JAKARTA – Mitos Bitcoin, akan menjadi pokok pembahasan artikel kali ini. Bitcoin sebagai mata uang digital, terus mendapat perhatian di berbagai kalangan.
Kehadiran Bitcoin telah menjadi perbincangan hangat terutama dalam konteks investasi dan teknologi keuangan.
Mitos Seputar Bitcoin
Meski berbentuk uang digital, Bitcoin tak terlepas dari sejumlah mitos yang turut mengikuti popularitasnya.
Mitos tersebut seringkali mengaburkan pemahaman masyarakat.
Terkadang, mitos yang berkembang justru dikhawatirkan membentuk opini keliru dan menghalangi orang untuk memahami aset digital ini dengan lebih baik.
Lima Mitos Bitcoin yang Harus Diketahui
Berdasarkan artikel Forbes karya Ansel Lindner, setidaknya ada lima mitos yang turut menjadi perbincangan di balik popularitas BTC.
Berikut dijelaskan fakta-fakta di balik mitos Bitcoin yang berkembang:
-
Sering Digunakan untuk Kegiatan Kriminal
Mitos ini cukup populer di kalangan masyarakat karena bentuknya yang tidak nyata turut menambah ‘daya magis’ dari mitos tersebut.
Sifatnya lebih sulit dilacak dibandingkan dengan transaksi uang biasa (fiat money).
Menggunakan metode transaksi BTC tidak melibatkan dompet kripto di centralized crypto exchange (CEX) dan menggunakan metode penyamaran transaksi menggunakan mixer.
Transaksi bitcoin relatif ‘tahan sensor’.
Sistem transaksi Bitcoin yang sulit diawasi pihak ketiga.
Ansel Lindner menyebut transaksi BTC ini relatif “tahan sensor”, memungkinkan transaksi sulit diawasi secara terus-menerus oleh pihak ketiga.
Meskipun ada penggunaan ilegal yang melibatkan Bitcoin, data menunjukkan bahwa proporsi transaksi ilegal sangat kecil.
Menurut laporan Chainalysis menyebutkan, aktivitas ilegal dari BTC meskipun ada tapi tergolong kecil.
Nilainya hanya 0,34 persen dari total volume transaksi kripto yang berasal dari aktivitas ilegal.
Data tersebut menunjukkan penggunaan mata uang fiat yang diterbitkan oleh negara dan melibatkan perbankan, jauh lebih besar dalam aktivitas kriminal.
Angkanya mencapai sekitar US$3,1 triliun.
Berdasarkan hal tersebut, persepsi tentang BTC sebagai alat untuk kejahatan tidaklah akurat.
-
Bitcoin Tidak Memiliki Nilai Intrinsik
Mitos dianggap sebagai pendukung komoditas komoditas fisik atau tidak didukung secara legal oleh pemerintah.
Untuk itu, sangat penting pencatatan nilai sebuah aset adalah subjektif dan ditentukan oleh pasar.
-
Gunakan Energi yang Tinggi
Mitos ketiga yang turut mengiringi popularitas bitcoin terutama terhadap dampak lingkungan.
Bitcoin acapkali mendapatkan kritik yang mengarah pada konsumsi energi yang tinggi dalam proses mining.
Padahal, sebenarnya Bitcoin mining membutuhkan banyak listrik.
Sehingga, industri ini menjadi salah satu industri yang paling banyak menggunakan energi terbarukan.
Untuk diketahui, fakta terbaru menunjukkan adanya 56 persen energi yang digunakan dalam mining BTC berasal dari sumber terbarukan.
Data penelitian dari Cambridge yang ditampilkan Ansel Lindner mengatakan, ada peningkatan setiap tahun dalam konsumsi listrik penambangan BTC secara global
Bitcoin juga diketahui sangat berperan dalam mendukung proyek energi terbarukan dengan membantu mengurangi biaya selama fase prakomersial.
-
Bitcoin Akan Hilang Nilai
Banyak yang meragukan masa depan Bitcoin dan memprediksi nilainya akan terus menurun hingga akhirnya menjadi nol. Padahal, banyak ahli yang melihat potensi besar Bitcoin sebagai aset digital di masa depan.
Bitcoin sering diidentikkan hanya sebagai alat transaksi. BTC tidak memiliki kegunaan lain, selain dari fungsi transaksi.
Bahkan, sebagian orang menilai, BTC hanya berfungsi sebagai alat pembayaran.
Padahal, BTC punya fungsi yang sangat menarik yakni memberikan nilai lebih.
Pasokan BTC yang terbatas, ketahanan terhadap sensor, dan kemampuannya untuk beroperasi di luar sistem keuangan tradisional memberikan Bitcoin peran yang lebih luas dalam ekonomi global.
Dengan demikian, BTC merupakan aset yang menarik dalam menghasilkan mata uang fiat.
Ansel Lindner mengatakan, merujuk pada ETF Spot Bitcoin di AS sejak Januari 2024 lalu mencerminkan besarnya permintaan dari investor institusi.
Merujuk pada raksasa BlackRock baru-baru ini menegaskan, Bitcoin merupakan aset kripto yang mampu mengalami peningkatan adopsi secara global.
Karakter unik yang dimiliki Bitcoin kata Ansel, seperti air yang sangat dibutuhkan.
Tetapi nilainya bisa turun di daerah yang melimpah.
Dengan demikian, BTC, meskipun tidak fisik, memiliki karakteristik unik yang menciptakan permintaan, seperti pasokan yang terbatas dan resistensi terhadap sensor.
-
Bitcoin Sangat Tidak Aman
Bitcoin sebagai industri yang bergerak menggunakan internet, seringkali dianggap rentan diretas.
Padahal, keamanan Bitcoin terletak pada teknologi blockchain yang sangat kuat.
Transaksi BTC tercatat secara permanen dalam blockchain dan sangat sulit untuk diubah.
Meskipun, risiko keamanan tetap ada, namun pengguna tetap mampu menjaga keamanan kunci pribadinya dengan baik.