Site icon Dunia Fintech

Miris! Bukalapak Makin Rugi Besar setelah IPO, Kenapa Ya?

bukalapak IPO

JAKARTA, duniafintech.com – Perusahaan rintisan (startup) unicorn PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) telah merilisi laporan keuangannya untuk tahun 2021. Namun, yang anehnya adalah rugi bersih BUKA justru membengkak.

Mirisnya, hal itu terjadi setelah startup ini melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan sempat meraup dana segar Rp21,9 triliun.

Lantas, apa yang terjadi?

Mengutip laporan CNBCIndonesia.com, Jumat (15/4/2022), di sepanjang tahun 2021, Bukalapak berhasil membukukan pendapatan senilai Rp1,87 triliun atau naik 38% dari pendapatan tahun 2020 yang bernilai Rp1,35 triliun.

Adapun kenaikan pendapatan itu ditopang oleh pendapatan yang dihasilkan dari segmen bisnis Mitra Bukalapak yang melesat 284% dari Rp199 miliar pada 2020 menjadi Rp765 miliar.

Segmen itu memang menjadi sumber pertumbuhan baru bagi emiten e-commerce yang resmi mencatatkan sahamnya di bursa pada Agustus tahun lalu tersebut.

Di lain sisi, pendapatan Bukalapak dari segmen marketplace yang paling besar kontribusinya dari total top line cenderung turun. Adapun pendapatan BUKA dari segmen tersebut turun 5% menjadi Rp990 miliar pada 2021 dari Rp1,03 triliun pada tahun sebelumnya.

Penurunan pendapatan dari segmen marketplace itu disebabkan oleh persaingan yang kian ketat di antara para pemain industry e-commerce.

Berdasarkan laporan situs pelacak dan analitik iPrice, rata-rata pengunjung bulanan website Bukalapak tahun 2021 adalah 30 juta. Jumlah pengunjung situs Bukalapak itu turun 16% ketimbang rata-rata jumlah kunjungan di tahun 2020 yang sebanyak 36 juta.

Atas capaian itu, Bukalapak masih menduduki peringkat ketiga di tahun 2021 sama dengan 2020. Akan tetapi, Bukalapak memang menjadi satu-satunya e-commerce yang mengalami penurunan jumlah pengunjung web rata-rata lebih dari 10%.

Mirisnya, rata-rata pengunjung web Bukalapak pun terus turun sejak tahun 2021 dimulai. Menurut penelusuran CNBC Indonesia, rata-rata pengunjung bulanan BUKA di kuartal I-2021 mencapai 34,2 juta dan di kuartal II-2021 angkanya turun menjadi 29,5 juta.

Meski ada perbaikan di kuartal III-2021 dengan rata-rata pengunjung web berjumlah 30,5 juta, tetapi di kuartal IV-2021 malah kian ambyar sebab hanya 25,8 juta pengunjung web secara rata-ratanya per bulan. Sejatinya, secara tren, jumlah pengunjung web Bukalapak terus menurun.

Sementara itu, dua pesaing terdekatnya, yakni Shopee dan Tokopedia, sejauh ini masih bersaing ketat memperebutkan posisi nomor pertama di segmen marketplace tanah air. Apabila pada tahun 2020 silam Shopee menjadi jawara maka tahun lalu giliran Tokopedia yang menduduki peringkat 1.

Sebagai informasi, kedua startup e-commerce itu sekarang ini berhasil membukukan kenaikan jumlah pengunjung rata-rata bulanan mencapai lebih dari 30%.

 

 

Penulis: Kontributor/Boy Riza Utama

Admin: Panji A Syuhada

Exit mobile version