Site icon Dunia Fintech

Pemula Wajib Tahu Ciri-ciri Saham Gorengan biar Tidak Rugi

Rekomendasi Saham 10 Desember 2020,

Saham gorengan biasanya sering menjadi masalah bagi investor pemula atau investor baru. Mereka sering rugi karenanya. Mari kita ketahui ciri-ciri saham gorengan tersebut supaya kamu tidak rugi.

Bagi para investor, istilah saham gorengan pasti sudah tidak asing lagi terdengar. Mungkin, bagi sebagian orang, saham gorengan bahkan terkadang bisa memberikan untung yang lumayan. Namun demikian, saham gorengan ini juga suka bikin tekor para investor, lho.

Nah, buat kamu para investor pemula, lebih baik jangan sekali-kali mencoba mencicipi saham gorengan ini. Terutama jika kamu belum mengetahui info dan ciri-ciri jenis saham gorengan ini.

Baca Juga : Apa Bedanya Bank Syariah dengan Bank Biasa?

Baca Juga : LFLO Resmi Melantai di Bursa, Apakah Bagus untuk Dikoleksi?

Berikut ini, Duniafintech paparkan ciri-ciri saham gorengan.

Harga saham gorengan sulit diprediksi

Saham gorengan sering kali memberikan kejutan bagi investor. Sebab, saham-saham yang masuk kategori saham gorengan harganya sering kali mendadak naik dan juga tiba-tiba turun.

Kita ambil contoh, harga saham emiten R yang yang seharga seharga Rp100 per lembar saham. Tapi, suatu waktu, tiba-tiba saham tersebut naik menjadi Rp 400 per lembar saham. Setelah itu, tiba-tiba harganya akan terperosok menjadi Rp50 per lembar saham. Begitu seterusnya.

Saham emiten R di atas termasuk ke dalam saham gorengan. Pasalnya, pergerakan harganya terbilang tidak wajar dengan harga saham yang bergerak naik dan turun dalam waktu yang singkat.

Kadang harga pasaran saham menurun hanya untuk menarik para investor agar membeli. Pilihannya harga saham dapat meroket atau bahkan merosot. Hal inilah yang seharusnya dapat terhindarkan oleh para investor yang berencana membeli saham gorengan.

Saham gorengan hanya berdasarkan rumor

Isu atau rumor saham sebuah emiten sering kali terjadi untuk menggerakan harga saham. Sebagai contoh, beredar isu bahwa emiten A berencana mengakuisisi perusahaan lain. Padahal info tersebut hanyalah gosip atau rumor belaka.

investor sebagai mengibaratkannya lampu hijau untuk menyerok saham emiten. Sehingga para investor khususnya ritel tertarik untuk membeli saham A tersebut. Isu tersebut sengaja terhembuskan agar pergerakan saham A yang sebelumnya tidak mendapatkan perhatian dan akan menjadi laku.

Meski begitu, tidak semua isu itu hanya sebatas rumor semata. Terkadang, isu perusahaan yang berencana ekspansi itu malah benar adanya. Sehingga dampak pada harga saham perusahaan akan meningkat dengan signifikan.

Jumlah saham gorengan dan harganya cenderung kecil

Saham gorengan biasanya juga saham emiten berkapitalisasi kecil. Sebagai contoh, nilai kapitalisasi saham emiten B mencapai Rp100 miliar. Nilai tersebut lebih rendah dari pada emiten lain yang mencapai di atas Rp1 trililun.

Kapitalisasi pasar merupakan jumlah saham sebuah emiten yang beredar dikalikan dengan harga saham perusahaan tersebut. Misalnya, saham yang beredar emitem B mencapai 1.000.000.000 lembar. Harganya Rp100 per lembar saham. Artinya, 1.000.000.000 lembar x Rp100= Rp100 miliar.

Para analis mengategorikan emiten mana saja yang berkapitalisasi pasar besar, menengah dan kecil. Untuk emiten berkapitalisasi besar nilainya di atas Rp4 triliun. Emiten berkapitalisasi menengah Rp2 triliun hingga Rp4 triliun. Sedangkan untuk emiten berkapitalisasi kecil nilainya hanya di bawah Rp1 triliun.

Saham-saham yang berkapitalisasi pasar kecil ini kerap menjadi sasaran untuk digoreng menjadi saham yang bisa dijual belikan dengan tujuan mengeruk keuntungan sesaat.

Saham gorengan tidak likuid

Saham gorengan biasanya juga tidak likuid atau jarang. Beda dengan saham-saham lain yang setiap harinya aktif. Nah, saham yang jarang dilirik ini sering dibidik untuk dijadikan saham gorengan.

Kalau saham-saham yang tidak likuid ini digoreng, secara otomatis harganya akan langsung naik. Karena itu pula, para investor terutama ritel langsung tertarik untuk melakukan aksi jual beli saham tersebut.

Perusahaan saham gorengan sering bermasalah

Ciri-ciri saham gorengan yang sering diperdagangkan di BEI tak terlepas dari kinerja perusahaan atau emitennya. Misalnya emiten C sering disuspensi atau dihukum,  dan otoritas bursa meminta perusahaan tidak memperdagangkan sahamnya.

Emiten tersebut misalnya ketahuan memperdagangkan saham dengan harga yang tidak wajar. Masalah lain, perusahaan yang dilirik untuk digoreng biasanya sedang terlilit utang serius. Atau, bisa juga perusahaan tersebut jarang terbuka kepada otoritas bursa atau publik sehingga merugikan investor.

Apabila perusahaan tersebut bermasalah, maka sahamnya juga tidak akan bagus untuk dibeli. Perusahaan bermasalah inilah yang sering kali digoreng oleh orang-orang tak bertanggung jawab agar sahamnya kembali aktif dan menghasilkan uang. Sebagai investor yang baik atau pemula, ada baiknya kamu bijaksana dalam memilih saham yang akan kamu investasi.

Nah, itulah beberapa ciri-ciri saham gorengan yang bisa jadi akan menjebak kamu suatu hari. Agar tidak boncos atau rugi, penting bagi kamu untuk mengenali ciri-ciri dan karakteristik suatu saham sebelum kamu membelinya.

Penulis : kontributor

Editor : Gemal A.N. Panggabean

Exit mobile version