duniafintech.com – Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia, Darmin Nasution bertemu dengan mitra usaha Amartha yakni Apsiah, pelaku usaha ikan cupang dan Ratna, pelaku usaha keset dari Ciseeng, Bogor di Indonesia Fintech Forum 2019, Gedung Dhanapala.
Baca juga : Pemerintah India Semakin Positif Menanggapi Kripto dan ICO
Darmin mengungkapkan kebanggaanya saat melihat ikan cupang dan keset di booth Amartha. Beliau juga bertemu langsung dengan mitra usaha Amartha yang sukses berkat Amartha.
Andi Taufan Garuda Putra selaku CEO Amartha mengatakan, mereka merupakan pelaku usaha mikro yang sukses mengembangkan usahanya berkat pinjaman serta pelatihan wirausaha yang dilakukan oleh Amartha.
“Mereka adalah beberapa perempuan tangguh Amartha yang sukses mengembangkan usaha dan meningkatkan pendapatan keluarga”, tuturnya.
Apsiah mengaku usaha ikan cupang telah berkembang pesat. Berkat menjadi mitra usaha Amartha, Apsiah telah memiliki rumah, mobil dan motor. Apsiah juga memiliki satu toko di Jakarta dan berencana untuk membuka toko di Bogor.
“Dulu saya merintis dari nol, enggak punya apa-apa. Bahkan untuk angkut ikan cupang ke Jakarta naik angkot dan kereta”, ungkapnya
Apsiah mengatakan peran Amartha sangat besar bagi perkembangan usahanya. Awalnya, dia meminjam Rp 500 ribu kepada Amartha pada 2011. Kini, pinjamannya telah mencapai Rp 8 juta.
“Saya tidak hanya mendapatkan pinjaman untuk usaha tetapi juga pelatihan wirausaha dan pengelolaan keuangan oleh Amartha”, jelasnya.
Mitra usaha Amartha lainnya adalah Ratna, pihaknya mengatakan pendanaan usaha dari Amartha digunakan untuk mengembangkan usaha yang tengah dirintis yaitu menganyam keset. Tidak hanya itu, dengan menjadi mitra usaha Amartha juga telah mendorong usaha suaminya yaitu berjualan sayur dan buah-buahan agar menjadi semakin maju. Kini, mereka pun berhasil merenovasi rumah dan menyekolahkan anak-anak mereka hingga kuliah.
Ratna telah bergabung menjadi mitra usaha Amartha sejak 2011. Awalnya, ia mendapatkan pendanaan untuk usaha sebesar Rp 500 ribu. Kini, dia telah mendapatkan pendanaan sebesar Rp 8 juta.
Menurut data Amartha Sustainable Accountability Report 2018, terungkap bahwa (rata-rata) pendapatan perempuan desa mitra Amartha naik dari Rp 4,2 juta menjadi Rp 6,7 juta per bulan, atau setara naik 59 persen.
Meningkatnya pendapatan juga berdampak positif terhadap turunnya tingkat kemiskinan mitra Amartha. Pada tahun 2016, sebanyak 63 persen dari total mitra Amartha masih berada dibawah garis kemiskinan. Per akhir 2018, jumlah mitra usaha Amartha yang dibawah garis kemiskinan turun drastis menjadi 41 persen.
Baca juga : Bagaimana Cara Memilih Properti Syariah yang Aman?
— Dinda Luvita —