JAKARTA, duniafintech.com – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyatakan akan mengangkat UMKM menjadi bagian dari rantai nilai global (global value chain).
Langkah Mendag mengangkat UMKM menjadi bagian dari rantai nilai global tersebut untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Integrasi UMKM ke dalam rantai nilai global akan meningkatkan skala UMKM dalam hal daya saing, lapangan pekerjaan dan kesejahteraan,” kata Mendag Zulkifli.
Menurut Mendag Zulkifli saat ini G20 memiliki posisi strategis dalam perekonomian. G20 mewakili 85 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dunia, 75 persen perdagangan internasional dan 60 persen populasi dunia.
“Untuk itu, forum ini sangat relevan dalam memberikan rekomendasi kebijakan kepada anggota G20 dalam upaya mengembangkan skala UMKM serta menyelesaikan hambatan dan kendala yang dihadapi agar UMKM dapat naik kelas dan memiliki kontribusi terhadap rantai nilai global,” kata Mendag Zulkifli.
Baca juga: UMKM Kuasai Pasar Ekspor dapat Akses dari Kemendag
Mendag: UMKM Faktor Penting Perekenomian Indonesia
Mendag menilai UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia dan seluruh negara anggota G20. Jumlah UMKM juga meningkat setiap tahunnya, adapun porsi UMKM Indonesia mencapai 99,9 persen terhadap total jumlah usaha, menyerap 97,05 persen tenaga kerja Indonesia dan berkontribusi terhadap PDB sebesar 61 persen.
Menurutnya masih terdapat sejumlah tantangan yang harus diselesaikan secara bersama untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing UMKM. Pemerintah terus berupaya agar UMKM dapat mengatasi kendala-kendala yang ada dan mendorong agar UMKM menjadi bagian dari rantai nilai global.
“Secara khusus, UMKM Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi bagian dari rantai nilai global. Namun, UMKM Indonesia masih memiliki jumlah tantangan untuk naik kelas dan menjadi bagian dari rantai nilai global,” kata Zulkifli.
Baca juga: Ini Cara Pemerintah Bikin UMKM Naik Kelas
Dia mencatat kontribusi UMKM terhadap produk ekspor Indonesia tahun 2020 baru mencapai 15,69 persen, lebih kecil dibandingkan dengan kontribusi UMKM dari negara-negara ASEAN yang rata-rata sebesar 20 persen. Demikian juga dengan rasio partisipasi UMKM Indonesia terhadap rantai nilai global yang masih di angka 4,1 persen menurut Asian Development Bank (ADB) Institute tahun 2020.
Oleh karena itu, Mendag Zulkifli mengaku akan terus berupaya untuk mempermudah dan memperluas akses pasar UMKM. Sejumlah upaya yang dilakukan, diantaranya dengan meningkatkan akses pasar dengan cara membuka ‘Jalan Tol’ berupa perjanjian bebas seperti Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) yang memberikan peluang bagi keterlibatan UMKM dalam rantai nilai global.
Kemudian, Mendag menambahkan dengan meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan produk UMKM melalui pelatihan dan pendampingan menjadi eksportir yang handal dan berdaya saing serta mempromosikan produk-produk UMKM Indonesia ke seluruh dunia dan perusahaan multinasional.
“UMKM sebagai sumber pertumbuhan ekonomi dan cikal bakal usaha yang besar juga harus didukung dengan kebijakan dan fasilitas yang tepat. Hal tersebut diperlukan untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing UMKM,” kata Mendag Zulkifli.
Baca juga: Kolaborasi UMKM dengan Lokapasar dan Ritel Modern untuk Go Digital
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com