JAKARTA, duniafintech.com – Aplikasi Mobile Banking BCA bakal segera migrasi ke MyBCA. Hal itu disampaikan oleh manajemen PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA). Akan tetapi, belum diketahui pasti kapan rencana itu bakal terwujud.
Menurut EVP Transaction Banking Business Development BCA, I Ketut Alam Wangsawijaya, perseroan tidak hanya ingin memberikan layanan perbankan, tetapi juga hendak mengontrol gaya hidup para nasabah lewat aplikasi myBCA. Dengan begitu, nasabah BCA nantinya tidak terjebak pada masalah keuangan.
“Tetapi dalam prosesnya, tentu kami akan menyempurnakan terlebih dahulu sehingga myBCA itu akan menjadi lebih unggul dibandingkan mobile banking BCA,” ucap Ketut dalam acara BCA Expoversary 2022, dikutip dari Bisnis.com, Sabtu (12/3/2022).
Ia pun memastikan bahwa proses migrasi dari mobile banking BCA ke myBCA bakal memperhatikan sisi keamanan nasabah. Hal itu mengingat customer base yang dimiliki emiten bersandi BBCA ini cukup besar dan punya jumlah transaksi yang cukup banyak.
Itu berarti, sambungnya, para nasabah BCA secara bertahap bakal terbiasa memakai myBCA. Aplikasi itu pun dirancang untuk melengkapi kebutuhan nasabah, dari fitur-fitur yang sebelumnya tidak ada di mobile banking BCA.
Dengan myBCA, nantinya nasabah dapat melihat laporan rekening hingga 5 tahun terakhir. Lain dari myBCA, pada fitur mobile banking BCA diketahui hanya menyediakan data sampai dengan 7 hari terakhir masa transaksi.
“Adanya fitur ini akan sangat memudahkan nasabah untuk mengevaluasi kebutuhan yang dikeluarkan, terutama mengontrol gaya hidup,” paparnya.
Dalam pandangannya, gaya hidup sudah tidak terelakkan sejak zaman digital. Ketut menilai, kehadiran digital semestinya membuat gaya hidup seseorang lebih terkontrol dan terencana. Hal itu karena setiap orang selalu lepas kontrol ketika melihat beragam penawaran produk dan membuatnya lupa cara untuk mengontrol semua itu.
“Itu perlu setiap bulan sekali mengevaluasi gaya hidup kami seperti apa, apakah boros, terlalu boros. Kalau kami tidak memiliki akses pencatatan pengeluaran kami, itu kan bahaya sebenarnya,” tuturnya.
Alasan lainnya adalah karena melihat perkembangan teknologi. Ia menyebut, aplikasi pada mobile banking punya kapasitas yang terbatas jika terus ditambahkan berbagai jenis fitur sehingga semakin lama akan membahayakan aplikasi. Hal itu yang kemudian tidak diinginkan oleh BCA sehingga mereka pun memutuskan untuk pindah ke myBCA.
“Karena di satu titik, memang terkadang teknologi itu harus ditinggalkan karena teknologi yang lama mungkin sudah tidak memadai,” sebutnya.
Terkait hal itu, ia pun menyadari bahwa saat ini sangat mungkin para nasabah BCA punya 2 aplikasi dalam satu perangkat. Akan tetapi, ia memastikan bahwa nasabah hanya perlu menggunakan 1 aplikasi untuk menggunakan layanan perbankan BCA.
Untuk diketahui, sebelum hadirnya mobile banking, perseroan pun pernah meluncurkan SMS banking BCA beberapa waktu lalu dan sekarang layanan itu telah ditutup. Ketut pun menginginkan kesadaran nasabah BCA untuk berpindah dari mobile banking BCA ke myBCA.
Dengan begitu, mobile banking BCA bakal ditutup secara bertahap, yang dilihat dari banyaknya nasabah yang telah migrasi ke myBCA.
“(Pindah aplikasi) sangat tergantung dari sudah berapa banyak nasabah yang pindah ke myBCA. Jadi, selama belum semua pindah ke myBCA, kami enggak akan tutup mobile banking,” tutupnya.
Penulis: Kontributor/Boy Riza Utama
Admin: Panji A Syuhada