JAKARTA, duniafintech.com – Pasar kripto ke depannya diyakini bakal marak atau semakin diramaikan dengan kemunculan figur publik. Para publik figur ini diprediksi juga bakal masuk ke dunia non fungible token (NFT) dan metaverse.
Menurut Chief Marketing Officer Litedex Protocol, Andra, fenomena itu seperti tren kue-kue artis. Dalam arti, bukan artis itu yang punya kemampuan membuat sajian enak tersebut, melainkan adanya sosok investor yang hanya mendompleng nama besar si artis tersebut.
“Sebenarnya, makin banyak Dev (pengembang) yang akan meng-endorse artis untuk membuat token atas nama mereka,” ucap Andra, dikutip dari Investor Daily via Beritasatu.com, Sabtu (19/2/2022).
Dalam pandangannya, potensi yang besar itu dapat menjadi keuntungan dan taya tarik bagi publik figur. Namun, kemunculan berbagai token dari kalangan publik figur itu pun bisa memberikan dampak yang positif dan negatif.
Adapun positifnya, kata dia, kian membuat pasar kripto di dalam negeri semakin bergairah dan masyarakat kian banyak pilihan dalam berinvestasi di aset kripto. Untuk dampak negatifnya adalah masyarakat perlu lebih teliti dalam memilih sebuah token lokal.
Di samping itu, kalau terjadi hal yang tidak diinginkan, yang dirugikan tidak hanya trader atau investor, tetapi publik figur itu sendiri.
“Dampaknya, tak hanya trader yang akan rugi karena project yang ditawarkan tidak memiliki underlying yang jelas, tapi juga publik figur itu sendiri yang akan rusak image-nya jika token yang membawa namanya tidak memiliki ekosistem sehingga tokennya tidak bertahan lama di market,” jelasnya.
Maka dari itu, dirinya pun mengimbau masyarakat harus lebih teliti dalam memilih aset kripto lokal. Pasalnya, tidak bisa dimungkiri bahwa publik figur terkadang hanya menjadi alat oleh Dev (pengembang) kripto untuk mendulang cuan.
Hal itu tak lepas dari pemahaman para publik figur itu sendiri yang belum terlalu mengerti tentang pengetahuan mumpuni mengenai kripto dan blockchain.
“DYOR (do your own research), telusuri siapa Dev-nya? tidak hanya BA (brand ambassador)-nya, tapi juga siapa pengembangnya, beranikah mereka tampil ke publik. seperti apa white paper-nya? Apakah roadmap-nya dijelaskan secara transparan di website token tersebut. Bagaimana tokenomic-nya? Apakah jumlah token yang dikeluarkan konsisten dengan data dalam tokenomic-nya. Ini catatan saya harus DYOR, jangan mudah tergiur oleh FOMO (Fear of Missing Out) dan berujung pada hal yang merugikan para trader itu sendiri,” paparnya.
Sebelumnya diberitakan, penyanyi Anang Hermansyah menjadi sorotan publik setelah mempromosikan token ASIX di media sosialnya. Di samping itu, juga ada putri pendakwah kondang Yusuf Mansur Wirda Mansur yang sudah menggelar presale I-COIN atau Indonesia Coin di platform Pinksale.finance dengan target 1.500 BNB.
Saat ini, giliran Raffi Ahmad yang siap menggarap proyek Metaverse dengan nama RansVerse. Metaverse ala Raffi itu berupa tanah, bangunan, dan karakter. Proyek Metaverse yang saat ini sedang digarap Raffi ini adalah hasil kolaborasi dengan ShintaVR, VCGamers, UpBanx ,dan Rans Animation. Pada Januari kemarin, suami Nagita Slavina ini telah meluncurkan token kriptonya sendiri, yakni VCG.
Penulis: Kontributor / Boy Riza Utama
Editor: Anju Mahendra