JAKARTA, duniafintech.com – Level psikologi forex adalah hal penting yang perlu Anda pahami sebelum terjun ke dalam industri ini dan terlibat dalam berbagai trading di pasar. Meski Anda mungkin sudah mengenal pengertian trading itu sendiri, tetapi Anda tetap perlu memahami level karakter secara psikologis yang mungkin Anda sendiri bakal mengalaminya sepanjang melakukan trading.
Hal ini penting sebab akan memberikan sumbangan penting buat Anda dalam mengambil keputusan-keputusan akurat serta berarti dalam memberikan profit dan pengaruh pada akun trading Anda nantinya. Terkait psikologi trading berikut ini, ada 14 level yang bakal dibahas secara berurutan.
Hal itu diharapkan bisa membantu Anda untuk memahami dengan lebih kompleks lagi terkait karakter atau situasi emosional yang Anda rasakan.
Di samping itu, Anda pun bakal dapat mengetahui cara untuk memanfaatkan dan mengatasi kondisi emosional ini agar tidak merugikan proses trading yang sedang atau akan Anda lakukan di kemudian hari.
14 Jenis Level Psikologi Forex
- Optimisme
Pada umumnya, level psikologi yang pertama ini diawali dengan kondisi ketika pasar sedang berada di keadaan yang kondusif. Adapun keadaan yang serba-tenang, normal, dan memberikan indikasi-indikasi yang sangat umum itu juga sering memicu level optimisme.
Biasanya, para traders bakal merasa optimistis dan positif bahwa kondisi bakal terus naik. Pada level ini, hal yang ada di pikiran Anda umumnya adalah strategi untuk meraup profit sebanyak-banyaknya melalui trading.
- Semangat
Level psikologi berikutnya adalah semangat. Sejalan dengan namanya, level yang satu ini ditandai dengan kondisi ketika chart pasar cenderung didominasi dengan warna hijau yang subur. Biasanya, hal yang sama pun terjadi dengan portofolio Anda sendiri.
Di samping itu, harapan-harapan bakal profit kian bertumbuh. Kemudian, Anda pun menjadi kian yakin bahwa sangat mudah mencari uang dengan terjun ke dunia trading.
- Thrill
Ini adalah level psikologi forex trading berikutnya, yang terjadi ketika nilai portofolio atau akun Anda telah meningkat, kondisi saat Anda merasa tidak percaya dengan hasil yang biasanya jauh melebihi ekspektasi Anda pada mulanya.
Pada level psikologi trading ini, Anda bakal menjadi percaya diri, baik terhadap kemampuan analisis Anda mengenai pasar, kemampuan menetapkan keputusan, ataupun mendatangkan keuntungan bagi diri sendiri.
- Euphoria
Jika sudah mencapai thrill, umumnya para trader pemula bakal memasuki level psikologi trading bernama euphoria. Adapun level ini terjadi ketika Anda dipenuhi dengan rasa positif dan optimistis sehingga Anda cenderung menghilangkan rasa waspada.
Dengan demikian, tidak mengherankan kalau kemudian kondisi pasar menjadi terlihat berpeluang bagi Anda. Di level ini pula, tanpa disadari Anda sedang berada di posisi dengan risiko yang sangat besar untuk melakukan kesalahan
Akan tetapi, kebanyakan trader pemula yang mengalami euphoria seringkali tidak menyadari hal tersebut.
- Kecemasan
Setelah level euphoria, Anda boleh jadi akan melakukan kesalahan dan merugi. Dengan begitu, Anda pun merasa bahwa pasar tidak lagi bergerak sesuai dengan terkaan atau analisis serta proyeksi Anda.
Di titik inilah Anda mulai memasuki level psikologi trading forex yang disebut kecemasan. Pada level psikologi ini, diketahui ada trader yang bisa bangkit, ada pula yang cenderung membuat kesalahan-kesalahan lain yang berujung pada kerugian dan nilai akun yang kian mengecil setiap harinya. Pada tahap ini, biasanya Anda akan mulai berpikir kritis.
- Denial
Ketika masih berdiri pada level psikologi trading kecemasan tadi, banyak trader yang tidak berhasil mengatasi emosinya dengan baik. Bahkan, yang terjadi malah adalah para trader pemula kian yakin bahwa pasar bakal melakukan rebound dan naik lagi.
Kondisi di atas disebut sebagai level denial. Dalam arti, Anda akan menolak percaya terhadap tanda-tanda yang sudah menjadi sinyal kesalahan di sekeliling Anda. Di posisi psikologi trading yang satu ini, banyak trader yang mulai asal-asalan sepanjang merasakan rebound sehingga mereka tidak lagi melakukan trading dengan sehat.
- Ketakutan
Adapun level denial tadi bakal berubah menjadi ketakutan saat Anda sebagai trader akan dibangunkan dengan realita pasar yang sesungguhnya. Dalam hal ini, kepercayaan tinggi Anda di awal bakal berubah menjadi rasa bingung.
Akibatnya, Anda tidak pasti lagi dalam menentukan langkah-langkah trading yang harus diambil. Pasalnya, Anda sekarang cenderung ingin cepat-cepat selesai dan melewati fase menakutkan ini. Padahal, mestinya Anda menenangkan diri Anda secara emosi terlebih dahulu.
Terkait hal ini, mundur dari pasar dengan profit sedikit akan jauh lebih baik ketimbang melakukan trading dalam keadaan stres dan tertekan.
- Desperation
Di level desperation, hal yang terjadi adalah kebuntuan. Dalam arti, Anda dapat merasa bahwa keuntungan yang telah diperoleh sebelumnya akan sirna. Buat para trader pemula, hal ini tentu saja sebuah pukulan telak.
Boleh jadi, Anda bakal mundur dalam satu kali kekalahan. Meski demikian, Anda perlu mengingatkan diri sendiri bahwa rugi pun menjadi bagian dari proses trading itu sendiri dan semua orang pun mengalaminya.
- Kepanikan
Boleh jadi Anda akan masuk ke level trading psikologi paling rendah ini, yakni panik, jika Anda tidak berhasil mengontrol diri sendiri. Dalam kondisi ini, Anda sudah tidak tahu harus bagaimana lagi, tidak ada siasat cadangan untuk membawa Anda keluar dari masalah. Pasalnya, dalam kenyataannya, akun dan portofolio Anda sendiri terus-menerus merosot.
- Capitulation
Ada banyak trader yang kemudian pasrah dan keluar dari pasar, yang boleh jadi lantaran ia merasa sudah merugi terlampau besar. Akan tetapi, sayangnya, di saat inilah biasanya justru menjadi titik balik pasar untuk dapat mendaki lagi.
Dalam hal ini, Anda bisa memulai dari awal lagi untuk mencoba menerapkan strategi baru saat trading untuk kembali menangguk keuntungan.
- Despondency
Diketahui, sejumlah trader yang keluar dari pasar bakal berada di level psikologi trading despondency. Para trader ini cenderung bakal mengambil waktu yang tenang untuk mengistirahatkan kondisi mereka, baik secara finansial maupun—yang terutama—emosional.
Hal itu baik sebab Anda tidak menghabiskan waktu untuk memikirkan apa pun terkait pasar dan trading. Anda dalam hal ini akan benar-benar mengambil jeda untuk berpikir lebih jernih.
- Depresi
Beberapa traders lainnya boleh jadi bakal langsung terjun ke level psikologi trading depresi. Bahkan, tidak sedikit yang berakhir bunuh diri atau melakukan hal bodoh lainnya. Anda pun harus menghindari tersebut. Anda juga sangat disarankan agar jangan sampai masuk di level ini.
Usai Anda beristirahat secara emosional dan finansial, luangkanlah waktu untuk mulai menganalisis kembali dan mengevaluasi kegagalan trading yang telah berlalu. Di samping itu, tidak ada salahnya untuk kembali trading dengan nominal kecil.
- Harapan
Pada umumnya, para trader yang telah jatuh dan akhirnya bangkit ini akan memperoleh kembali harapannya pada sisi emosional dan psikologis. Kondisi itu membuat mereka menjadi berpikir lebih jernih dan tenang dalam melihat semua peluang-peluang baru yang muncul di pasar.
Mereka pun kini tidak lagi gegabah, lebih teliti, dan cenderung berhati-hati dalam melakukan keputusan-keputusan besar.
- Lega
Di level yang satu ini, para trader akan memperoleh semangat untuk memperoleh profit dari pasar. Adapun rasa optimistis bisa kembali lagi dan mereka mulai mengambil langkah-langkah besar dalam setiap keputusan trading.
Meski demikian bukan tidak mungkin bahwa kondisi psikologi trader bakal berulang kembali ke siklus dari level psikologi trading yang awal tadi. Adapun gejolak emosi dan sisi-sisi psikologis yang berbeda umumnya dipicu oleh ketidakpastian dari pasar itu sendiri, utamanya lantaran sifat pasar forex yang dinamis dan cenderung berubah-ubah.
Karena itu, Anda sebagai trader mesti menyiapkan strategi trading yang juga mumpuni, termasuk juga exit strategy apabila Anda mengalami kembali kerugian-kerugian dan kemerosotan saat melakukan trading.
Demikianlah ulasan mengenai jenis-jenis level psikologi forex yang perlu Anda pahami. Ingatlah untuk selalu melakukan trading dalam keadaan pikiran yang jernih dan kondisi emosional lebih stabil agar Anda tidak terjebak dalam depresi saat masuk ke dunia forex.
Penulis: Kontributor
Editor: Anju Mahendra