JAKARTA, 30 November 2024 – Aplikasi pesan WhatsApp banyak digunakan oleh masyarakat, khususnya di Indonesia, untuk berbagai keperluan, namun, pengguna WhatsApp perlu berhati-hati karena banyak modus penipuan WhatsApp yang berkembang melalui aplikasi ini. Salah satu metode penipuan yang sering terjadi adalah penggunaan file APK yang dikirim secara acak ke nomor telepon orang lain. Tujuannya adalah agar penerima pesan mengklik dan mengunduh file tersebut, yang akhirnya menginstal aplikasi berbahaya di perangkat mereka.
Modus Penipuan WhatsApp
Metode penipuan ini, yang dikenal dengan sebutan phishing, mirip dengan penipuan yang terjadi lewat email. Penipu berharap penerima pesan memberikan akses tanpa sadar, sehingga akun atau perangkat mereka dapat dibajak. Berikut adalah beberapa modus penipuan online yang umum ditemukan di WhatsApp tahun ini:
-
Modus Kurir
Penipu mengaku sebagai kurir dari J&T dan mengirimkan file apk yang terlampir dengan nama “LIHAT Foto Paket”. Jika korban mengunduh file tersebut, uang yang disimpan di bank dapat hilang, bersama dengan data pribadi yang diambil oleh pelaku.
-
File Undangan Nikah
Banyak pengguna WhatsApp yang menerima file apk berjudul “Surat Undangan Pernikahan Digital”. Para penipu mengajak korban membuka file ini untuk mengecek kebenarannya, namun saat diunduh, perangkat korban dapat terinfeksi.
-
Surat Tilang Palsu
Pengguna WhatsApp juga pernah menerima file apk dengan judul “Surat Tilang-1.0 apk”, yang berisi surat tilang palsu. Penipu berharap korban mengunduh file tersebut dan tanpa sadar mengakses informasi pribadi mereka.
-
Catut MyTelkomsel
Penipu menggunakan nama aplikasi MyTelkomsel untuk mengirimkan file apk yang meminta akses ke berbagai aplikasi, termasuk foto, video, SMS, dan informasi akun perbankan digital. Tujuannya adalah untuk mencuri data dan informasi pribadi korban.
-
Pengumuman dari Bank
Penipu juga sering menyebarkan pengumuman palsu yang mengatasnamakan bank, dengan informasi tentang perubahan tarif transaksi yang tidak masuk akal. Korban kemudian diminta mengisi formulir melalui link yang diberikan, yang mengarah pada pencurian data pribadi.
-
Undangan VCS
Penipu menghubungi korban melalui video call seks (VCS) dengan tujuan untuk memeras uang. Modus ini memanfaatkan ketidaktahuan korban mengenai teknologi dan ancaman pemerasan yang muncul.
-
Kuras Rekening dengan Kode QR (Quishing)
Salah satu metode terbaru adalah quishing, yang menggabungkan phishing dan kode QR. Penipu mengirimkan kode QR yang, ketika dipindai, mengarahkan korban ke situs web palsu. Situs ini dapat mengakses informasi pribadi korban, termasuk aplikasi yang terpasang dan lokasi mereka.
Cara Menghindari Quishing
Untuk menghindari kejahatan quishing, hindari memindai QR code yang ditempatkan di tempat umum atau yang diberikan oleh orang yang tidak dikenal. Penipu sering kali menciptakan rasa urgensi dengan pernyataan seperti “Pindai kode QR ini untuk memverifikasi identitas Anda”. Selain itu, pastikan untuk mengaktifkan autentikasi dua faktor pada akun-akun Anda dan selalu keluar dari perangkat yang tidak digunakan lagi.
Dengan waspada terhadap berbagai modus penipuan ini, pengguna WhatsApp dapat lebih aman dalam berkomunikasi dan menghindari potensi kerugian finansial dan data pribadi yang dicuri.