JAKARTA – Paylater multifinance memang sedang menjadi sorotan dalam beberapa waktu terakhir. Perusahaan pembiayaan Kredivo mencatat pertumbuhan signifikan dalam penyaluran layanan buy now pay later (BNPL), sejalan dengan kinerja industri secara keseluruhan.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa outstanding pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan per Juli 2024 meningkat 73,55% year-on-year (yoy), mencapai Rp7,81 triliun.
Indina Andamari, SVP Marketing & Communications Kredivo, mengungkapkan bahwa tren ini sejalan dengan performa Kredivo, yang juga mengalami pertumbuhan baik dari segi jumlah transaksi maupun nilai pembiayaan.
“Sebagai pionir layanan paylater berlisensi multifinance, Kredivo mencatat peningkatan jumlah transaksi sebesar 58,59% (CAGR) dan nilai transaksi sebesar 78,42% (CAGR) dalam lima tahun terakhir,” ujar Indina.
Paylater Multifinance Naik Daun
Indina juga menambahkan bahwa jumlah pengguna Kredivo meningkat drastis, yakni 20 kali lipat dalam lima tahun terakhir hingga hampir mencapai 10 juta pengguna. Pertumbuhan ini sejalan dengan tren di mana penggunaan paylater tidak hanya terbatas pada transaksi e-commerce, tetapi juga meluas ke belanja offline.
Dalam laporan perilaku pengguna paylater Indonesia 2024 yang dirilis oleh Kredivo, disebutkan bahwa kontribusi transaksi paylater untuk belanja online naik 169% sepanjang 2023, yang menunjukkan prospek positif untuk segmen paylater oleh perusahaan pembiayaan.
“Kredivo optimis bahwa industri paylater akan terus berkembang, didorong oleh tingginya permintaan masyarakat untuk akses kredit yang mudah, aman, fleksibel, dan terjangkau,” kata Indina.
Kredivo juga melihat peluang besar pada kelompok underbanked, yaitu masyarakat yang memiliki rekening bank namun belum memiliki akses ke produk keuangan seperti paylater.
Optimis Jaga NPL
Meski demikian, pembiayaan paylater oleh perusahaan pembiayaan masih lebih kecil dibandingkan dengan perbankan, di mana kredit paylater bank tumbuh 36,66% yoy menjadi Rp18,01 triliun. Indina memandang partisipasi perbankan dalam penyaluran paylater sebagai hal positif yang dapat memperluas inklusi keuangan di Indonesia.
“Kami percaya bahwa layanan paylater masih memiliki masa depan cerah, dan Kredivo tetap optimis untuk membuka akses kredit bagi kelompok underbanked di Indonesia,” tegasnya.
Menghadapi prospek yang menjanjikan, Indina menegaskan bahwa Kredivo berkomitmen untuk menerapkan prinsip pinjaman yang bertanggung jawab, dengan menyalurkan kredit secara selektif dan menetapkan limit kredit yang proporsional. Selain itu, Kredivo juga menerapkan manajemen risiko menggunakan teknologi AI-enabled real-time decisioning yang dapat menganalisis skor kredit, melakukan verifikasi data, dan memprediksi potensi gagal bayar dengan lebih akurat. Langkah ini bertujuan untuk menjaga rasio Non Performing Financing (NPF) tetap rendah.
Per Juli 2024, rasio NPF BNPL untuk perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 2,82%, turun dari 3,07% pada Juni 2024.
“Dengan komitmen tersebut, Kredivo optimis dapat terus menjaga tingkat NPL di bawah rata-rata industri, sekaligus memperkuat fundamental bisnis kami,” pungkas Indina.