Site icon Dunia Fintech

Diambil Alih Pertamina, Penerimaan Negara dari Blok Rokan Sebesar Rp9 Triliun di 2021

pertamina hulu rokan di blok rokan

JAKARTA, duniafintech.com – Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Jaffee A. Suardin menyampaikan bahwa PHR berhasil meningkatkan kinerja wilayah kerja (WK) Rokan atau Blok Rokan pasca alih kelola dan menyumbang pada penerimaan negara.

Dia menjelaskan, PHR WK Rokan menyumbangkan penerimaan negara sekitar Rp9 triliun untuk periode Agustus-Desember 2021. Kontribusi itu terdiri dari Rp 6,5 triliun Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Rp 2,5 triliun berupa pembayaran PPh, PPN, dan pajak daerah.

“Kontribusi ini merupakan wujud nyata dari manfaat langsung kehadiran operasi PHR kepada negara, daerah, dan masyarakat pasca alih kelola WK Rokan pada 9 Agustus 2021 lalu,” katanya dalam keterangannya, Jumat (25/3).

Dia bilang, industri hulu migas memiliki peran penting bagi penerimaan negara dan modal pembangunan. Tahun 2022 ini, PHR menargetkan pengeboran 400-500 sumur baru di WK Rokan dengan target produksi sekitar 180 ribu BOPD.

Untuk mencapai target tersebut, PHR akan terus menambah jumlah rig pengeboran menjadi setidaknya 23 rig. Selain berupaya meningkatkan penerimaan negara, PHR juga berkomitmen untuk terus meningkatkan porsi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk memperkuat komponen nasional.

“Saat ini TKDN di PHR mencapai lebih dari 60%,” ujarnya.

Sementara itu, peningkatan kinerja juga tercermin dari kenaikan tingkat produksi, biaya lifting yang makin rendah, peningkatan kegiatan pengeboran secara masif dan agresif, peningkatan keandalan fasilitas, dan tingkat efisiensi produksi yang terjaga.

Hanya dalam tempo kurang dari empat bulan, PHR juga berhasil menambah rig pengeboran dari sebelumnya 6 rig menjadi 19 rig dan rig kerja ulang (work over) dari sebelumnya 25 rig menjadi 29 rig.

Tak hanya memberikan manfaat secara langsung melalui penjualan minyak dan pajak, operasi PHR juga memberikan manfaat berganda (multiplier effect) lainnya seperti pemenuhan kebutuhan energi nasional.

Selain itu, PHR juga mendorong penciptaan lapangan kerja, peluang bisnis bagi pengusaha lokal, maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat. Operasional WK Rokan saat ini didukung lebih dari 25.000 pekerja, di mana sebagian besar di antaranya merupakan tenaga kerja lokal Riau.

Adapun, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, alih kelola Blok Rokan ke PT Pertamina ini jauh lebih matang dibandingkan alih kelola lainnya, sehingga tingkat produksi akan lebih terjaga.

“Belajar dari alih kelola di WK lain sebelumnya, persiapan Pertamina dalam alih kelola di WK Rokan jauh lebih banyak sehingga mampu menjaga bahkan meningkatkan produksi,” tutur Nicke.

Sejalan dengan itu, Subholding Upstream Pertamina mencanangkan program kerja yang jauh meningkat dibandingkan tahun lalu. Pada tahun 2022 ini, Subholding Upstream akan mengebor 813 sumur pengembangan. Dan 500 sumur di antaranya berada di WK Rokan. Sedangkan, tahun lalu Subholding Upstream mengebor 350 sumur.

WK Rokan memiliki peran strategis dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional. WK migas terbesar kedua di tanah air ini menyumbangkan sepertiga total produksi minyak Pertamina atau hampir seperempat produksi nasional dengan rata-rata produksi tahunan sekitar 160 ribu barel minyak per hari (BOPD) untuk periode September-Desember 2021.

Seluruh hasil lifting WK Rokan juga diperuntukkan untuk konsumsi kilang domestik Pertamina guna mendukung ketahanan energi nasional.

Penulis: Nanda Aria

Admin: Panji A Syuhada

Exit mobile version