duniafintech.com – Netflix yang merupakan layanan akses menonton konten berupa film melalui media seperti smartphone, smartTV, tablet, PC, atau laptop ini mengungkapkan rahasia dibalik kesuksesannya sekarang ini.
Baca juga : Tumbuhkan UKM, Genpro dan Kapital Boost Berkolaborasi
Ted Sarandos selaku Direktur Konten Netflix telah mengungkapkan secara gamblang yang menjelaskan mengenai salah satu cara perusahaan dapat memikat penulis skenario Ryan Murphy adalah dengan menunjukkan kepadanya cara intelijen menggunakan data dalam membantu kesuksesan filmnya.
Ryan Murphy yang merupakan tokoh dibalik serial Glee dan Nip/Tuck, mengumumkan kesepakatan senilai US$300 juta (Rp 4,2 triliun) dengan Netflix di awal tahun ini yang dilansir dari CNBC Internasional.
Baca juga : DeepBrain Chain, Artificial Intelligent Blockchain
Sarandos mengatakan pada hari Senin (14/5/2018) di konferensi Moffer Nathanson Media and Communications Summit, Netflix menunjukkan Murphy bagaimana perusahaan itu mampu menjangkau khalayak yang tidak terduga.
“Ketika Ryan masuk, kami menunjukkan banyak hal kepadanya,” kata Sarandos, termasuk menampilkan tumpang-tindih yang mengejutkan antara antologi karya Murphy berjudul “American Horror Story” dan sebuah komedi di Fox.
“Anda mungkin menebak-nebak, dari sekian banyak tayangan, siapa yang akan menyukai ‘American Horror Story’. Saya bertaruh Anda tidak akan mengira orang seperti ‘Bob’s Burgers’ menyukai ‘American Horror Story’,” kata Sarandos.
“Dan sekumpulan humor yang dia jalin dengan semua karyanya sebenarnya membuat kami mampu memperluas penontonnya di atas sebuah jaringan tunggal. Semua data Netflix, tren Google dan media sosial bantu menentukan logistik dan penganggaran, sementara arah kreatif masih berdasarkan pada mempercayai penyampai cerita,” tambahnya.
Sebagai tambahan untuk memprediksi penonton seperti apa mayoritas yang menonton dan menikmati tayangan tertentu, perusahaan juga bisa memproyeksi seberapa populer sebuah film atau serial nantinya.
Sarandos juga mengungkapkan bahwa data dapat meningkatkan kepercayaan diri bahwa sebuah tayangan dengan anggaran besar juga bisa menjangkau penonton yang besar. Seperti kabar yang tersiar bisnis berbasis iklan seperti Facebook baru-baru ini menghadapi kesulitan karena memungkinkan penyalahgunaan data pribadi.
Namun, CEO Netflix Reed Hastings yang juga menjadi anggota direksi Facebook baru-baru ini mengatakan Netflix lebih menjurus ke perusahaan media ketimbang perusahaan teknologi.
“Kami sangat berbeda dari bisnis yang didukung iklan, dan kami selalu berusaha keras melindungi semua tontonan pengguna kami,” kata Hastings bulan lalu.
Written by : Dinda Luvita
Picture : Pixabay.com