JAKARTA, duniafintech.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan lebih dari 3,1 juta debitur korporasi dan individu telah menikmati fasilitas restrukturisasi kredit yang diberikan oleh pemerintah sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso pun mengungkapkan, restrukturisasi kredit ini dilakukan OJK untuk membantu sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan korporasi bangkit dari pandemi.
“Dukungan OJK bagi UMKM berupa kebijakan restrukturisasi kredit telah dirasakan manfaatnya oleh lebih dari 3,1 juta debitur,” katanya dalam konferensi pers virtual Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Rabu (2/2).
Wimboh pun menuturkan, kebijakan ini cukup ampun dalam menopang dunia usaha dari dampak pandemi Covid-19. Meskipun tanda-tanda pemulihan mulai tampak, namun pemerintah tetap akan melanjutkan kebijakan ini hingga 2023.
Dia pun bilang, ke depannya OJK berkomitmen untuk tetap memperkuat kebijakan dalam menjawab berbagai tantangan global maupun domestik, termasuk melalui peningkatan peran sektor jasa keuangan dalam mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional.
“Khususnya kepada sektor-sektor prioritas dan menciptakan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru,” ujarnya.
Wimboh pun mengatakan, pihaknya akan mendukung kebijakan peningkatan akses keuangan UMKM untuk mencapai target penyaluran pembiayaan sebesar 30% kepada UMKM di tahun 2024 yang didukung oleh peran Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah.
Dukungan tersebut dilakukan dengan perluasan dan percepatan penyerapan KUR Klaster; perluasan kredit melawan rentenir (K/PMR), yang hingga kuartal III-2021 telah disalurkan sebesar Rp1,3 triliun kepada 133.900 debitur.
Selain itu juga perluasan raising fund melalui Security Crowdfunding (SCF) dengan target pendanaan di tahun 2022 sebesar Rp251 miliar atau naik dibandingkan target 2021 yang sebesar Rp228,29 miliar.
Melakukan perluasan pendirian Bank Wakaf Mikro (BWM) dari 60 BWM di 2021 dan ditargetkan menjadi 100 BWM di 2022; kemudahan UMKM untuk go public; simplifikasi ketentuan branchless banking.
Selanjutnya melakukan optimalisasi platform UMKM-MU dengan target 1.500 pelaku UMKM yang onboarding dengan penambahan jumlah produk yang di-listing dan didigitalkan sebanyak 3.000 produk.
Angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 di mana terdapat 1.023 pelaku UMKM yang telah onboarding dengan 10.240 produk.
Dia pun bilang, OJK akan terus memperkuat ketahanan sektor jasa keuangan menghadapi normalisasi kebijakan negara maju dan meningkatkan peran sektor jasa keuangan dalam menjaga momentum akselerasi pemulihan ekonomi nasional.
“Sektor perbankan akan mengoptimalkan kinerja fungsi intermediasi melalui penyaluran kredit. Pasar modal akan terus menjaga stabilitas ketahanan pasar modal dan meningkatkan perannya sebagai alternatif sumber pendanaan masyarakat,” tuturnya.
Penulis: Nanda Aria
Editor: Anju Mahendra