JAKARTA, duniafintech.com – Kisah Salah satu negara yang juga terjangkit Covid-19 adalah Korea Utara yang dipimpin Kim Jong Un.
Kisah Kim Jong Un sebagai presiden justru memiliki kebijakan yang berbeda, dalam menangkal Covid-19.
Kasus Covid-19 di Korea Utara tengah meledak.
Negara pimpinan Kim Jong Un ini, akhirnya melaporkan kasus pertama Covid-19 pada pertengahan Mei tahun ini.
Padahal negara ini belum menjalankan program vaksinasi Covid-19.
Bahkan disebut-sebut belum memiliki standar medis untuk infeksi virus SARS-CoV-2.
Pemerintah Korea Utara dilaporkan sejauh ini masih menolak bantuan medis dari negara-negara lain.
Pemerintah justru meminta warganya untuk minum teh hangat hingga kumur air garam untuk melawan Covid-19.
Padahal negara ini belum menjalankan program vaksinasi Covid-19.
Bahkan disebut-sebut belum memiliki standar medis untuk infeksi virus SARS-CoV-2.
Pemerintah Korea Utara dilaporkan sejauh ini masih menolak bantuan medis dari negara-negara lain.
Baca juga: Begini Cara Kim Jong-un Atasi Covid-19 di Korea Utara
Pemerintah justru meminta warganya untuk minum teh hangat hingga kumur air garam untuk melawan Covid-19.
Salah satu surat kabar partai yang berkuasa Rodong Simnun juga menganjurkan minuman ramuan herbal.
Anjuran ini ditujukan bagi mereka yang tidak mengalami gejala berat.
Beberapa minuman yang hebar yang dianjurkan seperti teh, minuman jahe, daun dedalu, daun willow hingga tanaman merambat honeysuckle.
Diketahui, jahe dan daun willow bisa mengurangi nyeri dan inflimasi.
Namun, minuman herbal ini tidak bisa digunakan sebagai obat melawan virus Covid-19 seperti dilaporkan Rachel Schraer dan Wanyuan Song dari BBC Reality Check.
Selain itu, beberapa produksi obat-obatan tradisional untuk mengurangi demam dan rasa sakit juga ditingkatkan.
Anjuran selanjutnya, warga diminta berkumur dengan air garam.
Dalam media pemerintah baru-baru ini yang tengah mewawancarai pasangan yang merekomendasikan berkumur dengan air garam.
Mereka menyebut sebaiknya berkumur dengan air garam pada pagi dan malam hari.
Sementara itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa berkumur dengan air garam dapat membersihkan rongga hidung dan bisa membasmi virus yang menyebabkan flu.
Sayangnya, air garam dinilai belum efektif untuk melawan Covid-19.
Meski begitu ribuan ton garam diangkut secara darurat ke Pyongyang untuk memproduksi larutan antiseptik seperti dilaporkan KCNA, dikutip dari kantor berita Reuters.
Tolak Bantuan Vaksin
Sebelumnya China dan WHO telah menawarkan bantuan vaksin ke Korea Utara.
Namun, negara yang dipimpin Kim Jong Un ini menolak.
Terlepas dari itu, kini belum ada tanda-tanda bahwa apabila krisis kesehatan melanda Korea Utara sekali pun.
Sementara pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) khawatir penyebaran yang tidak terkendali dapat menyebabkan munculnya varian baru yang lebih mematikan.
Para pejabat di Korea Selatan mengaku sulit menarik kesimpulan terkait kondisi tetangganya itu, karena tidak jelas bagaimana Korea Utara menghitung jumlah pasien demam dan Covid-19.
Kasus demam yang dilaporkan oleh pemerintah telah menurun di ibu kota Pyongyang, tetapi meningkat di wilayah pedesaan.
Baca juga: Wow Ketahuan, Hacker Korut Curi Kripto para Gamers Senilai Rp 8,8 Triliun
Namun Martyn Williams, peneliti yang berbasis di AS, menilai Korea utara tidak mungkin memberikan data akurat mengenai wabah Covid-19, bisa saja karena kesalahan atau manipulasi.
Korea Selatan dan AS juga menawarkan bantuan kepada Korea Utara memerangi virus Covid-19, termasuk mengirim bantuan, tetapi belum mendapat tanggapan, kata wakil penasihat keamanan nasional Korea Selatan.
Kendati demikian, Korsel dan AS kemungkinan akan menjadi upaya terakhir Korea Utara dalam mencari bantuan, kata legislator Korea Selatan.
Virus Covid-19 menjadi salah satu pandemi yang membuat seluruh kegiatan masyarakat di seluruh dunia berhenti.
Bahkan, bayak yang meninggal dunia akibat terinfeksi virus Covid-19.
Dikutip dari European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC), pada akhir Desember 2019, otoritas kesehatan masyarakat China melaporkan sejumlah kasus sindrom pernafasan akut di Kota Wuhan, provinsi Hubei, China.
Ilmuwan China segera mengidentifikasi virus Corona baru sebagai agen penyebab utama.
Penyakit ini sekarang disebut sebagai Corona Virus Disease 2019 atau COVID-19.
Penyebab COVID-19 disebut sindrom pernafasan akut parah Corona Virus 2 (SARS CoV-2).
Ini adalah jenis baru virus corona yang belum diidentifikasi sebelumnya pada manusia.
Wabah awal di Wuhan menyebar dengan cepat, memengaruhi wilayah lain di China.
Kasus-kasus serupa segera terdeteksi di beberapa negara lain.
Hampir di setiap benua terdapat negara yang terjangkit virus Covid-19 seperti Asia, Eropa, Australia, Afrika dan Amerika.
Baca juga: Korea Utara Retas Uang Kripto Rp8.8 Triliun, Amerika Serikat Murka