Site icon Dunia Fintech

Gaet Modal Ventura, Pemerintah Dorong UMKM Terintegrasi Dengan Inkubator Bisnis

teten masduki inkubator bisnis

JAKARTA, duniafintech.com – Kementerian Koperasi dan UKM terus mendorong agar Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) untuk masuk ke dalam inkubator bisnis. Tujuannya, untuk mengembangkan UMKM agar lebih memilih rencana bisni yang lebih jelas sehingga dapat menarik minat modal ventura.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, saat ini banyak modal ventura asing yang berminat untuk membiayai bisnis UMKM di Indonesia, hanya karena tidak memiliki legalitas dokumen dan visibilitas, serta plan bisnis yang jelas, para investor tersebut urung masuk.

“UMKM visible dari segi bisnis tapi kalau ada investor mau masuk karena enggak ada bisnis plan enggak bisa baca (rencana bisnis). Ini kita bikinin bisnis plan-nya,” katanya dalam acara Sheconomy The Future of Woman in Business, Rabu (22/12).

Teten mengungkapkan, saat ini pemerintah tengah mencoba menarik modal ventura asing untuk masuk ke dalam ekosistem UMKM nasional. Beberapa waktu lalu Kemenkop UKM telah menggelar “fund festival” untuk mewujudkan hal tersebut.

Dalam kegiatan tersebut Kemenkop UKM bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) dan juga Orbit Future Academy dan sejumlah pihak lain, yang bertujuan mendevelop model bisnis UMKM yang lebih adaptif dengan perkembangan ekonomi digital.

“Kemarin kita kerja sama dengan LPDB dan Orbit, untuk mulai menggaet modal ventura dari luar. Kemarin sudah masuk lumayan. Kita baru bikin fund festival jadi kita mendevelop modal bisnis UMKM yang sudah bagus dan visible,” ujarnya.

Dia menjelaskan, model bisnis di era digital telah berkembang lebih ramah bagi UMKM. Untuk memperoleh pembiayaan dari modal ventura, pelaku industri kerakyatan tersebut tak lagi membutuhkan aset sebagai agunan.

Perkembangan usaha, cash flow, visibility business, business plan, dan pembukuan, menjadi hal utama yang akan dilihat oleh angel investor tersebut. Oleh karena itu, dia mendorong agar UMKM terintegrasi dengan inkubator bisnis yang telah terbiasa mengembangkan bisnis digital perusahaan rintisan.

“Nanti semua UMKM harus ada bisnis plan. Dan harus semua digital, karena perkembangan ke depan akses pembiayaan itu tidak lagi agunan. Tidak lagi asesmennya kecukupan aset, karena kalau UMKM aset pasti enggak punya,” tuturnya.

Selain permodalan, sambungnya, dengan masuknya modal ventura ke dalam negeri para pelaku usaha akan mendapatkan transfer pengetahuan atau transfer knowledge dari para pemain di industri digital dunia.

“Kita akan terus agresif untuk menarik modal-modal ventura. Karena bukan hanya sekadar menginjeksi investasi pembiayaan, tapi juga membantu mengembangkan manajemen bisnisnya, ada transfer knowledge, ada transfer modal bisnis dll., Mereka tidak akan lama, setelah valuasi bisnis naim mereka jual lagi, tapi kita bisa belajar,” terangnya.

Adapun, saat ini telah terdapat sejumlah modal ventura yang menanamkan modalnya ke UMKM, sebagai besar masuk ke sektor food and beverage (FnB), beberapa masuk ke usaha mainan anak-anak berbahan kayu seperti di Lampung.

Ke depannya, dengan lebih banyak UMKM yang memiliki visibility bisnis yang baik dan terintegrasi dengan ekosistem digital, diharapkan UMKM dapat masuk ke rantai pasok industri, menjadi penopang penyuplai bahan baku atau barang setengah jadi industri skala besar.

“Saya sudah pelajari UMKM di negara yang harus kita samai: Jepang Korea Selatan, China, di sana UMKM sudah jadi bagian rantai pasok industri. Jadi membuat komponen-komponen barang setengah jadi, bahan baku bagi industri,” kata dia.

 

Penulis: Nanda Aria

Editor: Anju Mahendra

Exit mobile version