duniafintech.com – Nelayan menghadapi sejumlah tantangan dalam mencari nafkah sehari-hari. Mulai dari kondisi alam yang tak menentu, harga BBM yang belum merata hingga modal yang tidak memadai.
Sebagai negara yang memiliki luas lautan mencapai 5,8 juta km2, 17.504 pulau, serta garis pantai 104.000 km, Indonesia memiliki potensi kelautan dan perikanan yang sangat besar di kawasan Asia Tenggara. Dengan penetapan Indonesia sebagai negara maritim, potensi laut yang luar biasa harus mampu dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Produksi perikanan tangkap laut nasional sempat melonjak drastis dalam beberapa waktu terakhir. Selama semester I 2017 lalu, misalnya, hasil tangkapan laut mencapai 3,35 juta ton, naik 11,3% dibandingkan periode sama tahun 2016 yang sebesar 3,01 juta ton, berdasarkan data dari Pusat Data Statistik dan Informasi Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pertumbuhan produksi tangkapan laut sebesar 11,3% merupakan yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Hasil tangkapan laut meliputi antara lain berbagai jenis ikan, udang, kepiting, rajungan, dan cumi-cumi. Lonjakan produksi tangkapan laut mendorong Produksi Domestik Bruto (PDB) sektor perikanan atas harga berlaku tumbuh 11% dari Rp152,91 triliun pada semester I 2016 menjadi 169,76 triliun pada semester I 2017, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS). Adapun berdasarkan PDB harga konstan, sektor perikanan tumbuh 6,8%.
Meski begitu, tantangan yang dihadapi oleh nelayan bukan berarti banyak yang teratasi. Tantangan-tantangan yang ada tersebut dapat teratasi dengan bantuan teknologi terkini.
Kini, telah hadir aplikasi Nelpin yang membantu nelayan mengatasi berbagai tantangan yang ada, seperti lokasi penangkapan ikan. Nelpin merupakan aplikasi yang dibangun dan dikembangkan pada 2015 oleh Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan (P3TKP) untuk mendukung nelayan menangkap ikan.
Secara garis besar, aplikasi ini membantu nelayan menentukan lokasi tangkapan ikan. Hal ini penting mengingat nelayan perlu mendapatkan akses teknologi yang sederhana dan tepat guna. Dengan fishing ground yang mudah diketahui, maka nelayan dapat menghemat penggunaan bahan bakar saat melaut. Lebih jauh, kegiatan penangkapan ikan menjadi lebih ramah lingkungan.
Aplikasi ini menggabungkan pelbagai informasi, seperti peta perkiraan daerah penangkapan ikan (PPDPI), informasi cuaca, kesuburan perairan, dan informasi harga ikan. Pada tahun 2016, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir (P3SDLP) mengembangkan aplikasi itu dengan mengubah beberapa fungsi, seperti informasi PPDPI, cuaca, gelombang dan angin, pelabuhan, harga ikan, serta menu perkiraan BBM dan bantuan. Perubahan ini mengacu pada kebutuhan nelayan.
Alhasil, sumber informasi data yang terdapat pada aplikasi Nelpin adalah hasil kerja sama antara Balai Riset Observasi Laut (BROL) Perancak, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan Ditjen Perikanan Tangkap (DJPT).
Menariknya, nelayan juga dapat menghitung estimasi BBM dalam Premium dan jarak tempuh lokasi menggunakan aplikasi ini. Dengan aplikasi ini, diharapkan dapat membantu nelayan dalam aktivitas penangkapan ikan sehingga menjadi lebih efektif. Nelayan dapat langsung menuju ke titik penangkapan ikan tanpa harus berputar-putar sehingga menghemat bahan bakar maupun logistik. Dengan cara moderen ini, tentunya dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan.
Di sisi lain, “PR” Kementerian Kelautan dan Perikanan masih cukup banyak untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan. Berbagai upaya pun telah dilakukan oleh kementerian yang dipimpin oleh Susi Pudjiastuti terbut. Salah satunya yang mulai terlihat dampaknya adalah kebijakan pemerintah yang konsisten memberantas penangkapan ikan yang ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak sesuai aturan (illegal, unreported, unregulated/IUU fishing) sejak akhir 2014.
Kemudian, baru-baru ini, Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) juga akan membangun sebanyak 60 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) higenis di seluruh Indonesia. Tujuannya untuk meningkatkan mutu hasil tangkapan nelayan.
Source: kkp.go.id
Written by: Sebastian Atmodjo