Site icon Dunia Fintech

Miner Mengurangi, Bitcoin Menghadapi Tekanan Penjualan

bitcoin mining 2

Kondisi pasar Bitcoin dalam beberapa minggu lalu mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Bahkan minggu kemarin para miner sempat mengurangi Bitcoin, akibatnya aset kripto tersebut mengalami tekanan penjualan.

Kondisi pasar kripto terus mendapatkan tekanan ketika Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif yang membuat ekonomi dunia bergejolak menyebabkan banyak investor melepas aset berisiko seperti cryptocurrency.

Namun sekarang ini pasar Bitcoin mulai bangkit 1 btc to idr terus mengalami peningkatan. Dimana sebelumnya Bitcoin sempat menyentuh US$ 84 ribu. Namun sebelum membahas beberapa faktor tekanan tentunya kamu harus memahami Bitcoin dan cara kerjanya.

Bitcoin (BTC) dipandang sebagai instrumen investasi yang baru dan patut untuk diperhitungkan. Popularitas Bitcoin melonjak pada akhir tahun 2020, dan tahun ini, ketenarannya semakin meningkat seiring dengan lonjakan harga Bitcoin yang mencapai Rp 700 juta.

Di Indonesia, aset ini juga mendapat perhatian besar, terlihat dari banyaknya platform yang kini memberikan layanan jual beli Bitcoin dan terdaftar pada lembaga pemerintah, yaitu Bappebti. Ini menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia cukup memperhatikan perkembangan BTC.

Apa itu Bitcoin? 

Bitcoin merupakan suatu bentuk mata uang yang baru, yang dapat dikategorikan sebagai mata uang digital, elektronik, virtual, atau aset kripto. Aset ini diperkenalkan oleh seseorang dengan nama samaran Satoshi Nakamoto pada tahun 2009.

Bitcoin dipergunakan untuk melakukan transaksi di internet tanpa perlu melalui perantara atau layanan bank. Dikenal sebagai aset kripto, Bitcoin mengandalkan kriptografi untuk melindungi keamanannya dan beroperasi di atas jaringan terdesentralisasi yang disebut blockchain.

Melalui metode ini, aset ini tetap menjaga tingkat keamanan dan transparansi. Bitcoin tidak memiliki wujud fisik dan tidak diterbitkan atau didukung oleh bank atau lembaga pemerintah manapun.

Walaupun belum diakui sebagai alat pembayaran resmi di banyak negara, Bitcoin sangat terkenal dan telah menjadi pemicu lahirnya ratusan jenis mata uang kripto lain yang umum disebut sebagai altcoin.

Cara Kerja Bitcoin 

Bitcoin beroperasi menggunakan sistem peer to peer (P2P), yang tidak bergantung pada penyimpanan atau pengelola tunggal. Dalam sistem ini, Bitcoin memanfaatkan basis data yang terdistribusi ke komponen-komponen (komputer) dalam jaringan P2P untuk mencatat transaksi.

Dimana semua transaksi Bitcoin disahkan oleh setiap anggota dalam jaringan, yang biasanya disebut sebagai miner atau penambang. Para penambang dianggap sebagai otoritas terdesentralisasi yang mempertahankan keandalan jaringan Bitcoin.

Bitcoin baru diberikan kepada penambang dengan tingkat yang telah ditentukan tetapi berkurang seiring waktu. Jumlah total Bitcoin yang dapat ditambang terbatas hingga 21 juta.

Pada bulan November 2021, terdapat lebih dari 18,875 juta Bitcoin yang telah ditambang dan kurang dari 2,125 juta Bitcoin yang tersisa untuk ditambang. Dengan cara ini, Bitcoin beroperasi berbeda dengan uang fiat dalam sistem bank yang terpusat.

Uang fiat diproduksi pada tingkat yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, dan sistem tersebut dimaksudkan untuk menjaga stabilitas harga. Sedangkan sistem terdesentralisasi, seperti Bitcoin, memfiksasi tingkat pelepasan sebelumnya sesuai dengan algoritma.

Bitcoin mengalami tekanan jual karena para miner meningkatkan penjualannya, yang menghasilkan arus miner negatif. Stok Bitcoin yang dimiliki miner turun 1% menjadi 1,80 juta BTC, menunjukkan semakin besarnya sentimen bearish dan kemungkinan penurunan harga tambahan.

Jika penjualan terus berlanjut, Bitcoin dapat jatuh ke angka US$74.000; namun, pemulihan pasar dapat mendorongnya kembali ke US$86.172.

Miner Mengurangi, Bitcoin Hadapi Tekanan Penjualan

Bitcoin, mengalami salah satu minggu paling bearish sejak awal tahun, data on-chain menunjukkan bahwa para miner berkontribusi besar terhadap peningkatan tekanan jual. Informasi on-chain menunjukkan bahwa miner di jaringan Bitcoin telah meningkatkan penjualan aset mereka. Tren ini dapat memperburuk tekanan pada harga token.

Bears Menguasai Pasar Bitcoin saat Stok Miner Menurun

Berdasarkan data dari CryptoQuant, stok miner BTC mengalami penurunan bertahap sepanjang minggu ini. Saat ini, stok berada pada angka 1,80 juta BTC, berkurang 1% dibandingkan minggu lalu. Stok miner BTC mencerminkan jumlah token yang tersimpan dalam dompet para miner. 

Angka ini menggambarkan cadangan token yang belum terjual oleh miner. Ketika metrik ini meningkat, para miner menahan lebih banyak token hasil tambang mereka, yang sering kali menunjukkan keyakinan akan kenaikan harga di masa depan. 

Sebaliknya, saat stok menurun seperti ini, miner biasanya memindahkan token dari dompet mereka untuk dijual, mengindikasikan semakin besarnya sentimen bearish terhadap BTC.

Arus miner yang negatif terhadap token ini semakin mengkonfirmasi tren tersebut. Pada 10 April, arus bersih ini tercatat -590,40. Arus miner BTC mengukur perbedaan antara total token yang dikirim ke exchange dibandingkan dengan yang ditarik.

Ketika angkanya negatif seperti ini, lebih banyak token berpindah dari dompet miner ke exchange, yang biasanya menjadi sinyal awal untuk dijual.

Dengan meningkatnya tekanan dari segmen pemegang BTC ini, harga token dapat mengalami koreksi lebih lanjut dalam waktu dekat. Terlebih lagi jika minat beli tidak dapat mengimbangi likuidasi yang sedang berlangsung.

Tren Bearish Bitcoin Dapat Mengakibatkan Penurunan Harga ke US$74.000

Pada grafik harian, BTC tetap jauh di bawah indikator Super Trend nya, yang menciptakan resistance dinamis di atas level harganya pada US$90.911. Indikator ini melacak arah serta kekuatan tren harga suatu aset. 

Ini ditunjukkan sebagai garis pada grafik harga yang berganti warna untuk menandakan tren hijau untuk trend naik dan merah untuk tren turun. Ketika harga aset berada di bawah indikator Super Trend-nya, tekanan jual menguasai pasar. 

Tren bearish ini dapat mendorong para pemegang BTC untuk menjual, memperburuk penurunan harga. Jika situasi ini terjadi, harga koin dapat turun di bawah level support kunci di US$80.776 untuk diperdagangkan pada US$74.389.

Namun, jika sentimen pasar membaik dan para pemegang koin mengurangi penjualan mereka, BTC mungkin akan membalikkan tren penurunan dan naik kembali ke US$86.172.

Pergerakan Harga BTC

Dilansir dari Pintu Market, harga BTC hari ini adalah Rp 1.412.443.823 dengan volume perdagangan untuk Bitcoin dalam 24 jam terakhir mencapai angka US$26.107.118.878, mencatat penurunan sebesar -18,60% dibandingkan dengan sehari sebelumnya.

Sedangkan harga tertinggi sepanjang masa Bitcoin sebesar US$108.786 dan harga terendahnya sepanjang waktu sebesar US$67,81. Saat ini, nilainya berada 23,03% di bawah rekor tertinggi dan 123.374,87% di atas rekor terendahnya.

Untuk kapitalisasi pasar pasar Bitcoin (BTC) saat ini mencapai US$1.662.793.688.232. Kapitalisasi pasar dihitung dengan mengalikan harga setiap token dengan total pasokan BTC yang beredar, yang saat ini adalah 20 juta token yang diperdagangkan di pasar.

Perlu diingat, semua aktivitas jual beli kripto memiliki resiko dan volatilitas yang tinggi karena sifat kripto dengan harga yang fluktuatif.

Maka dari itu, selalu lakukan riset mandiri (DYOR) dan gunakan dana yang tidak digunakan dalam waktu dekat (uang dingin) sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset kripto lainnya menjadi tanggung jawab para trader dan investor.

Exit mobile version