JAKARTA, duniafintech.com – Kementerian Perdagangan menargetkan penerapan digitalisasi di 1000 pasar rakyat dan 1.000.000 UMKM di seluruh Indonesia pada tahun 2022.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengharapkan digitalisasi perdagangan yang dilakukan di pasar rakyat dan pelaku usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) menjadi salah satu upaya untuk membangkitkan perekonomian di daerah dan meningkatkan omzet pedagang pasar. Selain itu, dapat membantu menjaga stabilisasi harga barang kebutuhan pokok serta mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan pasca pandemi.
Dengan jumlah lebih dari 64 juta unit, UMKM Indonesia memiliki potensi untuk mengakselerasi transformasi digital sektor perdagangan dan memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.
“Tidak bisa dipungkiri, platform digital itu penting untuk mempertemukan penjual dan pembeli agar lebih mudah, efisien, omzetnya naik dan banyak untung,” kata Zulkifli.
Dia mencontohkan seperti pasar Tomang Barat yang merupakan salah satu Pasar Rakyat dengan menerapkan digitalisasi, membuka aku toko (on boarding) dan memasarkan produknya pada lokapasar Grab Mart.
Menurutnya dengan bekerjasama dengan lokapasar, target tersebut diwujudkan melalui beberapa kerja sama dan kolaborasi nyata dengan berbagai pemangku kepentingan seperti Bank Indonesia melalui Program Transaksi Nontunai Sehat, Inovatif, Aman, Pakai (SIAP) Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
“Kita mentargetkan seribu digitalisasi pasar rakyat dengan sejuta UMKM yang bekerja sama dengan platform digital. Diharapkan dengan platform digital, omzet pedagang pasar bisa meningkat. Dengan bergabungnya platform digital, pedagang bisa memasarkan dan menyerbu pasar internasional. Termasuk pelaku usaha besar untuk membuka gerai di luar negeri,” ujar Zulkifli.
Dia menghimbau pengelola pasar dan dinas membidangi perdagangan di daerah untuk turut menyosialisasikan dan mendorong program digitalisasi pasar rakyat kepada pengelola pasar dan pedagang pasar. Tujuannya, untuk mempercepat program digitalisasi pasar rakyat di Indonesia.
“Kita akan membina pasar agar bekerja sama dengan platform digital melalui pelatihan,” kata Zulkifli.
Baca juga: Fantastis! Hingga Juni 2022, Sudah 9,5 Juta UMKM Masuk Ekosistem Digital
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menjelaskan dendgan melakukan digitalisasi pasar rakyat, pasar-pasar rakyat memiliki lokapasar (market place) dan platform untuk menuju era digital yang sekarang sudah masuk di Indonesia. Namun, jangan sampai dengan adanya digitalisasi pasar berdampak terhadap tutupnya pasar konvensional.
“Artinya, ekosistem daring dibangun dan ekosistem luring dikembangkan,” kata Zulkifli.
Zulkifli mengatakan Kementerian Perdagangan akan berkolaborasi dalam penerapan digitalisasi di pasar rakyat dan pelaku UMKM dengan berbagi pemangku kepentingan seperti Bank Indonesia melalui program transaksi non tunai Sehat, Inovatif, Aman, Pakai (SIAP), Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Baca juga: Pesat! 11 Juta UMKM Masuk E-Commerce Sepanjang 2020-2021
Kemudian pemanfaatan lokapasar melalui Tokopedia, pemanfaatan ride hailing melalui Grab, penerapan situs web pasar, informasi harga dan pencatatan omset pasar melalui Sistem Informasi Sarana Perdagangan (SISP), penerapan informasi harga barang kebutuhan pokok melalui Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) dan penerapan pembayaran retribusi secara elektronik melalui perbankan daerah maupun nasional.
Menurutnya dengan jumlah lebih dari 64 juta, UMKM di Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mengakselerasi transformasi digital sektor perdagangan dan memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.
“Saya sangat berharap digitalisasi perdagangan yang dilakukan di apsar rakyat dan UMKM dapat menjadi salah satu upaya untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang maju dan inklusif,” kata Zulkifli.
Baca juga: Dukung UMKM, Fintech Gelontorkan Rp52,92 Triliun
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com