Site icon Dunia Fintech

Pandemi Gerus Startup Indonesia Sekitar 42,5%, Kominfo Rancang Strategi

Pandemi Gerus Startup Indonesia

Ilustrasi

DuniaFintech.com – Efek Covid-19 tidak dapat dipungkiri berdampak hampir ke seluruh sektor industri. Salah satu yang terdampak di antaranya adalah pandemi gerus startup Indonesia. Rupanya, efek pandemi berpengaruh besar terhadap kondisi startup. Hanya 33% dari 139 startup di Indonesia yang disurvei mengaku berkondisi baik saat pandemi melanda. Dan sekitar 42,5% lainnya mengalami krisis.

Pada akhir 2019, hanya 3,6 persen perusahaan rintisan yang berada dalam kondisi buruk atau sangat buruk. Lebih dari separuh, 74,8 persen, startup responden berada dalam kondisi baik atau sangat baik. Perusahaan yang berada dalam kondisi biasa saja sebesar 21,6 persen.

Direktur Jenderal Apllikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Pangerapan, menyatakan agar hal ini bisa diatasi seperti pandemi gerus startup Indonesia, para startup harus jeli menangkap peluang yang ada. Perubahan dari layanan atau pekerjaan yang semula dilakukan secara manual menjadi digital diyakini bisa membantu perusahaan startup untuk mengatasi tantangan saat pandemi virus corona berlangsung.

Anggota Dewan TIK Nasional, Ashwin Sasongko mengungkapkan, “Startup harus tahu betul kegiatannya, lalu mengubah layanan apa yang bisa ditransformasi digital. Kami membagi perusahaan rintisan ke dalam dua kelompok. Pertama adalah startup yang aktivitasnya tidak digital, namun menggunakan teknologi digital sebagai alat.”

Baca Juga:

Ashwin menambahkan kelompok pertama seperti Bisnis yang berkaitan dengan makanan, produksi makanan tetap membutuhkan kegiatan fisik, namun pembayarannya bisa dilakukan secara digital. Banyak bisnis makanan juga yang pemesanannya daring tapi pembayarannya masih konvensional.

Kelompok kedua adalah perusahaan yang memang produk digital, seperti aplikasi atau gim. Jika aktivitas bisnis perusahaan bersifat nondigital, segera tinjau ulang bisnis dan cari tahu apa saja yang bisa diubah ke bentuk digital.

Melansir data survey KIC, yakni sebanyak 52% startup, mengambil langkah pengurangan biaya operasional. Dari sisi ini, sebanyak 35% mengurangi biaya dalam bentuk pemotongan gaji karyawan, dan 24,5% memangkas jumlah karyawan. Kemudian, sebanyak 41% startup digital mengambil opsi pengurangan biaya produksi, dan 32% mengurangi biaya produksi.

Sementara, hasil survei KIC yang lainnya dilakukan terhadap 139 eksekutif startup digital pada periode Mei-Juni 2020 menunjukkan, cenderung tidak melakukan perubahan strategi sehingga pandemi gerus startup Indonesia.

(DuniaFintech/VidiaHapsari)

Exit mobile version