Fazz Agen kembali hadir menyapa masyarakat lewat acara Grebek Pasar Beringharjo, sebuah inisiatif untuk mengedukasi pelaku usaha dan masyarakat sekitar tentang kemudahan transaksi digital menggunakan QRIS Fazz Agen. Acara ini digelar di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, dan dimeriahkan dengan berbagai hadiah menarik serta aktivitas seru bersama tim Fazz Agen.
Melalui kegiatan ini, Fazz Agen ingin menunjukkan bahwa siapa pun bisa bertransaksi digital dengan mudah, aman, dan cepat. Pengunjung dan pedagang pasar dapat langsung mendaftar sebagai pengguna Fazz Agen di lokasi acara, sekaligus mencoba langsung fitur QRIS Fazz Agen Scan Langsung Cair, di mana dana pembayaran masuk seketika tanpa menunggu proses settlement.
“Pasar tradisional punya peran penting dalam roda ekonomi lokal. Kami ingin membantu para pedagang di Yogyakarta, khususnya di Pasar Beringharjo, agar bisa beradaptasi dengan sistem pembayaran digital yang praktis dan menguntungkan,” ujar ujar Laras S.P., Product Marketing Manager Fazz Agen.
Selain edukasi penggunaan QRIS, pengunjung juga berkesempatan mendapatkan berbagai hadiah menarik selama persediaan masih ada. Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen Fazz Agen untuk memperluas literasi keuangan digital hingga ke lapisan masyarakat yang lebih luas, terutama pelaku UMKM dan pedagang pasar tradisional.
“Melalui kegiatan Grebek Pasar Beringharjo, kami ingin membuktikan bahwa teknologi keuangan bukan hanya milik kota besar, tapi juga bisa dirasakan manfaatnya oleh semua orang, dari pedagang kecil hingga pelaku usaha mikro,” tambah Laras kembali.
Acara ini juga menjadi bagian dari rangkaian roadshow Fazz Agen di berbagai kota di Indonesia, yang bertujuan meningkatkan adopsi QRIS dan mendukung transformasi digital sektor UMKM.
1. Kondisi UMKM Indonesia Saat Ini
UMKM masih menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia. Secara umum, kondisi UMKM saat ini ditandai oleh:
a. Kontribusi Besar pada Ekonomi
UMKM menyumbang lebih dari 60% PDB nasional.
Menyerap ±97% tenaga kerja Indonesia, sehingga sangat penting untuk stabilitas ekonomi dan sosial.
b. Tingkat Digitalisasi Meningkat, tetapi Belum Merata
Pandemi mempercepat adopsi digital, terutama penggunaan marketplace, media sosial, dan pembayaran digital.
Sekitar **40–50% UMKM sudah mulai memanfaatkan teknologi digital**, tetapi sebagian besar masih berada pada tahap dasar, misalnya hanya menggunakan media sosial untuk pemasaran.
UMKM di daerah non-perkotaan masih tertinggal dalam hal akses internet, literasi digital, dan infrastruktur.
c. Kendala Utama yang Masih Dihadapi
Akses permodalan terbatas karena banyak UMKM tidak memiliki rekam jejak keuangan formal.
Manajemen keuangan masih lemah, banyak yang belum memisahkan keuangan bisnis dan pribadi.
Akses pasar kurang optimal, terutama bagi UMKM tradisional yang belum go-digital.
Kapasitas SDM masih rendah**, terutama terkait literasi digital dan teknologi bisnis.
2. Kebutuhan UMKM terhadap Layanan Keuangan Digital
Layanan keuangan digital menjadi kebutuhan utama UMKM untuk tumbuh di era saat ini. Beberapa kebutuhan utama meliputi:
a. Akses Pembiayaan yang Lebih Mudah dan Cepat
UMKM membutuhkan:
* Pinjaman digital berbasis data transaksi (alternative credit scoring).
* Modal kerja fleksibel seperti paylater bisnis atau invoice financing.
* Suku bunga yang kompetitif dan proses pengajuan yang tidak rumit.
Digital lending membantu UMKM yang sebelumnya *unbanked* atau *underbanked* mendapatkan modal tanpa harus melalui proses panjang perbankan konvensional.
b. Sistem Pembayaran Digital dan POS (Point of Sale)
UMKM memerlukan:
QRIS, e-wallet, dan transfer bank instan untuk mempermudah pembayaran pelanggan.
Integrasi sistem POS untuk pencatatan otomatis dan laporan penjualan.
Hal ini membantu efisiensi, transparansi, dan meningkatkan kepercayaan konsumen.
c. Layanan Manajemen Keuangan Digital
Banyak UMKM membutuhkan:
* Aplikasi pembukuan otomatis.
* Dashboard laporan keuangan sederhana.
* Fitur pemisahan dana bisnis-pribadi.
Pembukuan digital penting untuk pengambilan keputusan dan sebagai syarat saat mengajukan pembiayaan.
d. Layanan Pengelolaan dan Keamanan Data
UMKM membutuhkan:
* Perlindungan data transaksi.
* Sistem yang mudah diintegrasikan dengan marketplace atau platform digital lain.
Kemampuan mengolah data membantu UMKM memahami pelanggan dan mengembangkan strategi bisnis.
e. Edukasi Literasi Digital Keuangan
Tidak hanya akses, UMKM juga membutuhkan:
* Pelatihan penggunaan aplikasi keuangan digital.
* Edukasi manajemen keuangan modern.
* Pendampingan berkelanjutan.
3. Kesimpulan
Kondisi UMKM Indonesia menunjukkan potensi besar tetapi juga tantangan signifikan, terutama dalam manajemen keuangan dan akses pembiayaan. Layanan keuangan digital kini menjadi kebutuhan penting untuk:
* meningkatkan akses modal,
* mempermudah transaksi,
* memperbaiki pencatatan keuangan,
* dan membantu UMKM masuk ke ekosistem ekonomi digital.
Dengan pemanfaatan teknologi yang tepat, UMKM dapat meningkatkan efisiensi, memperluas pasar, serta memperkuat daya saing di era digital.





