Site icon Dunia Fintech

Neobank Lagi Tren, Ini Daftar Fintech yang “Caplok” Bank di Indonesia

apa itu neobank

JAKARTA, duniafintech.com – Belakangan ini, Neobank mulai menjadi tren di tanah air. Terkait hal itu, tercatat ada sebanyak 6 penyelenggara teknologi finansial (fintech) yang berinvestasi hingga mengakuisisi bank di Indonesia.

Terbaru, Modalku pun kabarnya bakal mencaplok Bank Index. Menurut laporan Tech in Asia, Funding Societies selaku induk perusahaan fintech lending Modalku terlibat dalam pembelian saham di bank yang beroperasi di kota-kota besar di Indonesia tersebut.

Bank Index sendiri berfokus pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Saat ini, PT Khazanah Indexindo menjadi pemegang saham terbesar di Bank Index. Adapun sebelum mencuatnya kabar akuisisi Bank Index, DealStreetAsia sempat melaporkan bahwa Co-Founder sekaligus CEO Funding Societies, Kelvin Teo, tertarik untuk berinvestasi di bank lokal, dengan tujuan mengembangkan pasar neobank.

Menurut VP Head of Marketing Communications Modalku, Ariani Hadioetomo, dirinya belum dapat berkomentar soal kabar akuisisi tersebut. Meski demikian, ia mengonfirmasi bahwa perusahaannya berencana untuk merambah neobank.

“Sejalan dengan pendanaan seri C+, Modalku akan memperluas bisnis menuju neobank untuk mendukung UMKM lebih maksimal,” katanya, seperti dikutip dari Katadata.co.id, Rabu (2/3/2022).

Di samping itu, perusahaan pun terus berkomunikasi dengan berbagai rekan yang berpotensi mendukung strategi bisnis.

Disampaikan Sekretaris Jenderal Asosiasi Modal Ventura Untuk Startup Indonesia (Amvesindo), Eddi Danusaputro, tren akuisisi fintech terhadap bank akan semakin masif pada tahun 2022.

“Ini karena permintaan dari fintech yang ingin akuisisi bank tinggi,” ujarnya.

Ia berpandangan, fintech mengakuisisi bank untuk memperoleh izin layanan yang tidak didapatkan sebelumnya.

“Dengan dia punya izin bank akan bantu bisnisnya,” jelasnya.

Bukan itu saja, langkah fintech mengakuisisi bank dinilai juga untuk mengurangi biaya penyaluran dana.

Daftar fintech akuisisi bank di Indonesia

Merujuk pada laporan Katadata.co.id, di bawah ini adalah beberapa fintech yang berinvestasi maupun mengakuisisi bank di Indonesia untuk merambah bisnis bank digital.

  1. Akulaku 

PT Akulaku Silvrr Indonesia atau fintech lending Akulaku telah resmi mengakuisisi sebanyak 24,9 % saham Bank Neo Commerce pada tahun 2021 lalu, tepatnya tanggal 19 November 2021.

Di sisi lain, Bank Neo adalah nama baru dari Bank Yudha Bhakti yang didirikan pada tahun 1990 silam. Bank tersebut diawali dari PAKTO 27/1988 yang diinisiasi oleh Dephankam, Perum ASABRI, Pepabri, serta para developer.

  1. GoPay

Pengelola GoPay, PT Dompet Karya Anak Bangsa, diketahui menguasai sebanyak 22,16% saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) pada tahun 2020 silam. Menurut CEO GoTo, Andre Soelistyo, investasi itu sebagai bagian dari strategi bisnis jangka panjang. Hal ini bakal memperkuat pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis perusahaan ke depannya.

Adapun langkah itu seiring dengan rencana GoTo untuk membesarkan GoPay dan memimpin layanan keuangan digital di tanah air.

  1. Kredivo

Berikutnya ada PT Finaccel Teknologi Indonesia atau Kredivo. Perusahaan fintech ini resmi menjadi pengendali PT Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI) pada tahun 2021 lalu. Status pengendali ini tersemat usai Kredivo membeli saham dari pemilik lama senilai Rp439,69 miliar pada transaksi 15 Oktober 2021.

Merujuk pada keterbukaan informasi, sebelumnya Kredivo hanya punya sebanyak 726,36 juta unit atau setara 24% saham Bank Bisnis Internasional. Lantas, fintech ini membeli sebanyak 484,24 juta unit atau 16% dengan harga Rp908 per lembar. Hal itu membuat Kredivo sudah menggelontorkan dana sekitar Rp439,69 miliar.

  1. Ajaib

Platform Ajaib yang berada di bawah naungan PT Takjub Finansial Teknologi juga sudah resmi memiliki sebanyak 24% atau 554,4 juta saham PT Bank Bumi Artha Tbk. Perusahaan ini memiliki Bank Bumi Arta lewat rekening efek PT Ajaib Sekuritas Asia.

Sebagai informasi, kepemilikan Ajaib di Bank Bumi Arta terungkap lewat laporan kepemilikan saham investor di atas 5% saham yang disampaikan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

  1. WeLab

WeLab yang merupakan perusahaan kepunyaan Sequoia Capital dan miliarder Li Ka-shing., diketahui juga mengakuisisi sebanyak 24% saham di PT Bank Jasa Jakarta.

Tujuan dari pencaplokan ini adalah dalam rangka mengembangkan bank digital di tanah air.

  1. Alami

Terakhir, ada fintech lending syariah Alami yang diketahui membeli Bank Perkreditan Rakyat (BPR) pada tahun 2021 lalu. Menurut CEO Alami, Dima Djani, proses akuisisi dan penambahan modal ini dilakukan secara bertahap.

Selain itu, perusahaan pun berencana untuk mengembangkan bank berbasis teknologi melalui langkah pencaplokan ini.

 

 

 

Penulis: Kontributor / Boy Riza Utama

Editor: Anju Mahendra

Exit mobile version