DuniaFintech.com – Penelitian yang dilakukan Kaspersky terhadap 8.000 pekerja Usaha Kecil Menengah di berbagai industri telah menyebutkan bahwa sebanyak 74% atau setara dengan tiga per empat pekerja tidak ingin kembali ke cara kerja 9 to 5 seperti saat sebelum pandemi COVID-19.
Ketimbang memilih sistem kerja 9 to 5, seluruh pekerja di berbagai belahan dunia ingin menciptakan rencana bisnis yang lebih sesuai di masa depan. Beberapa di antaranya hanya ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang yang dicintai (47%), menghemat uang (41%) dan bekerja dari jarak jauh (32%).
Alexander Moiseev, Chief Business Officer Kaspersky mengatakan bahwa pandemi COVID-19 mengubah stigma para pekerja, selain menghadirkan transisi dari gaya hidup, salah satunya pemanfaatan teknologi.
“Apa yang sekarang kami lihat adalah karyawan memanfaatkan teknologi untuk memiliki masa depan baru, dan secara aktif merangkul perubahan dalam mengejar kebebasan dan fleksibilitas yang lebih besar,”
“Perusahaan sekarang memiliki mandat untuk menyesuaikan dan merombak tempat kerja modern menjadi sesuatu yang lebih produktif, berkelanjutan dan mudah dibentuk,”
Di satu sisi, ketika dihadapkan dengan kerja jarak jauh yang masif, pimpinan perusaaan harus cepat beradaptasi demi menjaga bisnis tetap terkendali. Sementara para karyawan menggunakan momen ini sebagai kesempatan untuk melihat prioritas mereka dalam bekerja. Para pekerja kembali merencanakan masa depan yang sangat penting bagi mereka.
Baca juga:
- Aplikasi Paling Recommended untuk WFH, Terbukti Memudahkan Anda Bekerja
- Deretan Teknologi Ini Buat Anda Semakin Nyaman Dirumah Saat WFH
- Checkout Sekarang! Zalora Gandeng OVO Untuk Pembayaran
Alasan Pegawai Enggan Kembali Kerja 9 to 5
Kendati ingin mendapatkan suasana yang tidak kaku dan bebas dari rutinitas pekerjaan yang menjerat, para karyawan memikirkan kembali hal-hal normal berikutnya untuk bekerja. Dengan adanya kerja jarak jauh, para pekerja menjunjung budaya kerja yang lebih gesit, akomodatif dan manusiawi.
Lebih merinci lagi, hampir 39% ingin meninggalkan sistem bekerja 9 to 5. Angka tersebut mendapatkan jumlah lebih besar untuk pekera yang berusia 25-34 yakni sebanyak 44%. Hal ini mengindikasikan bahwa tren tersebut sedang berkembang. Semntara sekitar sepertiga atau 32% pekerja ingin mengakhiri sistem bekerja lima hari dalam seminggu.
Penelitian juga menyebut sebanyak 32% karyawan melihat bahwa sistem bekerja jarak jauh menjadi manfaat terbesar ketiga yang muncul sebagai dampak dari pandemi. Sedangkan yang lain mengklaim bahwa mereka dapat menghabiskan waktu bersama keluarga (47%) dan menghemat uang (41%).
DuniaFintech/Fauzan