JAKARTA, duniafintech.com – CIO BlockTower Capital, Ari Paul mengecam analis atau peramal kripto Bitcoin dengan pseudonim PlanB melalui Twitter. Analis asal Belanda tersebut dituding melakukan ramalan, berupa analisis harga Bitcoin (BTC) yang absurd.
Paul menggambarkan PlanB sebagai versi Terra/IOTA/XRP di bidang prediksi BTC. Terra (LUNA), IOTA dan XRP merupakan aset kripto yang acapkali menghadapi tuduhan penipuan.
Melansir Blockchain Media, Minggu (29/5) PlanB mempopulerkan analisa model stock to flow (S2F) yang memprediksi harga BTC akan terus memanjat dikarenakan sifatnya yang semakin langka. Model ini menjadi terkenal di kalangan komunitas kripto.
Baca juga: Keluarga Ini Nekat Jual Habis Harta Demi Beli Bitcoin, Sekarang Malah Jadi OKB
Model S2F telah dikutip di acara CNBC, kanal berita bisnis terbesar di AS sehingga menarik lebih banyak penggemar. PlanB menjadi salah satu influencer Bitcoin terbesar di Twitter dengan 1,8 juta pengikut.
Peramal bitcoin tersebut menjadi bahan olokan setelah BTC gagal mencapai target harga US$100 ribu di akhir tahun 2021 menyusul all-time high US$69 ribu pada bulan November.
U Today melaporkan, PlanB berkata kegagalan mencapai harga US$100 ribu akan menganulir keabsahan model S2F. Kendati demikian, ia menarik kembali pertanyaan itu dan meyakinkan pengikutnya bahwa model S2F masih valid.
BTC menurun lebih rendah lagi di awal tahun 2022 dan sempat menyentuh US$25 ribu di bulan Mei menyusul kegagalan Terra (LUNA) yang mengguncang pasar aset kripto.
Dalam kondisi tersebut, PlanB tetap bersikeras model S2F masih berlaku. Ia mengklaim BTC sedang dalam perjalanan menuju US$500 ribu di akhir tahun 2025.
Baca juga: Walau Internet Langka, Republik Afrika Tengah Pakai Bitcoin Sebagai Alat Pembayaran yang Sah
Setelah menerima kecaman dari Paul, PlanB membela model analisanya dan mengklaim model tersebut tidak memperhitungkan peristiwa black swan, yakni peristiwa yang tak terduga dengan dampak besar.
Sebelumnya, PlanB turut dikecam William Lee dari Huobi Research. Lee berkata bahwa PlanB tidak memasukkan variabel perubahan makroekonomi ke dalam model ramalannya itu.
Menurut Lee, PlanB hanya memasukkan rasio stock to flow bulanan serta riwayat data harga BTC saat menyusul model tersebut tanpa mempertimbangkan dampak perubahan makro ekonomi.
PlanB dikenal memblokir pihak-pihak yang mengkritik model analisa S2F kendati model tersebut telah berulang kali terbukti tidak akurat. Sebab itu, Paul menyebut PlanB sebagai penipu dengan tujuan absurd.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Bitcoin: Pengertian, Harga hingga Cara Kerjanya
Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada