Site icon Dunia Fintech

Penyaluran Kredit KlikA2C ke Sektor Produktif Capai Rp529,87 Miliar

penyaluran kredit klika2c

JAKARTA, duniafintech.com – Platform peer to peer (P2P) lending KlikA2C mencatat penyaluran pinjaman kepada sektor produktif telah mengalami peningkatan sebanyak delapan kali lipat dalam dua tahun terakhir, yaitu dari periode Januari-September 2019 hingga Januari-September 2021.

Dengan demikian, kata Chief Executive Officer (CEO) KlikA2C Djoemingin Budiono,  total penyaluran pinjaman sejak berdirinya perusahaan mencapai Rp 529,87 miliar kepada total 3.014 peminjam atau borrower dan outstanding pinjaman sebesar Rp86,65 miliar. 

“Capaian positif ini menghantarkan perusahaan untuk berhasil membukukan pertumbuhan bisnis yang positif, yakni rata-rata pertumbuhan setiap kuartal sebesar 11% selama 10 kuartal terakhir (quarterly CAGR 11%). Kami bersyukur perusahaan semakin tumbuh positif di tengah tantangan pandemi Covid-19, hal ini didukung fokus #KlikA2CHadirBersamaUMKM,” katanya dalam keterangannya saat dikutip, Kamis (25/11).

Dia mengungkapkan, KlikA2C memfokuskan pendanaan produktif tersebut untuk sektor otomotif, Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk petani, invoice financing, dan employee loan. Hal ini merupakan komitmen perusahaan untuk meningkatkan inklusi keuangan masyarakat.

“Fokus KlikA2C yakni untuk memperluas jangkauan pembiayaan ke UMKM, di mana 60% penduduk Indonesia belum memiliki akses keuangan. KlikA2C merangkul mitra dari berbagai sektor bidang usaha untuk bersama memajukan akses keuangan para pelaku UMKM.  Kami percaya bahwa inklusi keuangan dapat dibangun dengan semangat kemitraan,” ujarnya.

Selain itu, kinerja posisi perusahaan ini juga terlihat dari kualitas kredit yang terjaga dengan Tingkat Keberhasilan Bayar 90 hari (TKB 90) yang mencapai 99,54%. 

Showroom Mobil dan KUR Petani Jadi Penopang

Dia mengungkapkan, lonjakan penyaluran pembiayaan ini didukung oleh pinjaman modal kerja ke pemilik showroom mobil bekas yang naik lebih dari 15 kali lipat, dan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) ke petani yang naik lebih dari 4 kali lipat. 

Hal ini menunjukkan komitmen yang konsisten dari KlikA2C kepada sektor UMKM dan yang belum terakses lembaga keuangan khususnya perbankan. Adapun, Bank Indonesia (BI) mencatat sebanyak 91,3 juta masyarakat masih belum tersentuh layanan finansial atau perbankan (unbankable).

Ruda Mimbi, misalnya, yang merupakan salah satu pengguna KlikA2C dari showroom Mimbi Cars mengatakan sejak bergabung dengan KlikA2C, dirinya menikmati banyak kemudahan, usaha semakin berkembang dan yang lebih penting, merasa aman dan nyaman. 

“Proses pembiayaannya mudah, cepat, jadi kami leluasa untuk mengembangkan usaha karena merasa didukung penuh oleh KlikA2C,” ucap Ruda.

Tak hanya Ruda, manfaat yang sama juga dirasakan oleh Aziz, yang merupakan petani tembakau dari lereng gunung Perahu Jawa Tengah. 

Dia bilang, berkat KlikA2C dirinya dapat memperoleh kredit usaha untuk menanami lahannya dengan jagung akibat dari berakhirnya musim tembakau. Sehingga, lahannya bisa tetap produktif.

“KlikA2C sangat banyak membantu saya dalam pengajuan proses KUR dan cepat dalam mendapatkan modal untuk membeli bibit. Syarat-syaratnya pun sangat mudah, bisa dikirim melalui platform online. Staff KlikA2C juga ramah dan sangat sabar dalam menjelaskan,” ungkapnya.

Berubah Nama, Bawa Semangat Baru

Di samping itu, perusahaan pun mengumumkan perubahan nama platform, dari semula bernama KlikACC menjadi KlikA2C. Perubahan nama ini dipandang untuk memperkokoh komitmennya dalam meningkatkan pembiayaan ke sektor produktif UMKM.

Filosofinya, hanya dengan mengklik untuk memperoleh access to credit sehingga memperluas jangkauan perusahaan untuk memberikan akses kredit produktif UMKM.

Chief Operation Officer KlikA2C Bong Elysabet mengatakan, perubahan nama ini merupakan momentum perusahaan menuju pencapaian selanjutnya. Untuk itu pada kesempatan yang sama KlikA2C juga memperkenalkan aplikasi maupun website dengan tampilan yang baru.

Harapannya,  dengan adanya penyempurnaan identitas KlikA2C ini akan menjadi turning point bagi perusahaan untuk lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan di masa yang akan datang termasuk tantangan untuk turut memajukan industri fintech P2P lending nasional.

Bong bilang, KlikA2C menerapkan model bisnis dan tata kelola usaha yang sehat, terjaga dan memberikan manfaat bagi pihak borrower maupun lender dengan plafon pinjaman yang mencapai hingga Rp2 miliar.

“Kami menargetkan KlikA2C terus mempertahankan pertumbuhan yang solid dengan terus menjaga kualitas kredit,” ujar Bong.

Penyaluran Pembiayaan Fintech Lending Perlu Didukung

Adapun, pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Kuseryansyah mengungkapkan bahwa akumulasi penyaluran pinjaman hingga September 2021 mencapai Rp262,9 triliun atau meningkat 64% dari periode Januari 2021 sebesar Rp 159,5 triliun. 

Sedangkan, outstanding pinjaman fintech P2P lending mencapai Rp 27,48 triliun pada September 2021. Nilai tersebut naik 5,3% dibandingkan pada bulan sebelumnya yang sebesar Rp 26,09 triliun. 

TKB industri tercatat sebesar 98,10%. Adapun dari total dana tersebut, sebanyak 58,64% tersalurkan untuk pembiayaan sektor produktif.

“Industri fintech lending bertumbuh positif di tengah tantangan pandemi. Bahkan peranan para penyelenggara semakin meningkat untuk menyalurkan pembiayaan ke sektor produktif UMKM, termasuk KlikA2C ini,” ujar Kuseryansyah.

Dia pun mengungkapkan, AFPI mendukung setiap anggotanya untuk mencapai pertumbuhan bisnis yang positif agar dapat memajukan industri, sehingga memperkuat peran industri fintech lending dalam memperluas akses pembiayaan masyarakat underbanked dan underserved.

Penulis: Nanda Aria

Editor: Anju Mahendra

Exit mobile version