Site icon Dunia Fintech

Menko Airlangga Pamer Transaksi Keuangan Digital Capai Rp401 Triliun, Tapi Infrastruktur Keuangan Digital Belum Merata

keuangan digital

JAKARTA, duniafintech.com – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dan keuangan digital Indonesia akan mencapai US$146 miliar di tahun 2025, dan bertumbuh delapan kali lipat menjadi Rp4.531 triliun di tahun 2030.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pandemi Covid-19 telah mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi dan menciptakan prospek cerah pada potensi ekonomi dan keuangan digital Indonesia. Dia menambahkan nilai perdagangan digital mencapai Rp401 triliun di tahun 2021. Menurutnya hal itu terjadi seiring dengan meningkatkan akseptasi dan preferensi berbelanja daring serta didukung perluasan sistem pembayaran digital dan akselerasi digital banking.

Baca juga: 10 Coin yang Bagus Untuk Investasi Kripto, Siap-siap Cuan Maksimal

Airlangga mengatakan pemerintah saat ini tengah mengoptimalkan peluang digitalisasi melalui implementesi sinergi kebijakan ekonomi dan keuangan digital. Selain itu, mewujudkan upaya penguatan kerjasama dan konektivitas pada lingkup regional maupun global di berbagai sektor, termasuk sektor perdagangan dan pembayaran di ASEAN.

“Digitalisasi ekonomi dan keuangan digital harus diakselerasi dengan perbaikan-perbaikan dan telah mendorong capaian inklusi keuangan nasional,” kata Airlangga. Denpasar, Senin (11/7).

Baca juga: Berita Kripto Hari Ini: Naik Tipis, Bitcoin Pimpin Penguatan Harga

Sementara itu, menurut tanggapan pengamat dari Institute for Development of Economics and Finance Nailul Huda dengan adanya rangsangan teknologi seperti kemudahan tranasaksi diskon melalui keuangan digital tentunya membuat transaksi menjadi semakin naik dan sektor konsumsi menjadi naik.

Dia mengatakan dengan peningkatan sektor konsumsi masyarakat tentunya akan menyumbang pertumbuhan ekonomi. Dia mengungkapkan sektor konsumsi rumah tanggal memberikan kontribusi 50 persen lebih terhadap Pendapatan Domestik Bruto.

“Jadi memang sektor konsumsi masyarakat atau rumah tangga menyumbang pertumbuhan ekonomi tertinggi,” kata Huda kepada duniafintech.com.

Baca juga: Penyebab Pinjaman Online Selalu Ditolak, Ternyata Ini Faktor-faktornya

Kendati demikian, menurutnya sistem ekonomi dan keuangan digital masih belum merata d Indonesia. Menurutnya masih terdapat ketimpangan infrastruktur digital dikarenakan sinyal internet yang belum merata baik di Pulau Jawa maupun wilayah luar Pulau Jawa.

“Masih belum merata. Jangankan di wilayah luar pulau Jawa, di pulau Jawan pun masih ada blind spot. Namun saya melihat masih sebagian yang bisa didorong,” kata Huda.

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com.

 

Penulis: Heronimus Ronito

Editor: Rahmat Fitranto

Exit mobile version