Site icon Dunia Fintech

Jangan Ngaku Milenial Kalau Belum Tahu Industri 4.0!

milenial

duniafintech.com – Sebagai generasi milenial yang mengikuti perkembangan industri dan teknologi pasti tidak asing lagi dengan istilah industri 4.0. Generasi milenial sangat erat kaitannya dengan Revolusi Industri 4.0 atau Revolusi Industri Generasi ke empat. Dimana revolusi ini menitikberatkan pola digitalisasi dan otomasi disemua aspek kehidupan manusia.

Dunia yang telah memasuki era revolusi industri 4.0 nampaknya bukan lagi isapan jempol belaka. Berbagai teknologi yang menjadi tanda dimulainya revolusi industri 4.0, sudah mulai diterapkan di berbagai lini.

Meski Indonesia sudah memulai menerapkan beberapa teknologi yang mendukung revolusi industri 4.0, tidak dapat dipungkiri masih ditemukan generasi milenial yang belum mendapat gambaran terkait industri ini. Apa itu industri 4.0?  Apa saja komponen utama didalamnya? Berikut penjelasannya.

Baca juga : AFPI: Para Pelaku Fintech Lending Mulai Merambah Ke Berbagai Daerah

Apa itu Industri 4.0

Konsep “Industri 4.0” pertama kali digunakan di publik dalam pameran industri Hannover Messe di kota Hannover, Jerman di tahun 2011. Dari peristiwa ini juga sebetulnya ide “Industri 2.0” dan “Industri 3.0” baru muncul, sebelumnya cuma dikenal dengan nama “Revolusi Teknologi” dan “Revolusi Digital”.

Secara garis besar, Industri 4.0 adalah  industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber. Ini merupakan tren otomatisasi dan pertukaran data dalam teknologi manufaktur. Ini termasuk sistem cyber-fisik, Internet of Things (IoT), komputasi awan dan komputasi kognitif.

Elemen Industri 4.0

Seperti pada penjelasan definisi Industri 4.0 sebagai lanjutan dari industri 3.0 yang menambahkan instrumen konektivitas untuk memperoleh dan mengolah data, otomatisasi perangkat jaringan, IoT, big data analytics, komputasi awan dan keamanan cyber merupakan komponen utama dalam industri 4.0.

Perangkat konektivitas tersebut dihubungkan pada perangkat fisik industri. Tujuannya adalah untuk menerima dan mengirim data sesuai perintah yang ditentukan, baik secara manual maupun otomatis berdasar keecerdasan buatan. Perangkat IoT pada Industri 4.0 dikenal dengan IIoT atau Industrial Internet of Things, yang sebelumnya sangat berguna untuk monitoring secara internal.

Prinsip Rancangan Industri 4.0

Prinsip pertama, Interoperability, yaitu pertukaran fungsi antara mesin dan berbagai peralatan berbeda di industri manufaktur. Pertukaran informasi yaitu banyaknya jaringan yang menghubungkan berbagai peralatan sehingga meningkatkan peluang dan kesadaran untuk meningkatkan fungsi AI.

Kemampuan tersebut akan memperpanjang masa penggunaan mesin dan mengurangi limbah mesin dari industri. Serta akan meningkatkan efisiensi penggunaan mesin tanpa perlu membuat desain ulang yang terus menerus.

Kedua yaitu adanya desentralisasi industri 4.0. Desentralisasi akan memberikan kemampuan kepada perusahaan yang lokal, operasional personal, serta mesin untuk menentukan keputusan. Bukannya menggunakan komputer pusat atau pengambilan keputusan yang bersifat hierarkis, akan tetapi akan memberikan kapasitas dan kesempatan kepada operator lokal untuk merespons dengan cepat perubahan yang terjadi. Sehingga akan ada lebih banyak keuntungan karena adanya fleksibilitas dan spesialisasi pengetahuan.

Desentralisasi semakin dibutuhkan di industri ini karena semakin tingginya permintaan yang bersifat individual. Sehingga semakin sulit untuk membuat sistem kontrol yang terpusat. Maka adanya embedded computers akan memudahkan cyber-physical systemuntuk mengambil keputusan. Hanya kasus-kasus khusus dan bersifat kesalahan yang didelegasikan kepada tingkatan yang lebih tinggi.

Adanya desentralisasi akan mempersingkat proses pengambilan keputusan dan mengurangi waktu komunikasi yang dibutuhkan antara organisasi lokal dengan pengambil keputusan yang tingkatannya lebih tinggi dan di luar organisasi tersebut. Sehingga industri dapat beradaptasi dengan cepat dan memanfaatkan peluang yang ada di sekitarnya, seperti memproduksi energi sendiri dan memanfaatkan peluang pasar di sekitarnya.

Ketiga, VirtualizationVirtualization akan memungkin adanya monitoring dan komunikasi mesin-ke-mesin yang berbentuk visual. Hal ini juga akan mempermudah melanjutkan praktik produksi, mengurangi limbah industri karena mampu mengambil keuntungan dari proses evaluasi yang dilakukan. Serta akan meningkatkan peluang daur ulang, dengan memberikan informasi virtual tentang produk. Seperti informasi perubahan atau pergantian produk dari perusahaan atau pemberitahuan kepada konsumen bagaimana membuang bekas produk tersebut.

Keempat terdapat Real-Time Capability, yang mana akan membantu adaptasi penggunaan sumber daya yang lebih baik. Mempercepat respons untuk membuat perubahan energy supply. Apabila ada perubahan perilaku konsumen yang berdampak pada permintaan, maka industri dapat mengurangi risiko overproduksi.

Selanjutnya prinsip kelima yaitu Modularity. Kemampuan ini akan menambah atau mengurangi proses dalam produksi. Hal ini terkait bagaimana meningkatkan kemampuan mesin yang lama untuk digunakan kembali. Prinsip ini sangat berhubungan dengan manfaat interoperability.

Prinsip keenam yaitu Service orientation. Prinsip ini akan memungkinkan semua pihak memanfaat cyber-physical system, bisnis, dan sumber daya manusia melalui layanan internet, dimana hal tersebut akan membentuk product-service system. Hal tersebut dapat digunakan diinternal perusahaan maupun melewati batas-batas perusahaan. Hal tersebut akan memungkinkan perusahaan teknologi untuk lebih fleksibel dan tangkas dalam merespon perubahan pasar yang sangat cepat. Karena perusahaan dapat memilih bekerja sama dengan jaringan IT dan membuat nilai baru untuk konsumen.

Product-service system akan mempermudah perusahaan untuk fokus pada pelayanan. Dengan memanfaatkan sistem tersebut perusahaan dapat meningkatkan persentase pemakaian aset yang benar-benar dibutuhkan, seperti mobil, peralatan manufaktur, mengurangi limbah, dan konsumsi energi.

Peluang Industri 4.0

Tujuan utama dari industri 4.0 ini adalah kestabilan distribusi barang dan kebutuhan. Industri 4.0 memungkinkan pendataan kebutuhan masyarakat secara real time, dan mengirim data tersebut ke produsen. Sehingga, para produsen dapat memproduksi dengan jumlah yang tepat sesuai kebutuhan. Tentunya secara ekonomi, hal ini dapat menjaga kestabilan harga. Secara bisnis, hal ini dapat memperluas pasar.

Berikut beberapa contoh peluang yang dimungkinkan dari industri 4.0:

Isu keberlanjutan di sektor manufaktur pada revolusi industri 4.0 dapat dilihat dari peningkatan efisiensi dan adaptasi kepada kurva permintaan. Lebih mendalam lagi, keberlanjutan industri sangat berkaitan dengan menggabungkan isu lingkungan dan sosial dalam konsep perusahaan manufaktur yang sukses.

Sebagai generasi milenial, kita harus dapat memahami jika Industri 4.0 tidak luput dari kekurangan, akan tetapi hal tersebut dapat diperbaiki dan disesuaikan oleh manusia. Sebagai salah satu SDM Indonesia, generasi milenial pun juga tidak luput dari perubahan yang dibawa revolusi industri 4.0. Generasi yang lahir pada medio 1980-1999 ini harus bersiap dengan kondisi tersebut karena masa depan industri dan manufaktur Indonesia berada di tangan mereka.

Baca juga : CDT Tawarkan Solusi Business Intelligence Bebas Klik Semudah Menggeser Kursor Komputer

— Dinda Luvita —

 

Exit mobile version