Site icon Dunia Fintech

Sebelum Berhutang, Kenali Dahulu Perbedaan Pinjaman Produktif dan Konsumtif

Perbedaan Pinjaman Produktif dan Konsumtif

Ilustrasi

DuniaFintech.com – Punya utang sebetulnya wajar-wajar saja, hanya saja jika porsi utang terlalu besar ketimbang pendapatan, tentunya hal ini dikhawatirkan akan membuat Anda makin sengsara, menjadi stress, bahkan ada juga yang sampai nekad berbuat kejahatan demi membayar utangnya atau yang ekstrim lagi yakni mengakhiri hidup karena tidak sanggup bayar utang. Maka dari itu, ada baiknya sebelum Anda mengajukan utang kenali perbedaan pinjaman produktif dan konsumtif.

Secara umum berdasarkan tujuan penggunaannya, pinjaman produktif yaitu utang yang bertujuan untuk mendapatkan manfaat finansial (keuntungan). Sebagai contoh, ketika Anda pinjam uang secara online dengan tujuan mendapatkan atau menambah modal usaha/bisnis, maka jenis utang yang Anda pinjam tersebut dikategorikan sebagai utang produktif.

Lain lagi dengan pinjaman konsumtif yaitu utang yang tujuan peminjamannya tidak memberikan manfaat finansial secara langsung untuk dapat melunasi utang tersebut.  Contoh saja, Anda mengajukan cicilan untuk membeli sebuah iPhone X, padahal smartphone yang Anda punya saat ini masih dalam kondisi bagus. pinjaman digunakan untuk pembelian yang bisa  dibilang tidak dapat mendatangkan manfaat finansial (keuntungan) secara langsung,

Inilah yang mengakibatkan munculnya sebuah fenomena di tengah masyarakat yakni “Yang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin miskin”? Hal ini benar adanya, karena adanya perbedaan perilaku antara yang kaya dan yang miskin dalam mengelola pinjaman. Umumnya, yang miskin senang berutang hanya untuk membeli liabilitas, seperti contohnya mobil mewah atau untuk berlibur ke luar negeri. Sedangkan yang kaya cenderung mengelola utang untuk membeli aset, seperti contohnya berinvestasi properti.

Baca Juga:

Hindari Pinjaman Konsumtif

Setelah kita mengetahui perbedaan pinjaman produktif dan konsumtif, tentunya Anda akan menghindari pinjaman konsumtif. Orang yang memiliki hutang bersifat produktif biasanya memiliki penghasilan tambahan untuk membayar cicilan hutang yang masih tersisa. Berbeda dengan yang memiliki hutang konsumtif cenderung lebih riskan terjerat piutang yang semakin bertambah. Maka dari itu, pikirkan terlebih dulu kira-kira apa manfaat yang bisa didapatkan dari barang atau jasa sebelum membelinya. Dan pastikan kita membeli barang hanya untuk kebutuhan, bukan dengan keinginan.

Sekarang Anda sudah lebih paham akan perbedaan pinjaman produktif dan konsumtif. Kesimpulannya, hanya Andalah yang dapat menentukan nilai barang/jasa yang dibeli. Jika kegunaannya tidak dimanfaatkan dengan baik dan bisa memberi pendapatan lebih, tentu berubah menjadi sesuatu yang konsumtif. Jika mampu mengubahnya menjadi ladang penghasilan, akan berubah menjadi sesuatu yang produktif. Jangan sampai terjerat di hutang yang konsumtif, ya!

(DuniaFintech/VidiaHapsari)

Exit mobile version