisa juga berupa dividen saham berupa sejumlah saham yang menambah jumlah kepemilikannya.

Keuntungan kedua adalah berupa capital gain, yaitu selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain ini terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Contoh, Anda sebagai investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp3.000, lalu menjualnya dengan harga Rp3.500 per saham. Itu berarti, Anda memperoleh capital gain sebesar Rp500 untuk setiap saham yang terjual.

Kesalahan Trader Saham Pemula yang Harus Dihindari

Untuk menghindari kesalahan-kesalahan di bawah ini, trader pemula harus punya pengetahuan yang cukup, rajin mengamati kondisi makro ekonomi, serta sabar agar bisa menghindarkannya dari kegagalan. Kesalahan-kesalahan itu adalah sebagai berikut.

  1. Tidak diversifikasi, hanya terpaku pada satu saham

Kesalahan trader saham pemula yang pertama adalah ia hanya terpaku pada satu saham. Hal itu sangat berbahaya sebab dapat membuatnya menjadi tidak rasional dalam menilai sahamnya.

Penyebabnya adalah ketika trader pemula ini sudah jatuh cinta kepada sebuah saham, ia cenderung mengabaikan hal buruk tentang saham. Bahkan, ia pun hanya ingin mendengar hal-hal baik saja (confirmation bias), padahal faktanya adalah tiap-tiap saham punya kondisi fluktuasinya masing-masing. 

Karena itu, bagi trader pemula, sebaiknya gunakanlah saham sebagai media atau alat yang dapat menuntunmu kepada tujuan keuangan dan jangan terlalu terpaku padanya. Di samping itu, harus selalu jeli melihat sisi baik dan buruknya karena pada akhirnya saham itu tetap akan dilepas.

Trader pemula pun harus paham bahwa setiap produk investasi memiliki risiko untuk gagal, termasuk saham. Oleh sebab itu, diversifikasi atau berinvestasi di sejumlah instrumen investasi sangat penting dilakukan, dengan tujuan agar saat ada salah satu investasi gagal, masih ada yang lain sehingga uang tidak benar-benar hangus dan dapat memperoleh keuntungan dari produk investasi yang lain.

  1. Abai atau tidak paham sisi fundamental

Adapun fundamental perusahaan mestinya menjadi analisisi dasar saat seorang trader memutuskan untuk membeli sebuah saham. Namun, banyak investor yang lebih suka melihat tren sesaat dalam analisis teknikal sehingga ini menjadi kesalahan para trader pemula yang kedua.

Keinginan untuk menghasilkan profit cepat di pasar modal membuat trader cenderung mengabaikan fundamental perusahaan, padahal laba-rugi perusahaan yang menjadi pemicu harga saham sangat bergantung pada fundamental perusahaan.

  1. Terjebak saham murah yang tidak potensial

Trader sering kali ingin memperoleh barang dengan harga semurah mungkin dan menjualnya dengan harga setinggi mungkin. Hal itu memang sering terjadi dalam investasi saham dan menjadi kesalahan trader pemula yang ketiga.

Ada sebuah fakta di balik saham dengan harga murah, yakni saham itu sebenarnya berasal dari perusahaan yang tidak bagus. Trader pemula pun cenderung membeli banyak saham recehan dengan harapan mendapatkan banyak keuntungan.

Padahal, return of investment (ROI) tidak bergantung pada banyaknya jumlah lembar saham yang ia pegang, tetapi dari masa depan perusahaan yang sahamnya ia pegang. Karena itu, dalam hal ini penting untuk memilih saham yang potensial, khususnya bagi trader pemula.

  1. Terjebak transaksi jangka pendek yang berisiko

Memang, sepintas lalu transaksi jangka pendek (short selling) tampak menggiurkan, tetapi transaksi seperti ini sejatinya sangat menguras waktu, energi, emosi, dan berisiko tinggi, sebagaimana fluktuasi pasar modal sangatlah cepat. 

Dalam hal ini, kontrol emosi perlu dimiliki agar dapat melakukan transaksi pada saat yang tepat. Karena itu, bagi trader pemula, kesabaran adalah sikap yang penting, terlebih lagi untuk hasil maksimal, saham hampir selalu menghasilkan ROI positif dalam jangka panjang, yakni di kisaran tiga tahun atau lebih.

  1. Tidak peduli portofolio

Kesalahan trader saham pemula berikutnya adalah tidak memonitor portofolio saham yang dimilikinya, berapa pun besarnya. Padahal, tujuan dari monitoring ini adalah agar apabila saham perusahaan yang dimiliki semakin bagus kinerjanya, ia dapat menambah portofolio sehingga potensi keuntungan semakin baik.

Akan tetapi, kalau pun harga saham turun, ia tidak terlambat mengambil keputusan untuk menjualnya.

  1. Takut rugi berlebihan

Ada dua hal yang sama-sama berbahaya dalam investasi saham, yakni terlalu berani dan terlalu takut rugi. Salah satu kebiasaan trader yang keliru, yakni gemar mencairkan profit kecil-kecilan, tetapi enggan untuk menanggung rugi dengan cut loss pada saham-saham yang nyatanya terus tenggelam. 

Hal lain yang harus diperhatikan, yakni saat harga saham turun drastis, jangan terus mempertahankannya dengan harapan harganya akan kembali naik sebab hal itu justu akan membuat makin merugi.

  1. Mudah terpengaruh dan panik

Panic selling adalah peristiwa yang terjadi karena para investor panik akan kejatuhan harga saham. Dalam fenomena panic selling, para investor ingin segera melepas sahamnya tanpa peduli harganya karena takut harganya akan semakin jatuh.

Menjadi salah satu kesalahan trader pemula, hal ini sering kali terpicu oleh emosi dan ketakutan ketimbang analisis yang rasional. Karena itu, sebagai trader pemula, jangan lakukan kesalahan itu.

Dalam hal ini, hindarilah menjual saham karena panik. Upayakan juga untuk menganalisis potensi saham yang ingin dijual: apakah secara fundamental saham ini masih layak dipegang?  Kalau benar, tidak penting untuk menjualnya dengan harga yang murah.

  1. Membeli saham saat harga anjlok

Meski harga saham yang murah memang terlihat menggiurkan, tetapi hal itu sebaiknya dihindari karena harga saham yang anjlok tentu punya alasan dan disebabkan oleh suatu masalah.

Karena itu, sebaiknya trader pemula dapat melakukan analisis dan tahu cara trading saham untuk menghindarinya agar tidak rugi.

  1. Tidak tahu kapan harus keluar

Sebagaimana yang disebutkan sebelumnya, investasi yang menguntungkan jelas berjangka panjang dan diperlukan kesabaran untuk mendapatkan hasilnya. Namun, trader saham pemula juga harus tahu kapan waktunya untuk keluar atau melepaskan saham kita.

Contoh, apabila ternyata perusahaan tempat ia berinvestasi terancam bangkrut, segeralah keluar. 

  1. Kurang riset

Kesalahan trader saham pemula selanjutnya adalah pengetahuan yang kurang mencukupi terkait investasi. Dalam hal ini, jangan sampai mengikuti saran ataupun prediksi dari pihak-pihak yang kurang kompeten dan tidak melakukan riset pasar secara mendalam. 

Tidak ada yang bisa menjamin 100 persen sebuah investasi akan berakhir sukses atau gagal sehingga upayakanlah untuk selalu melakukan riset dan pahami instrumen investasi yang dipilih.

Dalam hal ini, cari tahu secara lengkap informasi mengenai tempat untuk mengalokasikan dana. Pastikan pula bahwa produknya sudah mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar terhindar dari investasi bodong.

 

Penulis: Kontributor

Editor: Anju Mahendra

Exit mobile version