Site icon Dunia Fintech

Negara Paling Bangkrut di Dunia, Indonesia Termasuk? Cek ini Faktanya..

Negara Paling Bangkrut di Dunia

JAKARTA, duniafintech.com – Ini dia negara paling bangkrut di dunia. Ada beberapa negara yang bangkrut akibat utang dan mengalami krisis ekonomi yang menyengsarakan.

Saat Indonesia dilanda krisis moneter pada tahun 1998 negara kita berhutang pada dana moneter internasional atau IMF sebesar 9,1 miliar USD atau saat itu setara sekitar Rp90,1 triliun, hingga keadaan Indonesia saat itu menjadi negara paling bangkrut yang mengalami krisis ekonomi.

8 tahun kemudian tepatnya pada pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tahun 2006, kala itu SBY menegaskan bahwa Indonesia berhasil melunasi hutang tersebut. Namun demikian, menurut bank Indonesia sebagai anggota IMF Indonesia memiliki kewajiban membayar sebesar USD 2,8 miliar, semacam iuran di mana dana itu bisa dimanfaatkan untuk memperkuat cadangan devisa suatu negara anggota IMF. Karena krisis moneter yang dialami Indonesia hampir menjadi negara paling bangkrut di dunia.

Walau tak punya hutang lagi kepada IMF, berdasarkan catatan Kementrian Keuangan, per 28 Februari 2022 posisi utang luar negeri milik Indonesia berada di level Rp7.014,58 triliun dengan rasio sebesar 40,17% dari PDB. Siapakah yang akan membayar hutang hutang Indonesia yang pasti berbunga itu? Tentulah kita dan anak cucu kita.

Baca juga: Kisah Kebangkrutan Zimbabwe, Hingga Rela Ganti Mata Uang Tiongkok

Dengan kenyataan ini masihkah kita memiskinkan negara kita dengan tidak membayar pajak atau melakukan korupsi atau melakukan pencurian aset bumi Indonesia. Jika itu terus terjadi maka bukan tidak mungkin Indonesia akan mengalami seperti 7 negara paling bangkrut berikut.

Berikut 7 negara paling Bangkrut di Dunia

  1. Yunani – Utang 1,54 miliar Euro (Rp22,5 triliun)

30 Juni 2015 merupakan hari bersejarah bagi Yunani. Negara berpenduduk 11 juta jiwa ini sudah memastikan tidak mampu membayar hutang sebesar 1,54 miliar euro atau sekitar Rp22 triliun ke international monetary fund atau IMF. Hal ini tentu mengejutkan dunia mengingat yunani adalah Negara maju.

Dalam keanggotaan uni eropa, Yunani sebenarnya memiliki potensi investasi yang menarik terhadap para investor. Namun krisis yang telah melanda eropa menimbulkan ketidakpercayaan para investor terhadap keuangan di eropa khususnya yunani. Akibat sinering yang dilakukan pemerintah terhadap gaji pegawai, menaikkan pajak, menunda dana pension, memangkas anggaran militer demi meningkatkan cadangan devisa tak pelak kondisi itu membuat rakyat berdemonstrasi dan melakukan mogok masal.

Namun yang menjadi akar bangkrutnya Yunani adalah korupsi dan suap yang dikenal dengan istilah amplop kecil. Artinya ada penyuapan saat mengurus di kantor imigrasi, pasien baru akan mendapatkan operasi jika ada amplop untuk dokter, lali izin apapun tidak akan keluar jika pihak berwenang tidak diberi amplop. Penyuapan uang terhadap para pejabat agar menjamin proses otorisasi, sertifikasi dan perizinan pembangunan.

Disamping itu korupsi terbesar terjadi di sector pajak sebesar 30 persen yang artinya 30 persen bank Negara bocor ke tangan koruptor. Korupsi telah terjadi dimana mana sehingga Negara itu sulit memeranginya.

  1. Ekuador – Utang USD 3,2 miliar (Rp30,73 triliun)

Negara bangkrut berikutnya adalah Ekuador. Perekonomian Negara eksportir pisang terbesar dunia ini mudah bangkrut karena tercatat mewarisi banyak utang hasil korupsi di pemerintahan masa lalu. Ekonomi ekuador terus terjerembak mengalami krisis akibat dari kebijakan kebijakan neo liberal yang didukung Amerika Serikat.

Sejak awal 1990an Ekuador telah dipimpin sejumlah presiden neo liberal yang menerapkan penghematan dari aset pasar bebas ala IMF dan Bank Dunia. Namun ternyata, hasil dari kebijakan tersebut sangat buruk. Perekonomian Ekuador carut marut sehingga tingkat inflasi mencapai 60 persen.

Tak hanya itu, standar kehidupan masyarakat pun berkurang. Sementara harga barang barang terus naik dan Ekuador mengalami depresi ekonomi.Pada pertengahan 1999 khas Negara Ekuador terkuras habis dan Negara tersebut dinyatakan bangkrut.

  1. Zimbabwe – Utang USD 4,5 miliar (Rp43,2 triliun)

Pada 2008 Zimbabwe salah satu Negara di Afrika mencatatkan kisah kelam dalam sejarah perekonomiannya. Hal itu Zimbabwe terlilit hutang sebesar USD 4,5 miliar dengan kondisi ekonomi yang buruk pemerintahannya juga harus berjuang mengatasi tingkat pengangguran yang tak terkendali hingga mencapai 80 persen.

Berawal dari demi mengusung sejumlah kepentingan politik pada tahun 2000. pemerintah Zimbabwe mengguncang sektor pertanian komersial domestic, padahal ekspor Zimbabwe sangat bergantung kepada pertanian dan peternakan. Produk domestic bruto Zimbabwe dengan cepat merosot dari USD 6,8 miliar pada tahun 2007 menjadi USD 4,4 miliar pada 2008.

Pada 2008 juga pemerintah Zimbabwe tengah berjuang mati matian melawan penyakit kolera, kelangkaan pangan, dan inflasi. Akibat hyper inflasi, harga barang naik tak terkendali. Demi mengatasi defisitnya, pemerintah terpaksa meminjang uang dalam jumlah sangat besar dari pasar obligasi hingga hutang Zimbabwe tercatat mencapai USD 4,5 miliar. Zimbabwe menjadi negara paling bangkrut di Afrika.

Akhirnya setelah dihantam kondisi ekonomi yang buruk, Zimbabwe mendeklarasikan kebangkrutannya pada 2009. Meski demikian, sejumlah reformasi dan kebijakan ekonomi yang dilancarkan pemerintah berikutnya ternyata mampu menyokong perekonomiannya hingga mampu bangkit secara perlahan.

  1. Jamaika – Utang USD 7,9 miliar (Rp71,1 triliun)

Berikutnya sebagai negara paling bangkrut dialami Negara penghasil bauxite terbesar dunia yaitu jamaika. Peristiwa itu terjadi pada februari 2010, pada 4 februari 2010 jamaika berhasil mendapat pinjaman dari IMF sebesar USD 1,27 miliar untuk periode 3 tahun. Pemerintah kemudian melakukan belanja anggaran besar selama bertahun tahun.

Tingginya inflasi membuat Jamaika tidak bisa membayar hutang hutangnya lima tahun lalu.

Saat itu 40 persen dari anggaran pemerintah dialokasikan untuk membayar hutang. Hingga juli 2012, rasio hutang Jamaika mencapai 139 persen. Tingginya hutang jamaika selalu disebut sebut sebagai penyebab melambatnya pertumbuhan ekonomi yang membebani anggaran pemerintah setiap tahunnya.

  1. Puerto Rico – Utang USD 73 miliar (Rp949 triliun)

Belum selesai masalah yunani tidak bisa membayar hutang, ternyata beberapa waktu belakangan ini Puerto Rico juga mengalami masalah yang sama. Negara persemakmuran amerika serikat ini juga tidak mampu membayar hutang obligasinya karena kehabisan uang tunai. Hal itu dikatakan gubernur Puerto rico alesandro Garcia mengenai negaranya yang tidak bisa membayar hutang.

Puerto Rico tidak mampu memenuhi syarat untuk restruriksasi utangnya yang mencapai USD 73 miliar atau sekitar Rp949 triliun. 2,5 juta orang dari 3,5 juta penduduk tidak memiliki pekerjaan tetap. Harga bahan pokok melambung 50 persen dan dana pensiun rakyat tak terbayarkan. Sebenarnya, situasi ekonomi yang sulit pernah terjadi tahun 1980an. Pada saat itu pemerintah mulai meminjamkan dana untuk membayar hutang hutangnya ketika terjadi penurunan penerimaan pajak disebabkan antara lain krisis ekonomi yang dipicu embargo minyak sejak pertengahan 1970an dan resesi di pertengahan 1980an hingga awal 1990an.

Selama 15 tahun belakangan ini, pemerintah telah beroperasi di bawah defisit yang konstan hingga mengalami kebangkrutan.

Baca juga: Daftar Perusahaan Besar yang Bangkrut di Dunia dan Indonesia

  1. Argentina – Utang USD 95 miliar (Rp1.140 triliun)

Mungkin banyak orang awam yang tidak mengira kalau Negara sebesar Argentina juga mengalami kebangkrutan. Lagi lagi korupsi besar besaran yang dialami argentina menjadi penyebab bangkrutnya Negara itu. Warga Argentina begitu putus asa dan panic sehingga mereka mulai menarik uang mereka dari perbankan. Karenanya pemerintah membekukan semua rekening bank untuk satu tahun.

Setiap orang memungkinkan hanya menarik uang mereka sebesar 250 dollar/pekan. Disamping itu, tingkat pengangguran melonjak hingga 25 persen. Diperkirakan nyaris 40.000 orang baru menjadi tunawisma dan bertahan hidup dengan mengais ngais sampah. Banyak jaringan dipotong untuk mengkompensasi kekurangan khas Negara. Produk argentina ditolak oleh beberapa Negara.

Saat itu sejumlah kreditor asing berusaha mengambil keuntungan diatas penderitaan rakyat Argentina. Orang menyebutnya sebagai gana burung bangkai jadi kreditor akan membeli utang utangnya dengan harga sangat murah. Seringkali hanya 20 persen dari nominalnya. Pada juni 2014, argentina gagal membayar hutangnya kepada kreditor. Argentina termasuk negara paling bangkrut di dunia.

  1. Nauru – USD 240 miliar (Rp2208 triliun)

Mungkin banyak orang tidak membayangkan jika Nauru Negara kepulauan kecil yang berjarak 4000 KM dari Sydney Australia ini dulunya adalah Negara makmur yang membuat cemburu seluruh dunia. Namun kini Nauru hanyalah sebuah Negara yang sekitar 75 persen wilayahnya sudah tidak layak huni. Kekayaan Nauru bermula saat ditemukan fosfat atau pupuk yang berasal dari kotoran burung yang berumur lebih dari 1000 tahun pada 1960an.

Penemuan tersebut yang kemudian mengundang perusahaan asing untuk membuat tambang di Negara tersebut untuk kemudian mengeruk semua persediaan fosfat yang ada. Hal ini kemudian mempengaruhi pemasukan Negara. Pada era kejayaan fosfat, Nauru adalah Negara dengan pendapatan perkapita yang paling tinggi di dunia.

Penduduknya hidup berfoya-foya dan banyak melakukan impor. Sayangnya setelah fosfat yang terkandung di perut bumi Nauru habis, perekonomian Negara yang berada di paling tinggi tersebut menjadi miskin. Bahkan Nauru harus berhutang kepada Australia untuk bisa menjalankan pemerintahannya. Sekarang negara Nauru menjadi negara bangkrut di Dunia.

Baca juga: Strategi Agar Bisnis Tidak Bangkrut Saat Pandemi

Exit mobile version