Site icon Dunia Fintech

Afghanistan, Maju dalam Penyerapan Teknologi dengan Rilis Obligasi Bitcoin

Afghanistan picture

duniafintech.com – Beribukota di Kabul, Afghanistan merupakan sebuah negara yang dikelilingi daratan di wilayah antara Asia Tengah dengan Asia Selatan. Negara ini berbatasan dengan Pakistan di selatan dan timur, Iran di barat, Turkmenistan, Uzbekistan, dan Tajikistan di utara dan di ujung timur laut ada negara Cina.

Ekonomi Afghanistan telah mengalami peningkatan yang signifikan dalam dekade terakhir karena pemasukan bantuan internasional miliaran dolar dan pengiriman uang dari ekspatriat negara ini. Salah satu bukti bahwa negara ini cukup maju dalam penyerapan teknologi adalah dengan masuknya Bitcoin ke negara tersebut.

Baca juga: Realme 3 Pro Resmi Rilis Jelang Lebaran

Saat ini, memang belum ada aturan resmi mengenai bagaimana Bitcoin dan kripto aset lainnya seharusnya dimanfaatkan di Afghanistan. Namun, siapa pun dapat dengan mudah menemukan penggunaan Bitcoin di negara itu. Terutama oleh perusahaan-perusahaan yang menggunakannya untuk membayar pegawai wanita yang bekerja di bidang IT.

Bersama dengan Tunisia, Afghanistan akan Rilis Obligasi Negara dalam Bentuk Bitcoin

Langkah jelas pemerintah setempat terkait Bitcoin muncul pada April lalu. Bersama-sama dengan Tunisia, Afghanistan rencananya akan menerbitkan obligasi negara dalam bentuk Bitcoin untuk mendanai pembangunan infrastruktur. Kabar ini disampaikan oleh Asia Times dalam pertemuan IMF musim semi ini.

Khalil Sediq, gubernur Bank Sentral Afghanistan, membenarkan bahwa mereka mencari langkah dalam penggunaan teknologi cryptocurrency dan Blockchain untuk mengumpulkan sekitar $ 5,8 miliar. Sediq mengatakan mereka akan memasangkan Bitcoin dengan bentuk logam berjangka, seperti lithium. Langkah ini akan membuatnya lebih mudah bagi negara ini untuk mengekspos sektor lithium senilai $3 triliun kepada investor di seluruh dunia. Pasokan logam yang minim terhadap permintaannya yang meningkat di industri kendaraan listrik akan menimbulkan peluang menguntungkan negara.

Baca juga: Fintech Syariah Alami Mendapatkan Suntikan Dana dari TRYB Group

Sediq melanjutkan penjelasannya mengenai situasi yang menyebabkan mereka memilih Bitcoin daripada aset fiat lainnya. Gubernur menyalahkan skenario konflik pasca-perang yang meningkatkan risiko utang negara. Hal itu mendorong IMF untuk mengenakan Afghanistan pembatasan ketat pada pembiayaan non-lunak. Dalam istilah awam, ekonomi maju cenderung berinvestasi di Afghanistan karena risikonya terbatas pada atau di luar krisis geopolitik, serta kurangnya disiplin fiskal dan utang.

Solusi Crypto, jelas Sediq, dapat memungkinkan ekonomi negara untuk mengakses pasar global. Dia menyatakan bahwa mereka akan menggunakan platform layanan keuangan teknologi Blockchain hyperledger untuk menerbitkan obligasi Bitcoin mereka. Selain Afghanistan dan Tunisia, Uzbekistan juga diketahui mengajukan ide yang sama dalam pertemuan IMF tersebut.

Langkah Afghanistan terkait penerbitan obligasi Bitcoin tampaknya akan menjadi titik baru. Regulasi dan aturan lain terkait kripto aset dan pengembangan di bidang Blockchain sepertinya hanya tinggal menunggu waktu untuk diterapkan di negara tersebut.

picture: pixabay.com

-Dita Safitri-

 

Exit mobile version