Site icon Dunia Fintech

VENEZUELA MENGANDALKAN BITCOIN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN HIDUP

VENEZUELA MENGANDALKAN BITCOIN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN HIDUP

duniafintech.com – Bagi sebagian besar rakyat Venezuela, Bitcoin tidak hanya sebagai sebuah jaringan keuangan atau metode investasi belaka, tapi faktanya Bitcoin bagi mereka adalah alat untuk bertahan hidup yang sangat penting dalam membantu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Teknologi Bitcoin yang bersifat desentralisasi, dan protokol Bitcoin yang aman dan tidak diatur oleh lembaga keuangan manapun, membuat para penggunanya memiliki hak sepenuhnya untuk bertanggung-jawab dalam mengelola kegiatan keuangan mereka. Bagi penduduk Venezuela, tidak memiliki rekening di bank merupakan keadaan yang menguntungkan. Terutama di daerah underbanked, Bitcoin dianggap sebagai platform yang berguna untuk memfasilitasi transaksi pembayaran dengan lebih efisien karena memungkinkan banyak orang mendapatkan dompet Bitcoin dan bisa segera bertransaksi dengan Bitcoin yang mereka miliki.

Warga di negara-negara seperti Venezuela sedang berjuang untuk bisa memiliki rekening bank dan memanfaatkan jasa keuangan, baik untuk menerima atau mengirimkan uang dari dan ke luar negeri. Meskipun pada kenyataannya memiliki rekening bank di Venezuela saat ini tidak terlalu signifikan berguna dalam jangka panjang karena uang tunai yang dicetak oleh pemerintah akan dianggap tidak berharga dalam periode beberapa bulan saja. Apalagi saat ini Venezuela sedang berada dalam situasi krisis kontrol modal yang ketat dan tarif hiperinflasi akibat memburuknya kondisi ekonomi dan keuangan negara. Oleh karena itu setiap warganya berupaya mati-matian untuk mendapatkan kebutuhan dasar mereka seperti makanan, obat-obatan, dan pakaian demi mencegah anggota keluarga mereka mengalami kematian karena kelaparan, dehidrasi, dan menderita sakit.

Hiperinflasi dan krisis keuangan di Venezuela memburuk setelah pemerintah Venezuela merilis uang kertas 100-bolivar baru pada pertengahan Desember 2016. Bersumber dari NY Times yang mengemukakan bahwa pemerintah mengumumkan dalam waktu 72 jam semua uang kertas 100-bolivar, dimana lebih tiga perempat dari semua uang tunai yang beredar tidak akan bernilai apa-apa. Pada saat itu warga yang gagal untuk mendapatkan layanan perbankan merasa hampir tidak ada pilihan lain selain melihat tumpukan uang tunai mereka menjadi tidak berharga seiring waktu berlalu. Dalam waktu 72 jam, media barat mulai menyiarkan kemarahan masyarakat Venezuela dan adanya aksi membakar uang tunai sebagai simbol untuk memprotes ketidakmampuan pemerintah. Penduduk lokal termasuk Alvaro mulai mencari alat bantu keungan alternatif selain uang tunai dan logam mulia karena kedua aset tersebut sedang dibatasi dan dikontrol oleh pemerintah. Para pejabat negara di Venezuela dan polisi menyita emas dan USD untuk memastikan para pemilik modal tidak meninggalkan negara itu.

Berangkat dari situasi tersebut, sebagian besar penduduk Venezuela mulai berpaling ke Bitcoin untuk menghindari intervensi pemerintah dan regulasi yang ada seperti yang berlaku untuk mata uang kertas yang beredar tidak akan terjadi pada Bitcoin. Di bursa lokal  Surbitcoin dan BitInka, masyarakat Venezuela bisa membeli Bitcoin dan membeli makanan dari platform online seperti Amazon untuk memberi makan keluarga mereka. Di samping itu jumlah orang yang ikut melakukan pertambangan Bitcoin demi mendapatkan mata uang digital tersebut juga mengalami peningkatan. Alvaro menegaskan bahwa Bitcoin pada akhirnya menjadi penyelamat bagi rakyat Venezuela seperti dirinya, membuat banyak orang tetap memutuskan untuk tetap tinggal di negara yang indah seperti Venezuela, dan tetap melanjutkan perjuangan untuk bertahan hidup tanpa menyerah dalam rangka mendorong maju tanah air mereka.

Written by : Sintha Rosse

 

Exit mobile version