Site icon Dunia Fintech

Panduan Memahami Margin Call pada Trading Forex

Teknik Trading Forex

Dalam dunia trading forex, margin call adalah istilah yang sering digunakan. Di sisi lain, berinvestasi dengan margin artinya melakukan deposit di akun broker Anda dan meminjam sisa uang dari broker untuk investasi.

Namun, saat pasar bergerak melawan posisi Anda, dalam arti Anda kehilangan uang di posisi Anda, mungkin Anda harus menambah setoran tersebut. Simak uraian berikut ini untuk memahaminya.

Pengertian Margin Call (MC)

Margin Call artinya sebuah sistem peringatan yang menunjukkan bahwa ekuitas akun trading sudah tidak mencukupi nilai margin yang dibutuhkan untuk membuka posisi (margin requirement). Margin sendiri boleh disebut sebagai jaminan di dalam trading Forex. Agar bisa trading di pasar Forex, Anda memerlukan modal yang lumayan besar.

Contoh, untuk membuka 1 lot, diperlukan jaminan mulai dari US$10 ribu hingga US$100 ribu. Namun, MC sering disalahartikan dengan Stop Out. Adapun Stop Out adalah penutupan posisi yang biasanya terjadi apabila nilai ekuitas sudah berkurang jauh dari margin requirement. Stop Out dilakukan sampai margin requirement kembali terpenuhi.

Di samping itu, MC artinya pemberitahuan dari broker untuk menambah deposit dana sebab margin yang ada sudah tidak mencukupi untuk menahan posisi trading. Jika sudah terkena MC, akun biasanya sudah tidak terselamatkan lagi sebab sudah rugi besar dan dana habis.

Penyebab Margin Call

  1. Terlalu banyak membuka posisi trading

Pada umumnya, seorang trader yang membuka posisi trading terlalu besar atau dengan kata lain menggunakan jumlah lot terlalu besar, bakal cenderung mudah terkena MC. Memang, trading dengan lot besar tampak menggiurkan sebab jika untung nantinya bisa sangat besar. 

Meski demikian, penting dipahami jika rugi nantinya juga bisa besar. Pasalnya, saat harga berubah sedikit saja, hal itu dapat menyebabkan rugi besar jika pasang lot terlalu besar. 

  1. Tidak pasang stop loss

MC pun berpotensi menimpa seorang trader yang membiarkan posisi trading ruginya sampai ruginya sangat besar. Adapun kerugian yang kian besar bakal menghabiskan free margin pelan-pelan sampai akhirnya MC.

  1. Deposit terlalu minimal

Diketahui, banyak broker forex yang mengizinkan trader untuk trading dengan nilai deposit yang minimal. Hal itu sangat menarik bagi trader pemula, tetapi sejatinya sangat berbahaya. Jika dana kecil, trading dengan lot kecil juga dapat bisa dengan mudah kehabisan free margin.

Ringkasnya, biasanya penyebab MC ini adalah salah satu atau kombinasi dari tiga hal di atas.

Macam-macam dan Cara Membaca Level MC

Masing-masing broker punya strategi trading yang berbeda dan hal itu tampak dari level penempatan MC, yakni ada yang pada 100 persen dan ada pula yang 40 persen.

  1. Level 100%

Adapun MC level 100 persen berarti Anda bakal memperoleh peringatan dari broker apabila nilai ekuitas anda sama dengan 100% margin requirement.

MC terjadi jika Ekuitas = Margin Requirement x 100%

Misal, Andi adalah seorang trader dengan Leverage 1:1000 dan ingin membeli 1 lot EUR/USD (100,000 basis unit) pada posisi 1.35000. Margin Requirement Andi adalah:

Margin Requirement = (1.35000 x 100,000) / 1000 = US$135

Saat ini, ekuitas Andi senilai US$7.000. Apabila Andi mengalami kerugian hingga US$6.865 dan tersisa US$135 pada akunnya, Andi bakal mendapatkan MC.

  1. Level 40%

Ada juga broker yang mengatur MC pada level 40 persen dan hal itu berarti bahwa Anda bakal mendapatkan peringatan dari broker apabila nilai ekuitas Anda sama dengan 40% dari Margin Requirement.

MC terjadi jika Ekuitas = Margin Requirement x 40%

Menggunakan contoh yang sama seperti di atas, maka Budi bakal mendapatkan MC jika kerugiannya mencapai US$6.946 atau saat akun Andi hanya tersisa US$54.

MC terjadi jika Ekuitas = 135 x 40% = US$54

Jumlah kerugian yang memicu MC= 7.000 – 54 = US$6.946

Dari contoh itu, bisa disimak bahwa kian besar level MC dan Stop Out broker, kian tinggi pula dana yang bisa diselamatkan.

Cara Mencegah MC

Untuk mencegah MC, ada sejumlah cara yang dapat Anda lakukan, antara lain:

  1. Tutup Posisi Trading Atau Inject (Tambah Modal) Sebelum Kena MC

Apabila dana dalam akun Anda hampir mencapai batas, Anda bisa melakukan 2 pilihan. Pertama, menutup posisi trading. Hal itu perlu Anda lakukan meski masih dalam posisi trading terbuka (floating) untuk mencegah kerugian yang lebih besar akibat terkena MC.

Yang kedua, menyetor dana tambahan ke broker Forex agar ketahanan margin meningkat. Akan tetapi, hal itu hanya bakal menguntungkan Anda jika Anda benar yakin bahwa harga akan segera berbalik.

  1. Memilih Leverage dengan Tepat

Leverage ini bisa membantu para trader untuk mendapatkan keuntungan dengan modal minimal, tetapi di sisi lain juga bisa menimbulkan penyakit-penyakit, seperti overtrading dan over lot yang menyebabkan posisi Anda cepat terkena MC.

  1. Good Money Management

Adapun MC ini tidak akan terjadi jika ada money management yang baik, contohnya dengan hanya mengalokasikan 2 persen dari ekuitasnya di setiap satu posisi trading. Misalkan, Andi punya akun trading dengan ekuitas US$7.000. Kalau dalam satu posisi hanya dialokasikan 2% dari modal, Andi hanya perlu menggunakan US$140 dari akun.

Dengan menggunakan sistem yang sama untuk setiap posisi trading, diperlukan 25 posisi loss agar ekuitas Andi menyentuh angka di bawah 50 persen. Dengan perencanaan yang baik, tentu akan mengalami kerugian 25 kali dinilai cukup mustahil.

  1. Pantau Free Margin dan Margin Level Sebelum Buka Posisi Trading

Margin Level dan Free Margin (Available Margin/Usable Margin) merupakan cara untuk mengingatkan jarak Anda dari MC. Bergantung pada platform trading Anda, Anda bsia memantau ketersediaan margin dari kedua faktor ini.

  1. Buka Posisi dengan Perhitungan yang Baik

Di samping itu, Anda bisa menyusun trading plan harian atau menggunakan aplikasi, seperti Kalkulator Margin, untuk menghitung besaran margin yang digunakan untuk membuka posisi baru.

Demikianlah penjelasan lengkap mengenai Margin Call dalam dunia trading. MC sendiri akan sering Anda jumpai dalam investasi saham sehingga pengetahuan akan hal ini demikian penting.

 

Penulis: Kontributor

Editor: Anju Mahendra

Exit mobile version