JAKARTA – Pemerintah terbitkan SUN. Dalam rangka mendukung pertumbuhan industri dana pensiun dan asuransi, Pemerintah Republik Indonesia telah menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) seri FR0105.
Penerbitan SUN tersebut melalui mekanisme private placement.
Total nilai dari penerbitan SUN tersebut mencapai Rp3 triliun dengan tenor 40 tahun.
SUN yang diterbitkan membutuhkan instrumen investasi dengan jangka panjang melalui tingkat risiko yang terukur.
Pemerintah Terbitkan SUN, Kondisi Akan Membaik
Penerbitan SUN seri FR0105 kata Direktur Pengembagan Bisnis PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), Diwe Novara merupakan angin positif bagi industri asuransi.
Ia menilai, yield yang ditawarkan cukup kompetitif.
“Secara jangka panjang sangat menguntungkan,” kata Direktur Pengembagan Bisnis PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), Diwe Novara.
Menurut Diwe lock yiel pada level tertinggi dapat terwujud di tengah outlook ekonomi.
Kedepan, kata Diwe, kondisi ini akan membaik dan suku bunga lebih stabil.
Diwe mengakui, asuransi umum seperti Jasindo, secara konsep lebih matang.
“SUN seri FR0105 belum sesuai dengan profil liabilitas,” akunya.
Kondisi ini kata Diwe, akan memengaruhi profil liabilitas perusahaan yang ada.
Industri general insurance sambung Diwe cenderung bersifat jangka pendek.
Untuk itu sebut Diwe, alternatif memilih SUN seri FR0105 jadi acuan apabila terdapat liabilitas dengan jangka waktu yang sesuai.
Diwe menyebutkan, untuk melaksanakan strategi pengelolaan aset investasi, Jasindo secara konsisten menerapkan Liability Driven Investment (LDI).
“Tujuannya tentu dalam rangka kelola investasi,” sebutnya.
Hal tersebut kata Diwe, bertujuan untuk menjaga kesesuaian antara durasi liabilitas dengan durasi aset investasi.
Dengan demikian, penerapan LDI harus memastikan kondisi perusahaan mampu memenuhi liabilitas yang ada di masa mendatang.
“Sehingga penerapannya membawa dampak positif,” paparnya.
Optimalisasi yield investasi perusahaan tambah Diwe akan menjadi bagian dari strategi menjaga kondisi perusahaan.
SUN seri FR0105 menawarkan tenor 40 tahun dengan nilai mencapai 6,930% dan kupon 6,875%.
Tenggat waktu yang diberikan sampai pada 15 Juli 2064.
Jadi Instrumen Obligasi Negara
SUN yang tengah dipasarkan di dunia domestik merupakan instrumen obligasi negara.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mengungkapkan, SUN memiliki tenor terpanjang selama penawaran di pasar domestik.
SUN diterbitkan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan nomor 51/PMK.08/2019 tentang Penjualan SUN Dengan Cara Private Placement.
Penerbitan SUN diharapkan dapat dilaksanakan melalui mekanisme lelang secara reguler
Direktur Surat Utang Negara DJPPR Deni Ridwan dalam keterangannya di Jakarta baru-baru ini mengatakan, SUN diterbitkan untuk diperdagangkan.
:Dengan tingkat kupon sebesar 6,875 persen tetap (fixed rate) per tahun,” kata Ridwan.
Imbal hasilnya sebut Ridwan mencapai imbal hasil atau yield sebesar 6,930 persen.
Ridwan menjelaskan, jatuh tempo SUN jatuh pada tanggal 15 Juli 2064.
Penerbitan SUN dinilai sebagai langkah strategis dalam mendukung pertumbuhan industri.
“Ini merupakan bagian integral dari upaya pemerintah dalam pendalaman pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik,” nilainya.
Secara khusus sambung Ridwan, bertujuan mendukung pertumbuhan industri dana pensiun dan asuransi melalui mekanisme instrumen investasi jangka panjang dengan tingkat risiko yang terukur.
“Jadi, SUN ini diharapkan mendorong industri untuk bangkit dan memperkuat fondasi ekonomi nasional,” pungkasnya.
Sekilas Tentang SUN
SUN atau lebih dikenal sebagai SUrat Utang Negara.
SUN ini merupakan surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing.
Keberadaannya dijamin pembayaran dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia sesuai dengan masa berlakunya.