Site icon Dunia Fintech

Pembatasan Jadi Jurus Jitu Kurangi Penyelewengan BBM Subsidi?

bbm subsidi

JAKARTA, duniafintech.com – Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan menilai pada situasi global yang penuh ketidakpastian, alokasi anggaran untuk BBM subsidi akan memberatkan keuangan negara.

Seperti diketahui situasi global saat ini telah menyebabkan harga minyak dunia melonjak drastis serta membuat kurs mata uang Indonesia menjadi terdepresiasi. Hal itu secara langsung berdampak pada beban besar subsidi energi yang ditanggung negara, yang sebagaimana disebutkan oleh pemerintah mencapai Rp502 triliun.

Di sisi lain, selama ini penggunaan BBM bersubsidi justru banyak didominasi oleh masyarakat mampu. Berdasarkan data, pengguna BBM bersubsidi saat ini dinikmati oleh 70% masyarakat yang mampu.

“Hal itu sebagai sesuatu yang kontraproduktif dan dapat menimbulkan kesenjangan sosial antara masyarakat menengah ke atas dengan masyarakat kelas bawah,” katanya, Rabu (14/9).

Mamit berpendapat agar tepat sasaran, nilai guna subsidi akan jauh lebih efektif dan berdampak positif bila dialihkan untuk berbagai sektor produktif seperti program pendidikan dan beasiswa, bantuan kepada nelayan dan petani, pembangunan infrastruktur, rumah sakit, sekolah dan lain sebagainya.

“Sementara saat ini, penyesuaian harga BBM merupakan langkah tepat pemerintah untuk mengalihkan APBN ke sektor yang produktif. Khususnya terhadap masyarakat yang lebih membutuhkan,” kata Mamit.

Baca juga: MyPertamina Tak Bisa Diandalkan Masyarakat Akses BBM Subsidi

Selain itu, dengan penyesuaian yang dilakukan saat ini memperkecil disparitas harga antara harga keekonomian dengan harga yang disubsidi oleh pemerintah. Hal ini diharapkan dapat mengurangi terjadinya penyelewengan penggunaan BBM bersubsidi.

“Melalui penyesuaian ini, diharapkan bisa mengurangi terjadinya penyelewengan BBM bersubsidi mengingat disparitasnya sedikit berkurang. Selain itu, kedepan dengan adanya pembatasan BBM bersubsidi maka bisa memastikan penggunaan BBM menjadi tepat sasaran,” ujar Mamit.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan kuota BBM subsidi jenis solar akan habis di bulan Oktober dan BBM subsidi jenis pertalite akan habis di bulan September 2022.

Baca juga: BBM Subsidi Banyak Dinikmati Orang Kaya? ini kata Pertamina

Sri Mulyani mengungkapkan terhitung per bulan Juli, penggunaan BBM jenis solar sudah habis sebanyak 9,88 juta, sedangkan untuk kuota yang ditetapkan oleh pemerintah hanya sebanyak 15,1 juta Kilo Liter. Menurutnya dengan penggunaan sebanyak 9,88 juta, diperikirakan di bulan Oktober.

“Kalau mengikuti trend, bulan Oktober sudah habis kuotanya. Mengingat Januari sampai Juli dengan ekonomi kita tumbuh tinggi,” kata Sri Mulyani.

Sedangkan untuk kuota BBM subsidi jenis Pertalite, dia mengungkapkan penggunaannya sudah mencapai 16,84 juta KL. Sedangkan untuk kuota BBM subsidi jenis Pertalite, pemerintah menetapkan sebesar 23 juta KL. Sri Mulyani memperkirakan BBM subsidi jenis Pertalite akan habis di bulan September.

“Tiap bulan habis 2,4 juta KL habis. Jadi akhir September akan habis untuk Pertalite,” kata Sri Mulyani.

Baca juga: Pembatasan Beli Pertalite Jadi Berlaku? Erick Thohir Bilang Begini

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

Exit mobile version