Site icon Dunia Fintech

Membuat Planning Usaha untuk Adaptasi Baru di Era New Normal

Membuat Planning Usaha

Ilustrasi

DuniaFintech.com – Pemerintah Indonesia telah meresmikan metode new normal sebagai tatanan hidup masyarakat Indonesia, dalam menghadapi pandemi Covid yang kunjung surut. Tatanan lifestyle new normal di tengah pandemi Covid ini, dilakukan agar keadaan ekonomi masyarakat juga tidak semakin surut. Terutama bagi para pengusaha menengah ke bawah turut membuat planning usaha agar dapat beradaptasi dengan new normal.

Kunci keberhasilan untuk melewati fase new normal pada bisnis adalah persiapan, ketangkasan, data yang akurat, dan kesediaan untuk menghasilkan ide-ide bagus dari setiap lapisan dan divisi perusahaan. Banyak bisnis menghabiskan beberapa minggu pertama krisis untuk meninjau rencana kesinambungan, mendirikan pusat komando krisis, dan memastikan keselamatan dan keamanan pekerja mereka.

New normal menjadi era di mana kita mempersiapkan dan menjalani normal yang lebih baik di tengah krisis Corona. Berdasarkan rekomendasi McKinsey, berikut hal hal yang harus diperhatikan ketika membuat planning usaha agar dapat beradaptasi dengan era new normal.

1. Tenaga Kerja

Pertama, dalam membuat planning usaha supaya bisnis di era new normal tetap berjalan baik cobalah untuk menentukan kelompok kegiatan produksi yang masih dapat beradaptasi. Caranya, dengan menetapkan karyawan mana yang melakukan pekerjaan produksi tersebut, dan mana karyawan yang memiliki keterampilan untuk mendukungnya.

Dengan melakukan hal ini, Anda bisa melihat kesenjangan dalam keterampilan tenaga kerja dan mencari jalan untuk mempercepat upskilling dalam rangka menutupi celah bisnis agar dapat terus berjalan. Memang, adanya kekhawtiran akan likuiditas keuangan menyebabkan banyak bisnis mempertimbangkan adanya PHK atau Pemutusan Hubungan kerja. Tak bisa dipungkiri bahwa untuk beberapa bisnis hal ini tidak dapat dihindari.

Namun, efisiensi tenaga kerja juga dapat membantu bisnis Anda melewati masa new normal, saat ini adanya program pemerintah dan keringanan pajak, memungkinkan Anda untuk menggunakan PHK sebagai upaya terakhir.

Baca Juga:

2. Pertimbangkan Manajemen Bisnis

Bisnis di era new normal tentu membutuhkan peran manajemen krisis. Anda bisa mempertimbangkan untuk memiliki tim manajemen krisis yang berdedikasi. Tim ini penting adanya untuk mengelola tantangan terbaru yang ada di pasar dan memberikan informasi terkini seputar fakta di luar kepada para pemimpin dan karyawan.

Tujuan adanya tim ini adalah untuk memastikan semua stakeholder, pelanggan dan pemasok hingga manajemen mendapatkan informasi tepat sebelum melakukan keputusan bisnis. Setelah hal ini dilakukan, tentu akan lebih mudah untuk bisnis menilai resiko-resiko yang mungkin terjadi dan melakukan penyesuaian yang dibutuhkan.

3. Pajak dan Perdagangan

Saat pandemi menyerang, pemerintah memberikan insentif pajak kepada wajib pajak yang terdampak wabah virus COVID-19. Adanya pemberian insentif ini adalah upaya pemerintah untuk membantu pelaku bisnis yang produktivitasnya menurun selama pandemi. Tak hanya itu, bank Indonesia juga memberikan kebijakan akan penundaan angsusan pokok dan memberikan subsidi bunga untuk kredit usaha menengah. Banyak kebijakan pemerintah yang bisa Anda gunakan sebagai pebisnis untuk menghidupkan kembali operasi bisnis di era new normal.

4. Meningkatkan Strategi Pemasaran

Bisnis saat new normal bisa dibilang menyebabkan keuangan belum stabil. Maka dari itu, pertimbangkan untuk membuat cara-cara baru yang bisa membuat bisnis Anda tetap berjalan di masa new normal. Misalnya, menjual produk secara online dan menerapkan gratis biaya ongkir.

New Normal adalah Era di mana internet memegang peranan yang sangat penting. Tentu saja Anda sudah merasakan, bagaimana koneksi internet bisa membuat Anda tetap bisa “hidup” dan menjalin hubungan dengan teman, kolega atau konsumen walaupun tidak bertemu secara tatap muka. Rupanya di era ini, cara online masih dinilai ampuh untuk diterapkan pada bisnis.

(DuniaFintech/VidiaHapsari)

Exit mobile version