JAKARTA, 17 Oktober 2024 – Penyaluran kredit bank atau perbankan tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 10,85% secara tahunan (year on year/YoY) per September 2024.
Kredit perbankan terpantau tetap tumbuh kuat.
Dengan pergerakan pertumbuhan sebesar 10,85 persen secara year on year (yoy) pada September 2024.
Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dari sisi penawaran, kuatnya pertumbuhan kredit didukung oleh minat penyaluran kredit yang terjaga.
Kemudian kata Perry, berlanjutnya realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan, dan dukungan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) Bank Indonesia turut jadi faktor pendukungnya.
Mayoritas Sektor Ekonomi Tetap Kuat
Dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Oktober 2024 di Jakarta, kemarin, Perry mengatakan dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja usaha korporasi yang terjaga.
Secara sektoral, pertumbuhan kredit pada mayoritas sektor ekonomi tetap kuat, terutama pada sektor jasa dunia usaha, perdagangan, industri, pertambangan, dan pengangkutan.
Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit modal kerja, kredit konsumsi, dan kredit investasi.
Masing-masing sebesar 10,01 persen (yoy), 10,88 persen (yoy), dan 12,26 persen (yoy) pada September 2024.
Pembiayaan syariah tumbuh sebesar 11,37 persen (yoy), sementara kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) meningkat 5,04 persen (yoy), membaik dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Ke depan, Perry menuturkan, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan kredit pada 2024 tetap berada dalam kisaran target 10-12 persen.
Bank Indonesia akan terus memperkuat efektivitas implementasi kebijakan makroprudensial longgar dengan sinergi kebijakan bersama Pemerintah.
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), perbankan, serta pelaku dunia usaha, agar benar-benar dapat mendukung peningkatan kredit atau pembiayaan bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Pembiayaan Syariah Turut Berkembang
Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit modal kerja, kredit konsumsi, dan kredit investasi, masing-masing sebesar 10,01% (yoy), 10,88% (yoy), dan 12,26% (yoy) pada September 2024.
Pembiayaan syariah tumbuh sebesar 11,37% (yoy), sementara kredit UMKM tumbuh 5,04% (yoy), membaik dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
“Ke depan, pertumbuhan kredit 2024 diprakirakan tetap berada pada kisaran 10-12%,” pungkasnya.
Kredit Bank Tumbuh Tinggi
Sebelumnya, kredit perbankan tumbuh tinggi pada Juli 2024 sebesar 12,40% (yoy). Angka itu mulai melambat pada Agustus 2024 menjadi sebesar 11,40% (yoy) dan kembali tertahan di level 10,85% pada September 2024.
Menurut Perry, pertumbuhan kredit itu masih cukup kuat. Dari sisi penawaran, kuatnya pertumbuhan kredit didukung oleh minat penyaluran kredit yang terjaga, berlanjutnya realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan, dan dukungan KLM Bank Indonesia.
Hingga minggu kedua Oktober 2024, Bank Indonesia telah menyalurkan insentif KLM sebesar Rp 256,5 triliun kepada kelompok bank BUMN sebesar Rp 119 triliun, bank BUSN sebesar Rp110,2 triliun, BPD sebesar Rp24,6 triliun, dan KCBA sebesar Rp2,7 triliun.