JAKARTA, duniafintech.com – Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) optimis meski terjadi kenaikan harga BBM, pendapatan premi akan lebih optimis mengalami peningkatan di semester II tahun 2022. Meskipun pada semester I tahun 2022 total pendapatan premi asuransi jika mengalami penurunan 8,9 persen.
Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon menjelaskan dampak kenaikan harga BBM tentunya akan memicu meningkatnya kenaikan inflasi, sehingga mempengaruhi kemampuan nasabah dalam membayar premi. Menurutnya jika tingginya angka inflasi menyebabkan harga menjadi mahal dan uang yang dibelanjakan juga akan berkurang.
Meski harga menjadi mahal, Budi Tampubolon mengaku industri asuransi jiwa tetap optimis karena inflasi yang terjadi di Indonesia tentunya berbeda dengan negara-negara lainnya yang mengalami kenaikan inflasi lebih tinggi dari Indonesia.
“Kenaikan harga BBM berpotensi meningkatkan inflasi. Industri asuransi jiwa mungkin menghadapi tantangan. Tapi kami masih tetap optimis,” kata Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon.
Baca juga: Wajib Baca! Inilah Perbedaan Asuransi Jiwa Berjangka dan Seumur Hidup
Dia mencontohkan saat pandemi Covid-19, pendapatan premi dari bisnis syariah, asuransi kumpulan dan pembayaran reguler mengalami pertumbuhan naik 19,1 persen menjadi 73,9 juta orang dari tertanggung perorangan menjadi 21,9 juta dan tertanggung kumpulan menjadi 52 juta.
Baca juga: Uang Pertanggungan Asuransi Jiwa, Begini Cara Menghitungnya
Menurutnya pertumbuhan tersebut terjadi dikarenakan kemampuan perusahaan mengalami perbaikan untuk memberikan benefit lebih baik kepada pegawai. Kemudian saat pandemi mulai melandai, roda perekonomian juga berputar ke arah positif.
“Ada beberapa perusahaan yang tidak berasuransi, mulai melihat jika tidak berasuransi malah menanggung lebih mahal,” kata Budi.
Oleh karena itu, dia menambahkan dengan melihat indikasi tersebut untuk industri asuransi jiwa, masyarakat mulai menyadari perlunya perlindungan diri melalui asuransi dengan nlai premi yang lebih kecil.
“Setiap kali industri jiwa menghadapi tantangan lebih, tapi tidak langsung susut,” kata Budi Tampubolon.
Baca juga: Ini 10 Pertanyaan tentang Asuransi Jiwa yang Perlu Diketahui
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com