DuniaFintech.com – Nestlé gunakan blockchain untuk transparansi data rantai pasokan. Raksasa makanan asal Swiss itu mulai menginvestasikan sumber daya yang signifikan ke dalam inovasi berbasis blockchain. Blockchain memang sudah merambah berbagai sektor, tak ada yang bisa menampiknya.
Inovasi tersebut untuk membuat pelacakan perjalanan produk sesederhana, mudah dan terstandarisasi seperti membalik sekantong keripik dan memeriksa bahan-bahannya. Blockchain adalah salah satu teknologi yang membantu melakukannya.
Berusia lebih dari 150 tahun, Nestlé adalah perusahaan makanan terbesar di dunia saat ini. Menjual beragam varian produk, perusahaan satu ini sudah menyebar ke berbagai belahan dunia termasuk Indonesia.
Pada tahun 2019, raksasa yang bermarkas di Swiss itu menjual lebih dari 80 miliar dolar Amerika Serikat produksi pangan di 187 negara. Nestlé memiliki 403 pabrik di seluruh dunia, di antaranya berhasil membesut merek paling terkenal di dunia. Termasuk nama-nama produk rumah tangga seperti Nescafé, ikon minuman mineral botol global seperti Perrier dan favorit lokal seperti NaturNes dan Milo. Dengan rantai pasokan ke berbagai supermarket di dunia, wajar jika Nestlé memasang standar yang lebih tinggi ketimbang perusahaan sejenis.
Baca Juga:
- Cara Jitu Alokasi Gaji agar Tepat pada Kebutuhan, Begini Hitungannya
- Hindari Perilaku Tidak Sehat yang Merusak Kondisi Keuangan
- Tips Cara Mengelola Gaji 3 Juta dengan Bijak, Simak Disini
Nestlé Mulai Merambah Blockchain
Selama beberapa tahun hingga saat ini, Nestlé telah membuat kemajuan besar dalam menggali potensi Blockchain. Bekerja sama dengan raksasa komputer IBM, Nestlé memanfaatkan Blockchain untuk akses ke data rantai pasokan produk mereka.
Riwayat lengkap termasuk lokasi produk saat itu bisa segera ditindaklanjuti. Informasi lainnya seperti sertifikasi, uji data, uji suhu dan lain sebagainya bisa diakses dalam hitungan detik setelah diunggah ke jaringan Blockchain.
Tahun lalu, Nestlé ‘membuka terobosan’ dalam transparansi rantai pasokan melalui kolaborasi dengan platform blockchain OpenSC menjadi perusahaan makanan dan minuman besar pertama yang mengumumkan bahwa mereka akan mengujicoba teknologi Blockchain terbuka.
Benjamin Dubois yang bertugas mengelola transformasi digital rantai pasokan Nestlé, dan telah mengawasi pengenalan teknologi Blockchain di perusahaan selama beberapa tahun terakhir dengan tujuan meningkatkan kepercayaan pelanggan.
Tujuannya adalah untuk memungkinkan mereka membuat penilaian yang jelas di titik pembelian. Merefleksikan kemajuan perusahaan tersebut saat saat ini, Dubois menggambarkan eksplorasi perusahaan ke dalam Blockchain sebagai semacam perjalanan itu sendiri.
Blockchain masih terus berkembang dan mengalami penyempurnaan demi penyempurnaan. Dalam hal ini, fakta bahwa Nestlé gunakan Blockchain hanyalah contoh kecil dari pemanfaatan Blockchain dalam bidang makanan. Ini sekaligus akan menjadi langkah baru bagi produsen dunia untuk melakukan pelacakan produk dengan lebih mudah, praktis dan tentu saja aman.
(DuniaFintech/ Dita Safitri)