Site icon Dunia Fintech

Pendapatan Premi Asuransi hingga Oktober 2021 Capai Rp231,62 Triliun 

Asuransi yang Bermasalah

JAKARTA, duniafintech.com – Kepala Bagian Pengawasan Asuransi Umum dan Reasuransi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muhammad Ridwan menyebutkan bahwa meskipun secara keseluruhan industri keuangan nonbank (IKNB) terdampak pandemi Covid-19, namun industri ini masih mampu tumbuh di 2021.

Salah satu sektor IKNB yang mencatatkan pertumbuhan di tengah pandemi Covid-19 ini adalah industri asuransi komersial. Tercatat hingga November 2021, pendapatan total premi asuransi komersial dapat tumbuh menjadi Rp231,63 triliun hingga Oktober 2021.

Nilai premi asuransi pada tahun ini meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp270,77 triliun.

“Sumbangsih dari industri ini sangat-sangat besar dan sangat dirasakan oleh masyarakat. Bagaimana industri ini bisa menyediakan produk-produk yang kemudian dibutuhkan dalam kehidupan kesehariannya,” katanya dalam webinar, Kamis (23/12).

Tak hanya pendapatan premi yang meningkat, total klaim asuransi komersial hingga Oktober 2021 juga mengalami pertumbuhan. Tercatat, hingga Oktober 2021 klaim asuransi telah dilakukan sebesar Rp162,93 triliun, lebih tinggi dari Oktober 2019 yang sebesar Rp160,74 triliun.

Sedangkan, jika dilihat pada bulan Oktober saja pendapatan premi asuransi komersial adalah sebesar Rp10,85 triliun atau tumbuh sebesar 4,92% secara tahunan (yoy). Sementara, klaimnya tercatat sebesar Rp2,19 triliun atau tumbuh 1,36% (yoy).

Adapun, berdasarkan data yang dipaparkan Ridwan, aset asuransi secara umum mengalami peningkatan di tahun ini. Tercatat, aset asuransi mencapai Rp966,41 triliun hingga Oktober 2021. Di mana total pendapatan premi asuransi mencapai Rp360,2 triliun.

“Premi yang diterima dari masyarakat tersebut bisa ditempatkan dalam instrumen investasi yang saat ini sebenarnya cukup banyak ditempatkan di dalam reksa dana, surat berharga negara (SBN), maupun deposito,” ujarnya.

Selain itu, kontribusi industri asuransi terhadap pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) nasional juga terus tumbuh. Terlihat dari penetrasi asuransi yang meningkat di bulan Oktober menjadi 3,14% dengan densitas sebesar Rp1.799.049.

“Bahwasanya kita melihat industri ini tetap menjadi tulang punggung sektor IKNB bagaimana produk-produknya tetap dibutuhkan oleh masyarakat khususnya dalam rangka memberikan proteksi kepada tenaga kerja maupun dunia usaha,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 2A, OJK Ahmad Nasrullah menyebutkan, saat ini minat masyarakat terhadap sektor asuransi masih cukup rendah dibandingkan negara lain di ASEAN.

Namun demikian, ke depan dia optimis bahwa industri ini akan tumbuh lebih tinggi lagi, mengingat kesadaran masyarakat akan pentingnya berasuransi yang mulai meningkat.

“Dari indikator tersebut kami cukup optimis prospek kita masih semakin baik ke depan, apalagi kalau kita ketahui bersama angka penetrasi maupun densitas di negara kita ini masih relatif kecil dibandingkan negara-negara lainnya. Bahkan di ASEAN kita termasuk yang masih kecil angka penetrasinya,” ujarnya.

Penulis: Nanda Aria

Editor: Anju Mahendra

Exit mobile version