Site icon Dunia Fintech

Keuangan tidak Sehat? Ini Tips untuk Mengatasinya bagi Karyawan

keuangan tidak sehat

Kondisi paycheck to paycheck atau hidup dari gaji ke gaji sehingga keuangan tidak sehat banyak menimpa para karyawan. Dalam hal ini, boleh jadi fasenya adalah sebagai berikut: baru menerima gaji, banyak uang, kemudian habis. Lalu, pada tanggal tua, merana, dan kembali menghitung hari kapan gajian.

Padahal, sejatinya kondisi itu dapat diatasi dengan satu hal saja, yakni mengatur keuangan dengan lebih baik. Gaji sendiri memang relatif sebab kadang bisa kecil, bisa pula besar. Yang terpenting di sini adalah cara atau keterampilan untuk mengatur keuangan sehat.

Cara mengatur keuangan sehat adalah langkah yang dinilai cukup efektif dalam menekan pengeluaran tanpa mengabaikan kebutuhan atau hal penting lainnya. Bagi setiap orang, pengeluarannya juga tentu berbeda-beda.

Pasalnya, ada orang yang harus menafkahi keluarga, bayar cicilan utang, dan ada juga yang 100 persen terbebas dari utang sekaligus tidak punya tanggungan. Kata “mengatur keuangan” sendiri sering ditafsirkan sebagai aktivitas yang menekan gaya hidup.

Boleh jadi hal itu memang benar, tetapi bukan berarti sama sekali tidak boleh piknik atau membeli sesuatu yang diinginkan. Maka dari itu, di bawah ini akan dipaparkan tips atau langkah untuk memperbaiki dan mengatur keuangan yang sudah telanjur tidak sehat.

Cara Mengatur Keuangan yang Telanjur tidak Sehat

  1. Perkecil rasio utang

Utang pada dasarnya memang menjadi penyebab atau faktor utama dari tidak sehatnya keuangan seseorang. Rat-rata, hal itu terjadi karena rasionya yang besar, yakni lebih dari 30%.

Karena itu, cobalah menghitung berapa cicilan yang harus dibayar setiap bulannya. Lalu, buatlah daftar yang terdiri atas besarnya utang total, besarnya bunga, berapa cicilannya, berapa lama lagi lunasnya, dan kepada siapa berutang.

Daftar itu memang harus panjang dan detail sebab seseorang akan dapat memperoleh gambaran betapa tidak sehatnya kondisi keuangannya sehingga ia dapat membuat rencana untuk memperbaiki dan mengatur keuangannya.

Usai daftar itu dibuat maka cobalah lihat berapa total cicilannya, apakah melebihi 30% dari penghasilan rutin. Kalau jawabannya iya, boleh jadi inilah yang menjadi “penyakit”’-nya. Dalam hal ini, segera cari solusi untuk dapat mengurangi rasio utang sampai di bawah 30%. 

Langkah berikutnya dari tips pertama ini adalah memprioritaskan dana untuk melunasi utang. Bagi Anda yang punya utang, ada baiknya untuk segera mengalokasikan dana untuk pelunasannya sebagai prioritas setiap bulan. 

Sebagai contoh, kurangi anggaran hiburan atau hangout untuk melunasi utang itu. Cara lainnya adalah dengan mengalokasikan anggaran ke pos investasi untuk melunasi utang. 

Yang paling penting adalah menghindari penggunaan kartu kredit atau pengajuan utang lainnya apabila pinjaman yang sebelumnya belum terbayarkan. Pasalnya,  jangan sampai akhirnya terlilit utang dan seluruh perputaran keuangan pun akhirnya ikut terganggu.

  1. Catat dan pantau cash flow

Ciri keuangan yang sehat, antara lain, adalah cash flow yang positif. Adapun cash flow adalah kelancaran antara uang masuk dan uang keluar. Apabila pengeluaran lebih besar ketimbang pemasukan, hal itu berarti cash flow Anda negatif.

Sebaliknya, kalau pemasukan lebih besar ketimbang pengeluaran, itu berarti cash flow positif hal itu pula yang disebut sebagai kondisi keuangan yang sehat.

Namun, agar dapat menentukan positif atau negatifnya, Anda perlu untuk membuat catatan pengeluaran dan pemasukan dalam satu bulan. Nantinya akan tampak bagaimana kondisinya, apakah pengeluaran lebih besar ketimbang pemasukan.

Apabila pengeluaran sama dengan atau memang lebih besar ketimbang pemasukan, maka Anda perlu untuk segera mengatur keuangan. Terkait hal itu, carilah di bagian mana dalam pengeluaran Anda yang memiliki porsi besar, lalu cermati, apakah memang perlu sebesar itu dan bisakah dikurangi. Kemudian, teliti pula bagian lainnya yang mungkin dapat membuat Anda rugi berkepanjangan.

  1. Buat tujuan keuangan dan disiplin

Kondisi keuangan yang tidak sehat juga dapat disebabkan oleh tidak adanya tujuan keuangan. Bagi Anda, barangkali, hidup cukup dengan falsafah “Just go with the flow”. Meski tidak sepenuhnya salah, tetapi penting diketahui bahwa hidup tanpa tujuan, termasuk dalam hal keuangan, memang membuat seseorang akan di situ-situ saja.

Tujuan keuangan sendiri sangat penting untuk dimiliki agar dapat maju dan lebih baik lagi. Setelah ada tujuan keuangan, barulah tentukan jangka waktu dan instrumen investasi yang pas agar dapat mewujudkan tujuan itu.

Hal-hal semacam menikah, hendak lanjut sekolah ke jenjang berikutnya, liburan ke luar negeri, beli mobil baru, beli rumah, sampai ingin umrah adalah sesuatu yang disebut sebagai tujuan keuangan.

Karena itu, tentukan terlebih dahulu, baru kemudian tanyakan kapan ingin mewujudkannya. Dengan adanya tujuan, hidup Anda akan lebih fokus dan tertarget. Anda pun akan termotivasi untuk mengatur keuangan lebih baik dan akhirnya dapat menyehatkan kondisi finansial.

  1. Investasi

Bagi Anda yang tidak memiliki utang, mulailah untuk berinvestasi sejak muda. Sudah begitu banyak pilihan investasi dengan risiko rendah dan cocok untuk pemula saat ini, misalnya saja reksa dana. 

Reksa dana menempatkan seluruh investasinya pada produk efek pasar uang. Oleh sebab itu, reksa dana dapat menjadi pilihan investasi risiko rendah, tetapi dengan potensi keuntungan yang juga terbatas atau tidak terlampau besar. 

  1. Buat perencanaan hari tua

Agar memotivasi untuk tetap disiplin mengatur keuangan, buatlah perencanaan hari tua atau ketika memasuki masa pensiun nanti. Dalam hal ini, mulailah untuk mempersiapkan dana pensiun dari sekarang. 

Misalnya saja dengan mengikuti bergantung pada Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), baik dari perusahaan atau asuransi jiwa. Cara lainnya dengan memanfaatkan dana tabungan yang sudah berjalan hingga saat ini. Artinya, dana tabungan itu tidak bisa digunakan sama sekali baik untuk liburan, membeli kendaraan, dan kebutuhan lain.

 

Penulis: Kontributor

Editor: Anju Mahendra

Exit mobile version