Mata uang kripto Altcoin pada dasarnya adalah mata uang kripto selain Bitcoin. Adapun Bitcoin merupakan pelopor kripto yang muncul pada tahun 2009, dan sejak saat itu, bermunculan ribuan mata uang kripto lainnya. Inilah yang disebut Altcoin.
Berikut ini ulasan selengkapnya terkait mata uang kripto Altcoin yang penting untuk diketahui.
Apa Itu Mata Uang Kripto Altcoin
Dikutip dari Business Insider, altcoin merujuk pada jenis mata uang kripto alternatif dari bitcoin. Istilah “altcoin” sendiri berasal dari gabungan kata alternatif dan koin dalam bahasa Inggris, yaitu alternative dan coin.
Baca juga: Mata Uang Kripto yang Bakal Cuan, Yuk Intip Daftarnya!
Menurut Investopedia, hingga November 2021, terdapat sekitar 14.000 jenis mata uang kripto yang beredar. Namun, kapitalisasi bitcoin dan ethereum saja telah mencapai hampir 60 persen dari total kapitalisasi pasar mata uang kripto, menurut data dari Coinmarketcap.
Bitcoin merupakan mata uang kripto pertama yang dikembangkan di dunia. Oleh karena itu, mata uang kripto selain bitcoin disebut sebagai koin alternatif atau altcoin. Perkembangan altcoin dimulai sejak tahun 2011.
Generasi pertama altcoin dikembangkan dengan menggunakan blockchain yang sama dengan bitcoin. Altcoin pertama yang dikembangkan adalah namecoin, yang pengembangannya didasarkan pada kode bitcoin dan dirilis pada bulan April 2011. Namecoin memiliki peran penting dalam sejarah altcoin karena menunjukkan bahwa pasar kripto memiliki ruang untuk lebih dari satu jenis koin.
Cara Kerja Altcoin
Karena altcoin memiliki akar yang berasal dari bitcoin, seringkali harganya akan mengikuti pergerakan harga bitcoin. Akan tetapi, para analis percaya bahwa dengan kedewasaan ekosistem investasi dalam mata uang kripto serta perkembangan pasar baru untuk koin-koin ini, altcoin akan semakin mandiri dan terlepas dari pergerakan harga bitcoin.
Untuk memahami bagaimana altcoin bekerja, penting untuk memiliki pemahaman dasar tentang teknologi blockchain. Cara kerja altcoin pada dasarnya sama dengan bitcoin, dimana keduanya menggunakan teknologi blockchain.
Meskipun demikian, terdapat beberapa altcoin yang muncul dengan tujuan yang berbeda, seperti untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada bitcoin. Sebagai contoh, litecoin, yang dikembangkan oleh mantan insinyur Google, Charlie Lee, diciptakan sebagai versi yang lebih ringan dari bitcoin.
Ada dua hal penting yang perlu dipahami tentang altcoin:
- Sangat Spekulatif dan Volatil sebagai Aset Investasi: Altcoin cenderung sangat spekulatif dan memiliki tingkat volatilitas yang tinggi sebagai aset investasi. Spekulasi menjadi salah satu faktor utama yang mendorong pergerakan pasar kripto. Oleh karena itu, penting untuk melakukan riset yang mendalam sebelum Anda memutuskan untuk berinvestasi di altcoin apa pun. Berinvestasi berdasarkan rumor atau tanpa riset yang memadai dapat mengakibatkan kerugian yang signifikan. Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan termasuk siapa yang mengembangkan koin tersebut, masalah apa yang koin tersebut selesaikan, dan siapa yang memberikan dukungan keuangan untuk koin tersebut.
- Dampak Lingkungan: Mata uang kripto memiliki dampak lingkungan yang signifikan. Sebagai contoh, energi yang dibutuhkan untuk menambang bitcoin sangat besar dan telah menjadi perhatian utama dalam industri kripto. Menurut perhitungan energi bitcoin oleh Diginomist pada Agustus 2021, konsumsi energi bitcoin mencapai 151,57 TWh. Jumlah ini setara dengan penggunaan energi di seluruh negara Malaysia. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan dampak lingkungan dari aktivitas kripto saat memilih untuk berinvestasi atau berpartisipasi dalam pasar altcoin.
Ciri Khas Altcoin
Berikut beberapa ciri khas Altcoin:
Mekanisme Konsensus Berbeda:
- Bitcoin menggunakan mekanisme konsensus Proof-of-Work (PoW) yang membutuhkan daya komputasi tinggi.
- Banyak Altcoin menggunakan mekanisme lain yang lebih hemat energi, seperti Proof-of-Stake (PoS).
Baca juga: Bukan Hanya Bitcoin, Altcoin Juga Menguntungkan
Fitur Tambahan:
- Beberapa Altcoin memiliki fitur tambahan yang tidak dimiliki Bitcoin, seperti kemampuan menjalankan smart contract (kontrak pintar) yang dapat digunakan untuk membangun aplikasi terdesentralisasi (dApps).
Tujuan Beragam:
- Bitcoin diciptakan sebagai alat pembayaran digital, sementara Altcoin bisa memiliki berbagai tujuan lain, seperti memfasilitasi transaksi cepat dan murah (Litecoin), menjalankan platform keuangan terdesentralisasi (DeFi) (Ethereum), atau bahkan menjadi koleksi digital (NFT).
Contoh Altcoin Populer
Berikut beberapa contoh altcoin populer:
- Ethereum (ETH): Ethereum adalah salah satu altcoin paling terkenal dan paling berharga setelah bitcoin. Platform Ethereum memungkinkan pengembangan aplikasi terdesentralisasi (dApps) dan kontrak pintar (smart contracts), menjadikannya sangat berbeda dari bitcoin.
- Binance Coin (BNB): Binance Coin adalah koin utilitas yang digunakan dalam ekosistem Binance, salah satu bursa kripto terbesar di dunia. BNB digunakan untuk membayar biaya transaksi, layanan Binance Launchpad, dan berbagai layanan lainnya di platform Binance.
- Ripple (XRP): Ripple adalah altcoin yang fokus pada layanan pembayaran lintas batas. Protokol Ripple memungkinkan transfer uang internasional dalam hitungan detik dengan biaya yang sangat rendah dibandingkan dengan sistem tradisional.
- Cardano (ADA): Cardano adalah platform blockchain yang dikembangkan untuk membangun ekosistem smart contract dan dApps yang lebih aman dan skala lebih besar daripada Ethereum. Cardano menawarkan teknologi yang berbeda seperti proof-of-stake (PoS) yang diharapkan dapat meningkatkan keamanan dan efisiensi.
- Solana (SOL): Solana adalah blockchain yang memungkinkan pembuatan aplikasi desentralisasi dan kontrak pintar yang cepat dan murah. Solana memanfaatkan konsensus PoS yang disebut sebagai proof-of-history (PoH) untuk meningkatkan throughput dan mempercepat konfirmasi transaksi.
Penutup
Demikianlah ulasan terkait mata uang kripto Altcoin yang penting untuk diketahui. Semoga informasi di atas bermanfaat.
Baca juga: Altcoin Terbaik 2024 yang Jadi Incaran Investor Kripto