Site icon Dunia Fintech

Perkembangan Bitcoin dan Blockchain di Swaziland

Swaziland picture

duniafintech.com – Berada di tengah-tengah daratan Benua Afrika menjadikan Swaziland negara yang tidak memiliki pantai. Negara ini berbatasan dengan Mozambik di timur laut dan Afrika Selatan di utara, barat, dan selatan.

Swaziland merupakan negara berkembang dengan tingkat ekonomi rendah. Untuk memastikan ekonomi tetap stabil, fiat setempat lilangeni harus dipatokan nilainya ke rand milik Afrika Selatan. Mitra dagang utama negara ini adalah Amerika Serikat dan Eropa sementara lapangan kerja dalam negeri banyak bergantung pada sektor pertanian dan manufaktur.

Baca juga: 7 Perusahaan Fintech Korea Selatan Terbaik

Pada bulan April tahun 2018 lalu, raja negara ini secara resmi mengganti nama negara dari Kerajaan Swaziland menjadi Eswatini. Eswatini sendiri merupakan istilah umum dalam bahasa Swazi yang biasa digunakan penduduk setempat untuk menyebut nama negara.

Perkembangan Bitcoin di Swaziland

Sama seperti kebanyakan negara di Benua Afrika, pemerintahan negara ini tidak mematok aturan resmi mengenai peredaran Bitcoin dkk. Meski begitu pihak terkait yang terdiri dari perwakilan bank berbeda, regulator serta Otoritas Pendapatan Swaziland ikut mengangkat sejumlah kekhawatiran tentang Bitcoin. Meskipun begitu mereka tidak menyangkal bahwa mata uang kripto ini juga memiliki beberapa manfaat dan kelebihan.

Pada helatan Swaziland Economic Conference yang diadakan 2017 lalu, Bank Sentral Swaziland melalui gubernurnya Majozi Sithole menunjukkan dukungannya terhadap kripto aset di negara itu. Sithole juga menyebutkan bahwa regulator sedang melakukan riset internal tentang bagaimana kemungkinan pemanfaatan Bitcoin dkk bisa mereka lakukan.

“Mungkin tidak bijaksana untuk mengabaikan mata uang virtual, dan sebagai bank sentral kami ingin menerima dan mendukung inovasi. Jika ini adalah inovasi, kami tidak ingin menahannya. Kami ingin mempelajari lebih lanjut tentang hal itu,” ungkap Sithole.

CEO First National Bank Swaziland (FNB), Dennis Mbingo juga ikut memberikan dukungan. Dia menyebutkan kripto aset bukanlah teknologi yang bisa ditinggalkan. Selain popularitasnya, sifatnya yang tidak dikontrol oleh siapapun dan tidak diregulasi oleh siapapun adalah salah satu kelebihan yang bisa dimanfaatkan. Yang menjadi masalah paling besar saat ini adalah adalah pengetahuan warga negara ini yang masih kurang mengenai teknologi baru ini.

Baca juga: Fintech Square Tawarkan Gaji Insinyur Crypto dengan Bitcoin

Penduduk Swaziland yang ingin melakukan pertukaran atau trading kripto aset bisa melakukannya melalui beberapa platform yang beroperasi secara global. Platform-platform tersebut antara lain Paxful, Spectrocoin, Coindirect dan Localbitcoins.

Pelatihan Blockchain bagi Pegawai Bank Sentral Swaziland

Meski tidak mengatur regulasi mengenai kripto aset, pemerintah setempat ternyata tetap memanfaatkan dengan baik Blockchain, teknologi yang berada di belakangnya.

Pada bulan Juni 2017 lalu, Pimpinan Bank Sentral Swaziland mengundang The Blockchain Academy untuk melakukan pelatihan kepada 50 pegawainya. Tujuannya tentu saja untuk mengambil manfaat dari implementasi Blockchain bagi sistem keuangan dalam negeri.

Rekam jejak penggunaan teknologi Blockchain di Swaziland juga tercatat saat Britain Start Network bekerja sama dengan 42 lembaga sosial lain sepertiOxfam, Care International dan negara ini pada tahun 2017 lalu.

Banyak pihak masih menantikan bagaimana perkembangan kripto aset di Swaziland. Namun sejauh ini sudah ada langkah positif sehingga kita bisa berharap negara ini bisa menjadi negara selanjutnya yang ramah akan kripto.

-Dita Safitri-

 

Exit mobile version