Site icon Dunia Fintech

Menyambut 2020, Berikut Pandangan Ekonomi dan Politik di Indonesia

menyambut 2020 picture

duniafintech.com – Bersiap menyambut 2020, Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia, Moeldoko, menjelaskan visi Presiden Joko Widodo untuk Indonesia Maju yaitu:

Untuk menyambut 2020 dalam rangka mencapai Indonesia Maju, Moeldoko menyampaikan arahan Presiden Joko Widodo pada periode kedua masa pemerintahannya yang fokus pada pendidikan karakter, meningkatkan investasi dan inovasi, deregulasi dan debirokratisasi, penciptaan lapangan kerja, dan pemberdayaan teknologi.

Dari sisi ekonomi, Dr Masyita Crystallin, Kepala Ekonom DBS Indonesia, melihat bahwa tantangan terbesar yang dihadapi Jokowi dalam menyambut 2020 adalah terus melakukan reformasi, baik infrastruktur maupun infrastruktur lunak (kemudahan berbisnis).

Tantangan lain dalam menyambut 2020 adalah menemukan mesin ekonomi yang dapat mendorong pertumbuhan di atas potensi sebesar 5% (manufaktur, nilai tambah yang lebih tinggi, diversifikasi jauh dari ekonomi berbasis komoditas), sambil mempertahankan stabilitas Rupiah (CAD berkorelasi positif dengan pertumbuhan karena kandungan impor ekspor dan investasi cukup besar).

Dengan permintaan domestik yang stabil, Indonesia dapat dengan mudah tumbuh di sekitar 5%. Meskipun yang menjadi tantangan adalah meningkatkan potensi pertumbuhan ke target pemerintah sebesar 6%.

Baca juga :

Di sisi lain, Yunarto Wijaya, Direktur Eksekutif Charta Politika, berpendapat bahwa tidak ada korelasi langsung antara peristiwa politik terhadap pencapaian ekonomi. Faktor politik domestik tidak memberikan pengaruh besar terhadap kondisi ekonomi Indonesia, kecuali konflik berkepanjangan seperti perang dunia. Yunarto menilai Indonesia masih sangat jauh dari suatu keadaan dimana kondisi politik mempengaruhi kondisi ekonomi.

Bagi investor asing dan prospek bisnis asing, Masyita menilai bahwa posisi Indonesia dalam menyambut 2020 di mata investor masih sangat baik,  potensi ekonomi negara yang merupakan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dengan populasi besar dan masih mendapat manfaat dari dividen demografis.

Kepala Ekonom DBS Indonesia tersebut juga melihat bahwa IDR cenderung stabil hingga akhir tahun dengan asumsi aliran modal dan neraca perdagangan stabil. Rupiah diprediksi akan tetap sekitar 14.200-14.400 dan sedikit terdepresiasi pada tahun 2020 karena percepatan pembangunan infrastruktur dibandingkan 2019.

– Dinda Luvita –

Exit mobile version