duniafintech.com – Tingkat penetrasi penggunaan layanan keuangan digital atau financial technology (fintech) Indonesia diprediksi tumbuh dari 5% pada 2017 menjadi 15% pada 2018. Angka tersebut jauh lebih rendah dibanding dengan negara tetangga lainnya.
Menurut Perwakilan McKinsey and Company Indonesia Guillaume de Gantes menyatakan, Indonesia akan mengadopsi skema penetrasi layanan keuangan non bank di Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Jadi, masyarakat akan tetap menggunakan bank dan layanan keuangan non bank. Uang tunai juga masih akan digunakan meskipun secara signifikan akan beralih ke non tunai seperti di India.
Guillaume menambahkan, Indonesia memiliki potensi besar untuk meningkatkan penetrasi fintech. Sebab, dalam survei yang dilakukan pada 2017, pertumbuhan digitalisasi di Indonesia menjadi salah satu tercepat dari 17 negara.
Pertumbuhan fintech Indonesia juga didukung oleh pemain seperti Go-Pay, OVO, TCash dan lainnya dalam menjangkau masyarakat hingga ke daerah terpencil. Salah satu contoh daerah yang disoroti kali ini adalah kota Banjar.
Seperti yang dikabarkan pada tahun 2016, dari segi perekonomian peningkatan daya beli warga Kota Banjar masih jalan di tempat, bahkan disaat orang-orang Jakarta sudah gencar membicarakan fintech, warga Banjar justru masih berjuang melawan rentenir. Hal ini pun menjadi poin penting untuk intospeksi bersama negara Indonesia dan menatap prospek perekonomian Kota Banjar di tahun-tahun mendatang.
Mantan Walikota Banjar dua periode, H. Herman Sutrisno, mengatakan prospek ekonomi yang baik akan memberikan ekspektasi yang semakin baik pula. Upaya konkret Pemkot Banjar terus dan sedang dilakukan, begitu pula perluasaan dan pemerataan pertumbuhan pembangunan dikerjakan.
Salah satu bentuk strategi kota Banjar tahun lalu yang telah dilakukan dalam meningkatkan laju perekonomian terkait penetrasi fintech adalah dengan mensosialisasikan salah satu platform transportasi online. Platform transportasi online ini memanfaatkan fintech pembayaran berteknologi kode Quick Response (QR) yang sudah tidak asing lagi, yaitu Grab dengan pembayaran melalui OVO.
Gabungan Ojeg Kamtibmas Kota Banjar (Gokkab) mengadakan pertemuan dengan pengurus Persaudaraan Grab Banjar (PGB) Kota Banjar tersebut di aula Dinas Lingkungan Hidup.
Warga Banjar pun memberikan respon positif terhadap kegiatan tersebut, dan masuknya transportasi online yang semakin dipermudah dengan pembayaran berbasis fintech tersebut diharapkan dapat meningkatkan penetrasi fintech bahkan di daerah terpencil di Indonesia.
– Dinda Luvita –